Selasa, 20 Oktober 2009

Sampah, masih Membelit Wilayah Tanjung

Kota Bima, Bimeks.-
Saat pemerintah daerah intens menyosialisasikan program hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan, ada saja oknum masyarakat tertentu yang membuang sampah di sembarang tempat. Padahal, sikap proaktif semua komponen masyarakat dalam menjaga masing-masing lingkungan akan menjamin kenyamanan untuk kehidupan yang bebas dari virus dan penyakit.
Lihat saja, di tepi pantai Kelurahan Tanjung Kota Bima. Tempat yang identik dengan keindahan lautnya, yang semestinya dilindungi dan dijaga kebersihannya, masih saja dijadikan tempat pembuangan akhir (TPA) segala macam kotoran. Tumpukan sampah-sampah berserakan. Limbah rumah tangga maupun limbah manusia tercecer dimana-mana. Tidak jelas darimana sumbernya.
Hanya saja, kata seorang warga Tanjung, limbah dan sampah itu tidak datang dari langit. Itu sudah pasti ulah tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Dihubungi Jumat (16/10) lalu, sumber itu menilai ada kecenderungan warga membuang sampah di tepi pantai itu dipengaruhi rendahnya kesadaran. Katanya, pernah suatu ketika pembersihan dilakukan atas inisiatif sendiri, tujuannya agar warga tersentuh nuraninya dengan tidak lagi membuang sampah. Namun, tidak ada respons baik dari warga lainnya.
Katanya, tidak satu pun bak penampung sampah yang lazim digunakan oleh warga sebagai TPA limbah rumah tangga. Fakta ini, diyakini sebagai pemicu tingginya pembuangan sampah di tepi pantai, karena tdk ada alternatif lain tempat membuangnya.
Disarankannya, pemerintah tanggap dengan sesegera mungkin merespons kebutuhan warga dan menempatkan bak sampah di tempat-tempat yang rawan, seperti di pantai Tanjung. Bak sampah di situ mutlak, supaya warga terbantu kesadarannya membuang sampah pada tempat semestinya. “Apalagi, kebanyakan warga maunya yang praktis-praktis saja, tidak mau pusing dan capek mencari tempat pembuangan. Lebih-lebih jika tempatnya jauh,” katanya.
Diakuinya, memang ada mobil petugas pengangkut sampah yang beroperasi. Namun, tidak efektif, “pasukan kuning” itu hanya menjangkau sampah warga yang rumahnya di pinggir jalan besar saja. Mereka yang tinggal di dalam gang-gang kecil, tidak terjangkau. “Ini kan masalah!” katanya.
Fakta ini diakui Lurah Tanjung, HA Madjid. Dia mengakui, permasalahan krusial di wilayah otoritasnya adalah masalah sampah. Warganya sadar kalau membuang sampah sembarang tempat akan memunculkan penyakit mematikan seperti malaria dan demam berdarah (DB). Tetapi, kenyataan ini tidak menyurutkan warga membuang sampah, malah semakin menjadi-jagi.
“Sejumlah upaya sosialisasi sudah sering dilakukan. Namun, tetap saja tidak teratasi, karena tidak ada tempat alternatif yang representatif buat menampung sampah warga,” katanya di kantor Kelurahan Tanjung.
Madjid menjelaskan, untuk meminimalisir masalah ini, perlu wadah khusus untuk menampung sampah. Dia berkoordinasi dengan pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bima agar menempatkan beberapa unit bak sampah sebagai solusi alternatif. Akan tetapi, sampai dengan sekarang, belum ada respons nyata. “Sekitar bulan Juli lalu sudah saya bertatap muka dengan pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kta, menyampaikan masalah sampah ini, namun sampai sekarang belum ada responsnya,” jelas Madjid.
Pihak Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bima, saat dikonfirmasi tentang hal ini, tidak berhasil ditemui, karena tidak berada di tempat. Dicoba dihubungi via telepon selulernya, gagal karena berada di luar jangkauan. (K07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar