Senin, 30 November 2009

Tabrakan di Wawo, Dua Nyawa Melayang

Bima, Bimeks.-
Kecelakaan lalulintas (Lakalantas) di dataran tinggi Wawo, kembali terjadi, Senin (30/11) sekitar pukul 16.30 Wita, di Wadu Panta Desa Kambilo. Peristiwa naas itu merenggut dua nyawa pengendara sepeda motor.
Dua korban itu adalah Bripka Nasaruddin (35 tahun), anggota Polres Kabupaten Bima dan Hendrianto (48 tahun), warga Pengot Baru (Jawa Timur), pengecer kayu sonokeling dan tinggal sementara di Lesu Desa Raba Kecamatan Wawo. Kedua korban sempat dilarikan ke Puskesmas Wawo, namun nyawanya tidak tertolong.
Jasad Bripka Nasaruddin sudah dijemput keluarganya di Desa Pesa, sedangkan jasad Hendrianto, hingga berita ini ditulis masih di Puskesmas Wawo karena belum ada pihak keluarga yang mengambilnya.
Tabrakan itu diduga antara kendaraan mobil Honda Jazz B 1498 NFF yang dikendarai Syamsurrizal (32 tahun) warga Kecamatan Sape dengan sepeda motor Supra X EA 4588 XC yang dikendarai korban Nasaruddin dan sepeda motor Prima L 3675 PH yang dikendarai korban Hendrianto.
“Saya sempat melihat sesaat dua pengendara sepeda motor melintas beriringan. Saya kaget saat posisi kendaraan sejajar, salah satu pengendara sepeda motor terpelanting pada kaca mobil dan terjatuh,” ujar Edy saksi mata di mobil Jazz, beberapa saat setelah kejadian di lokasi kejadian.
Namun, pengakuan Edy dibantah oleh beberapa warga di lokasi kejadian. Bahkan, Edy sempat beradu mulut dengan warga setempat.
Mereka menilai, penyataan Edy seakan menyalahkan pengendara sepeda motor, padahal beberapa meter sebelum tabrakan, mobil itu melintas dan mengambil badan jalan untuk kendaraan lain di sebelah kanan.
Akibat kejadian itu, bagian depan mobil Jazz hancur. Demikian juga dengan kaca depannya, sedangkan dua sepeda motor juga hancur, terutama velek dan sok depan bengkok, bebek dan kepalanya hancur.
Dua sepeda motor itu sudah diamankan anggota Sat Lantas Polresta Bima, sedangkan pengendara mobil mengamankan diri di Polsek Wawo. Hingga berita ini ditulis, mobil Jazz masih berada di lokasi kejadian karena tak bisa diderek.
Anggota Sat Lantas yang sedang olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) belum bisa dikonfirmasi berkaitan dengan peristiwa naas itu. Namun, Kapolsek Wawo, IPTU Ahmad HI dan anggota Polsek Wawo yang lebih awal berada di lokasi juga tak bisa menjelaskan kejadian itu.
“Meski kita berada di TKP (tempat kejadian perkara, Red), tetapi masalah ini sedang ditangani oleh Sat Lantas. Banyak maaf kita nggak bisa memberikan keterangan, silahkan tanyakan saja kepada anggota Sat Lantas,” ujar Polsek Wawo di TKP, Senin.
Bagaimana dengan Ernawati, istri Bripka Nasaruddin? Dia tak percaya dengan musibah yang menimpa suaminya. Apalagi, baru saja suaminya pamit ke sawah yang sedang digarapnya, sekaligus memberi makan kuda piaraannya.
Ibu tiga anak ini, seakan tak ingin berpisah dengan suaminya, sehingga tidak heran tidur berdampingan dengan jasad suaminya di rumah duka. Air matanya tak mampu dibendung dan sesekali menatap jasad suaminya.
Tadi malam, istri almarhum mendapat ucapan belasungkawa dari puluhan anggota Polres Kabupaten Bima dan beberapa keluarga pengemudi Jazz dari Kecamatan Sape. (BE.13)

Polresta Bima Lengkapi Berkas Kasus Tanah Roa

Kota Bima, Bimeks.-
Bagaimana kelanjutan kasus penipuan tanah roa (tanah kerajaan) yang diduga melibatkan anggota DPRD Kota Bima, Abdul Latif? Setelah sempat dikembalikan (P19) oleh pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba beberapa waktu lalu, Senin (30/11) Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Bima akan menyerahkan kembali berkas duta PAN itu kepada penyidik Kejaksaan.
Kepala Sat Reskrim Polresta Bima Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatmaja, SIK, mengakui beberapa waktu lalu berkas kasus tanah roa memang dikembalikan kepada penyidik Kepolisian karena beberapa kekurangan pemeriksaan, seperti keterangan saksi. Namun, saat ini berkas itu sudah dilengkapi dan dipastikan diserahkan kembali hari ini.
“Hanya kekurangan keterangan saksi saja dan itu sudah kita lengkapi, hari Senin kita limpahkan kembali,” ujar Yuyan di Sat Reskrim, Kamis (26/11).
Diakuinya, hingga rencana pelimpahan berkas, sudah 12 saksi yang diperiksa dalam kasus itu. Sebelumnya, Abdul Latif ditetapkan sebagai tersangka penipuan jual beli tanah roa setelah Kepolisian mengantungi ijin pemeriksaan dari Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), HM Zainul Majdi. Duta PAN itu tercatat, pernah diperiksa hingga dua kali dalam kasus itu. “Berkasnya rampung, mengenai putusannya dan kelanjutannya, itu bergantung lagi pada Kejaksaan,” katanya.
Sebelumnya pada bagian terpisah, meski sudah ditetapkan tersangka, Abdul Latif membantah keterlibatannya dalam kasus dugaan penipuan itu. Menurutnya, jual beli-tanah roa sudah sesuai dengan prosedur.
Seperti dilansir Bimeks, Pelaksana Tugas (Plt) Kejari Raba Bima, Dedy Irawan, SH, mengaku sudah menerima berkas kasus tanah roa, namun dikembalikan kepada penyidik Kepolisian (P19) karena belum lengkap keterangan saksi. (BE.17)

Realisasi PAD DTKP Kota Bima Lampaui Target

Kota Bima, Bimeks.-
Meski melalui berbagai hambatan di lapangan, semangat dan profesionalisme kinerja aparat Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) Kota Bima, tetap eksis mengemban tugas dan tanggungjawab. Mereka berupaya merealisasikan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bima tahun 2009.
Tahun ini realisasi penerimaan PAD DTKP Kota Bima telah melampaui target. Tercatat, hingga 25 November 2009, realisasinya mencapai 148,35 persen atau sebesar Rp287.929.480 dari target yang ditetapkan Pemkot Bima sebesar Rp194.085.000. Pencapaian itu suatu prestasi yang mesti diapresiasi, karena hasilnya sangat maksimal dan bisa jadi hanya dicapai oleh DTKP Kota Bima.
Kepala Bidang Perijinan dan Pengawasan DTKP Kota Bima, Drs Agus Suharly, menjelaskan, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, realisasi PAD khususnya retribusi ijin mendirikan bangunan (IMB) meningkat drastis dari target yang ditetapkan. Kenyataan itu menyusul meningkatnya kesadaran masyarakat dan investor membayar retribusi.
Disamping itu, katanya, meningkatnya semangat kerja dan disiplin petugas dalam melayani pengurusan IMB, serta konsistensi penertiban terhadap bangunan yang tidak mengantungi IMB dari DTKP. “Pencapaian ini berkat semangat dan kerja keras petugas yang tertib melayani dan menyosialisasikan pentingnya IMB sebelum membangun sesuatu,” ujar Agus di DTKP Kota Bima, Senin (30/11).
Diakuinya, total realisasi itu diperoleh dari tiga jenis retribusi yang menjadi objek penerimaan PAD, yaitu retribusi IMB, retribusi IMB KPT, dan retribusi lain-lain. Seluruhnya bersumber dari masyarakat, pengusaha, dan ijin reklame di Kota Bima. Retribusi IMB kantor dan sekolah milik pemerintah, tidak diketahui pasti berapa besarnya karena tidak ditangani DTKP Kota Bima. “Realisasi ini dari ijin bangunan pribadi masyarakat dan iklan perusahaan, tidak termasuk bangunan pemerintah,” katanya.
Disebutkannya, realisasi penerimaan retribusi IMB mencapai Rp223.954.325 atau 117,47 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp190.647.000. Kemudian, penerimaan retribusi IMB KPT, realisasinya sebesar Rp48.402.205 (25,38 persen). Realisasi penerimaan dari retribusi lain-lainnya adalah sebesar Rp3.662.950 (106,54 persen) dari target Rp3.438.000.
Agus mengatakan, saat ini DTKP terus berusaha merealisasikan retribusi penerimaan PAD hingga akhir tahun nanti. Pasalnya, hingga saat ini masih ada beberapa objek PAD yang belum direalisasikan. “Sampai akhir Desember 2009, kita optimalkan retribusi penerimaan PAD terealisasi hingga 300 juta atau peling tidak mencapai 150 persen dari target,” pungkasnya. (K07)

Ruang Tunggu Puskesmas Mpunda, Bocor

Kota Bima, Bimeks.-
Diguyur hujan sehari, ruang tunggu gedung baru Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Mpunda seluas 60 meter persegi bocor. Bangunan yang diserahterimakan empat bulan lalu itu ternyata tidak tahan air. Hal itu dibenarkan Kepala Puskesmas Mpunda, drg Budi Prabowo.
Tetapi, katanya, hingga saat ini pelayanan masih tetap berlangsung, hanya saja seluruh pasien merasa tidak nyaman karena nampak terlihat kotor.
Pantauan Bimeks, hingga Senin (30/11), masih terlihat tetesan air yang mengalir deras pada bagian atap ruang tunggu.
Budi mengaku pernah mengingatkan kepala tukang, Ahmad, sekitar Juli 2009 lalu agar berhati-hati mengecor beton. Banyak pengerjaan semacam itu dikeluhkan bocor. Tetapi saran itu dijamin Ahmad, bahwa kualitas pengerjaannya tidak diragukan lagi.
“Saya sudah ingatkan kepala tukang agar coranya harus bagus, karena saya menilai untuk pengerjaan semacam itu di Bima banyak dijumpai hal semacam ini,” ujarnya di Puskesmas Mpunda, Senin (30/11).
Katanya, kebocoran itu diduga cor tidak padat dan kemiringannya kurang. Selain itu, pengerjaan gedung baru untuk cor bagian ruang tunggu tidak dilapisi dengan water proof, sehingga baru diguyur hujan sekali semuanya bocor.
Mengenai pelaksana proyek itu, Budi tidak mengetahuinya, karena pengerjaan itu tanggungjawab Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima. Puskesmas hanya menempatinya saja sebagai pusat pelayanan. Dalam waktu dekat, segera melaporkan masalah itu pada Dikes untuk disampaikan pada pelaksana proyek agar secepat mungkin membenahinya. “Saya kira mungkin gedung itu masih dalam tahap perawatan,” ucapnya.
Nurjanah, pasien asal Kelurahan Penaraga, mengaku kesal dengan keadaan itu. Katanya, baru kali in melihat Puskesmas yang kotor di Kota Bima. Kondisi itu dinilainya tidak sehat. “Bukannya kami datang berobat, tapi malah disuguhi penyakit,” ujarnya.
Selain itu, dia menyorot kualitas pengerjaan bangunan itu yang tidak seharusnya berkualitas rendah. “Saya berharap agar para pelaksana proyek tidak mengambil keuntungan yang lebih besar, sehingga kualitas bangunan tidak bagus,” harapnya. (K02)

Survai PAN, Ferry dan ZAMAN Unggul

Bima, Bimeks.-
Hasil survai lapangan Panitia Penjaringan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST dan pasangan Zainul-Usman (ZAMAN) unggul dalam perolehan poin. Hasil survai itu diperoleh di empat kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar, yakni Sape, Bolo, Woha, dan Belo.
Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Penjaringan DPD PAN Kabupaten Bima, Syarif Ahmad, MSi, Senin (30/11). Menyusul nama lainnya, H Achmad H Abbas, Ady Mahyudi, H Najamudin, dan lainnya. Meski demikian, hasil survai pada tempat kecamatan itu belum menentukan dua figur di atas akan terpilih.
Persoalannya, kata Syarif, masih ada penilaian lain dari tahapan penjaringan di PAN dan nanti akan diaklumulasikan. Seperti hasil penyampaian visi dan misi sebelumnya. “Kami juga masih akan melakukan survai pada semua kecamatan,” katanya pada Bimeks via handphone (HP).
Syarif kembali menegaskan tidak ada figur yang telah mendapat dukungan resmi dari PAN. Penegasan itu disampaikannya menyusul maraknya klaim figur mendapat dukungan PAN. “Kami tetap konsisten dengan mekanisme di PAN. Tidak ada yang diistimewakan dalam penjaringan ini, semua memiliki peluang sama,” ungkapnya.
Kemungkinan, kata dia, rapat untuk memutuskan hasil penjaringan Rabu (2/12). Dari sembilan figur, akan dikerucutkan menjadi lima saja. (BE.16)

Penumpang Perahu Wisata, Sepi

Kota Bima, Bimeks.-
Beberapa pengelola perahu wisata yang beroperasi sekitar Pantai Lawata, Wadu Mbolo Kota Bima, dan pantai Kalaki Kabupaten Bima, mengeluhkan jumlah pengunjung yang sepi. Masih sedikit yang memanfaatkan kendaraan laut, seperti motor boat.
Pantauan Bimeks, dua hari setelah shalat Idul Adha, pantai Lawata dan sekitar Jenamawa Wadu Mbolo tetap ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati suasana pantai. Tidak heran banyak keluarga yang memanfaatkan bibir pantai untuk membakar ayam, ikan, dan menceburkan diri bersama keluarga di laut.
Ada yang menggunakan ban mobil dengan banyaran bervariasi sekitar Rp2.500 hingga Rp5.000/sekali pakai, bergantung besar kecilnya ban, jasa canon, dan lainnya.
Demikian juga ada yang memanfaatkan jasa perahu wisata untuk mengelilingi laut sekitar lokasi itu dengan bayaran dengan bayaran Rp2.000/penumpang. Namun, kali ini jumlah perahu yang beroperasi sekitar 13 hingga 16 unit boat.
“Kemungkinan dengan meningkatnya jumlah perahu, sehingga omzet pendapatan kami berkurang,” ujar pengemudi perahu wisata, Syamsudin, di Jenamawa Wadu Mbolo Kota Bima, Minggu (29/11).
Tahun lalu, katanya, jumlah perahu hanya lima hingga delapan saja, sehingga pendapatan bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp700 ribu/hari, tetapi pada lebaran Idul Fitri beberapa bulan lalu pendapatan masih lumayan sekitar Rp200 ribu hingga Rp400 ribu/hari. Tetapi, pada liburan pasca-lebaran menurun drastis. Paling tinggi setiap perahu hanya mendapat penghasilan sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu/hari saja.
“Saya kira bukan karena jumlah perahu bertambah saja, tetapi juga cuaca yang kurang bagus,” katanya.
Hal senada dikemukakan pengemudi perahu wisata di Wadu Mbolo dan Pantai Lawata, Ishaka, Umar, dan Sabit. Cuaca mendung dan hujan kurang menguntungkan perahu karena pengunjung berada dilokasi hanya sesaat dan pulang. Kecuali memang rombongan keluarga yang memang ingin menikmati suasana laut.
“Faktor cuaca ini memang tidak bisa dihindari karena memang saatnya memasuki musim hujan,” ujar Umar yang diamini rekan-rekannya.
Dia berharap, penataan tempat wisata perlu terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dan Kabupaten Bima. Seperti pantai Lawata kurang terawat dengan baik bahkan terkesan jorok. Padahal, banyak pegawai menganggur di kantor dan hanya menunggu gaji saja. “Kenapa tidak dikerahkan untuk menata lingkungan Lawata saja,” tuturnya. (BE.13)

Warga Mande Diingatkan Waspadai DBD

Kota Bima, Bimeks.-
Beberapa hari terakhir ini, Kota Bima terus diguyur hujan. Masyarakat diharapkan waspada terhadap demam berdarah dan penyakit lainnya seperti kolera dan diare. Kebersihan lingkungan adalah salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan. Berbeda dengan Kelurahan Mande. Saat ini, terlihat di sepanjang pelataran sungai sampah berserakan. Hal itu dikeluhkan warga setempat, Mahfud MT.
Dia prihatian dengan keadaan itu, saat ini bisa dikatakan pelataran sungai di Mande adalah sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) terbesar. “Saya sangat kuatir terhadap hal itu, apalagi sekarang musim hujan,” ujarnya di Mande Senin (30/11).
Katanya, untuk mencegah kemungkinan terburuk, masyarakat bersama pemerintah kelurahan beserta jajarannya tingkat RT/RW harus memiliki kesadaran penuh untuk membersihakannya. Jumlah mahasiswa yang banyak, bisa diajak membersihkan lingkungan. “Jangan sampai setelah jatuh korban baru menyesal, saya sangat anti hal itu,” ucapnya.
Warga lainnya mengaku gemas dengan jajaran kelurahan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), dan unsur RT/RW yang tidak melihat keadaan lingkungan yang kumuh. Seharusnya, mereka lebih peka terhadap berbagai hal, apalagi masalah kebersihan dan kesehatan.
“Mereka dipilih bukan untuk diam, tapi mereka harus tau dan melihat keadaan wilayah yang semakin hari semakin kotor, apalagi sekarang musim hujan,” ujar sumber itu di Mande.
Sumber itu berharap agar Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima aktif menyosialisasikan masalah kebersihan lingkungan dan dampak yang dihadapi. (K02)

Qurban, Media Perbaikan Mental dan Moral

Bima, Bimeks.-
Bupati Bima, H, Ferry Zulkarnain, ST, mengajak umat Islam agar penyembelihan  hewan qurban dijadikan sarana yang secara simultan mampu menuju pada perbaikan sikap mental dan moral. Selain itu, mampu meneguhkan hubungan silaturahim diantara sesama.
Makna lain dari qurban, katanya, membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai berqurban.
Hal itu dikatakan Bupati Ferry Zulkarnain di Kecamatan Madapangga untuk melaksanakan shalat Idul Adha di lapangan Dena. Saat itu, imam adalah H Abidin H Idris dan khatib Drs H Syatur H Ahmad.
Sebelum shalat, panitia setempat membacakan jumlah hewan qurban yang telah disumbangkan berbagai elemen masyarakat dan telah disalurkan pada sejumlah lokasi penyembelihan hewan qurban di Madapangga maupun dan seluruh wilayah Kabupaten Bima.
Kabag Humas dan Protokol Setda, Abdul Wahab, SH, menjelaskan khusus di Madapangga, jumlah hewan qurban yang disumbangkan berbagai elemen masyarakat sebanyak 130 ekor. Rinciannya 55 ekor sapi, 1 ekor kerbau, dan 74 ekor kambing. Penyumbang terbanyak adalah dari Yayasan Islam Turki sebanyak 40 ekor sapi. “Panitia mengaku, hewan-hewan qurban tersebut telah didistribusikan ke sejumlah desa di Madapangga,” katanya dalam pernyataan pers, kemarin.
Katanya, jumlah hewan qurban yang telah diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima ke seluruh pelosok sebanyak 59 ekor, 40 ekor sapi dan 19 ekor kambing.
Pada bagian lain, salam pesan Idul Adha yang dibacakan serentak di seluruh wilayah Kabupaten Bima itu, Bupati menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan tulus kepada semua pihak yang telah memberikan berbagai macam bantun untuk meringankan beban warga yang tertimpa musibah gempa bumi. Hingga saat ini, bantuan tersebut masih terus disalurkan dan berjalan paralel dengan penanganan perbaikan berbagai infrastruktur.
Katanya, berkat kebersamaan  semua pihak, anak-anak   kembali bersekolah di sekolah darurat yang telah dibangun. Demikian pula sarana kesehatan darurat di Ambalawi dan sejumlah infrastruktur publik maupun rumah warga. Peristiwa itu harus  dipandang sebagai teguran atau peringatan Allah. “Marilah kita jadikan peristiwa tersebut sebagai dasar untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, seraya tetap berdoa mudah-mudahan kita tetap diberikan kekuatan dan dijauhkan dari malapetaka dan bencana,” ajaknya.
Saat itu, Bupati Ferry meyakinan agar bangkit menyongsong hari depan yang lebih baik. Berbagai infrastruktur kesehatan, pendidikan, dan kepentingan publik lainnya yang rusak akibat gempa itu, segera dibangun. Dengan kebersamaan dan jalinan kerjasama harmonis semua pihak dan dukungan dana yang memadai, semua persoalan dapat  diselesaikan dengan cepat.
“Pemerintah daerah terus berupaya melobi dan mendekati pemerintah pusat untuk mendapatkan dana penanganan pascagempa, baik dana tanggap darurat maupun untuk kepentingan rehabilitasi dan rekonstruksi,” katanya. (K07)

Camat Woha Dikecam, Dinilai Acuhkan Wabup

Bima, Bimeks.-
Massa mengatasnamakan Komisi Nasional Pemilihan Umum Kepala Daerah Independen Kabupaten Bima, mengecam sikap Camat Woha, Drs Ruslan. Saat shalat Idul Adha di lapangan Garuda, Jumat (27/11) lalu, Ruslan dinilai mengacuhkan Wakil Bupati Bima, Drs Usman AK. Sikap itu dinilai massa tidak etis. Aksi protes pun mereka gelar di kantor Camat Woha, Senin (30/11) siang.
Menurut mereka, saat itu Usman AK duduk di shaf terdepan. Saat sambutan layaknya bawahan terhadap pimpinan, meminta ijin dahulu. Demikian juga dalam sambutannya, tidak menyebut Usman AK, hingga usai shalat Id pun tidak disalami.
Pemandangan itu, menurut wakil massa, tidak etis. Mereka menduga, Camat sengaja melakukannya lantaran Usman AK adalah bakal calon Wakil Bupati. Abdullah Kalate, penanggungjawab aksi, menilai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) seharusnya bersikap netral. Tidak berpihak pada calon tertentu dan memosisikan orang pada tempatnya.
Bagaimana dengan Camat Woha, Drs Ruslan? Dia mengaku apa yang terjadi saat shalat Idul Adha bukan kesengajaan, karena tidak mengetahui ada Wabup Usman AK di lokasi. Selain tidak ada protokoler yang menyampaikan kepadanya. “Persoalan ini jangan dibesar-besarkan,” harapnya.
Sementara itu, H Nur AK, yang hadir saat aksi berlangsung, menilai secara etika pemerintahan sikap camat salah. Apalagi, Usman AK sebagai Wakil Bupati Bima yang sah hingga saat ini.
Dia juga menyoroti perbedaan perlakuan PNS terhadap dua pucuk pimpinan. Bupati Bima H Ferry Zulkarnain ST, diperlakukan berbeda dengan Wabup. Sementara mereka dipilih bersama oleh rakyat, kenyataan itu dilihatnya dari stiker yang terpampang pada semua kendaraan dinas.
Katanya, foto Usman AK saja yang tidak ada. Padahal, pemerintahan ini tetap dibawah kendali Ferry-Usman. Bukan kekuasaan yang diberikan pada satu orang saja. Untuk itu diingatkannya agar PNS tetap menjaga netralitas.
Aksi itu pun mendapat penjagaan dari aparat Kepolisian. Usai menyampaikan aspirasinya, massa pun membubarkan diri. (BE.16)

Retribusi IMB dan Reklame akan Digenjot

Kota Bima, Bimeks.-
Untuk mengoptimalkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2010, Dinas Tata Kota dan Perumahan (DTKP) Kota Bima akan menggenjot retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Termasuk tarif ijin pemasangan reklame.
Kepala Bidang Perijinan dan Pengawasan DTKP Kota Bima, Drs Agus Suharly, Senin (30/11), menjelaskan tahun 2010, diisyaratkan akan ada revisi peraturan daerah (Perda) tentang ketentuan ijin pemasangan reklame. Diperkirakan, tarif ijin reklame akan naik 2-3 kali lipat dari tarif sebelumnya. Pasalnya, penghitungan tarif ijin reklame tahun 2010 mendatang akan disesuaikan dengan jenis dan ukuran reklame dan ditentukan oleh klasifikasi nilai strategis jalan. Berbeda dengan sebelumnya, tarif dasar diperhitungkan sebesar 1,5 persen dari nilai Rancangan Anggaran dan Biaya (RAB) reklame.
Menurutnya, PAD yang diperoleh Pemkot Bima dari kontribusi reklame, sangat rendah bila dibandingkan dengan kota lain, seperti Denpasar dan Mataram. “Setelah kita studi banding ke sana, ternyata kontribusi reklame kita sangat sedikit,” katanya.
Dijelaskannya, penyesuaian tarif reklame tahun depan sudah direncanakan berdasarkan pertimbangan keadaan ekonomi Kota Bima yang kelihatannya sudah layak disejajarkan dengan beberapa kota lainnya. Hal itu berdasarkan kenyataan, saat ini sejumlah perusahaan besar aktif dalam kegiatan pemasaran dan promosi di Kota Bima. “Saya optimis dengan adanya revisi Perda tarif reklame, PAD tahun 2010 akan mencapai lebih dari yang ditargetkan saat ini,” tandasnya. (K07)

Kasek SMPN 1 jadi Pemateri Seminar Nasional

Kota Bima, Bimeks.-
Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kota Bima, Abdul Karim, SPd, MPd, satu-satunya di Provinsi NTB yang mendapat kehormatan dari PNPTK Jakarta untuk menjadi penyaji atau pemateri pada seminar nasional “The Best Practisis in Study”. Seminar itu memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Rabu (25/11) lalu di Jakarta. Penunjukkan Karim karena prestasi dan karyanya untuk dunia pendidikan.
Selain SMPN 1 Kota Bima, SMAN 1 Magelang juga mendapat kehormatan tampil dihadapan 2.300 guru, pengawas, dan Kasek se-Indonesia.
Karim menambahkan, pemilihan penyaji itu didasarkan atas prestasi sekolah dalam berbagai ajang dan kreatifitas yang dilombakan. SMPN 1 Kota Bima masuk dalam finalis sekolah terbaik nasional. “Saya merasa terbebani dengan berbagai prestasi sekolah, sebab hal itu akan menuntut kinerja Kasek dan guru agar lebih maju lagi,” ujarnya di sekolah setemapat, Senin (30/11).
Mengenai prestasi siswa, dia mengaku konsep yang diterapkan untuk proses Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) harus menggunakan teknik pembelajaran inovatif. Hal itu didukung terobosan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) berteknologi tinggi dan saat ini SMPN 1 Kota Bima telah memiliki enam kelas RSBI.
Untuk memajukan sekolah dan mendongkrak minat belajar siswa, Karim berharap seluruh gurung bidang studi tidak terlalu ekstrim dalam pengajaran. Sebab, hingga saat ini masih ada siswa yang mengaku sekolah sama dengan penjara.
Betapa tidak, pergantian mata pelajaran dari jam ke jam dapat menurunkan stamina dan gairah belajar siswa, sehingga kualitas akhir tidak sesuai dengan tuntutan jaman yang berdaya saing. “Kalau terus diforsir, siswa pasti akan stres. Jadi guru harus dapat melihat secara psikologis perkembangan kemampuan belajar siswa,” pesannya.
Karim berharap, agar beberapa sekolah menengah di Kota Bima terus berpacu meningkatkan mutu pendidikan. Dia juga mengharapkan dukungan kuat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima berkaitan dengan pengembangan kemajuan mutu pendidikan. (K02)

Garis Putih yang Melintang itu...

Dompu, Bimeks.-
Kendati terjadinya gempa tidak ada yang bisa menduga, namun sebagian masyarakat Kabupaten Dompu masih percaya beberapa tanda alam. Seperti garis putih yang melintang diatas langit. Hal itu sudah beberapa kali dibuktikan oleh warga.
Selain itu, ditambah lagi tidak menentunya cuaca akhir-akhir ini dan ada munculnya garis putih yang melintang di atas tempat tinggal mereka. “Kita kuatir akan terjadi lagi gempa,” ujar Usman, warga Montabaru.
Apalagi, kata Usman, beberapa hari terakhir ini sering muncul garis putih yang melintang di atas tempat tinggal mereka, seperti yang terjadi pada Sabtu (28/11). Ada garis putih pada pagi hari dan setelah itu ada gempa kendati tidak begitu besar. “Biasanya jika ada garis putih yang melintang pasti ada gempa,” ujarnya.
Hal senada juga dikuatirkan warga Dompu lainnya yang mengakui setelah gempa yang terjadi Sabtu lalu, banyak warga yang ketakutan. Ada sebagian yang tidur di luar rumah karena takut ada gempa susulan. “Kalau di Kempo gempa itu sangat terasa sekali,” ujar Nasarullah yang kebetulan pada saat itu ada di Kempo.
Namun, sebagian masyarakat Dompu mengaku tidak merasakan gempa pada Sabtu lalu, sebagian merasakan guncangan kecil itu. Seperti yang diakui Arifudin, warga Kelurahan Karijawa.
Dia mengakui merasakan guncangan gempa saat itu kendati kecil. “Kita juga sempat kuatir terjadi gempa susulan,” ujarnya. Sesaat sebelum gempa itu, Bimeks sempat mengabadikan garis putih yang melintang di sekitar wilayah Dompu itu. (BE.15)

Bupati: Pemerintah tak Pernah Diam!

Bima, Bimeks.-
Suasana di wilayah desa Ngali dan Renda Kecamatan Belo berangsur-angsur pulih. Berbagai harapan agar konflik itu mereda muncul dari komponen masyarakat Bima. Konflik itu menjadi headline berita media cetak dan elektronik, serta menyedot perhatian berbagai pihak.
Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, mengakui kenyataan ‘daya pikat’ kasus warga dua bertetangga itu dalam sambutan shalat Idul Adha 1430 H yang dibacakan serentak di seluruh lokasi shalat. Katanya, beberapa kalangan, bahkan mengeluarkan pernyataan yang menyudutkan pemerintah daerah, karena tidak mampu menyelesaikan konflik yang terus berkepanjangan itu.
Ditegaskannya, seluruh jajaran pemerintah daerah tidak pernah diam dalam mendamaikan warga  Ngali dan Renda. Upaya Islah  sudah sering kali dilakukan, beriringan dengan pendekatan sosial, budaya, dan keagamaan. Namun semuanya belum membawa hasil maksimal mendamaikan kedua belah pihak.
Bupati Ferry berharap melalui operasi pemulihan keamanan dan ketertiban oleh aparat akan mampu menggugah kesadaran warga Ngali-Renda untuk saling memahami hakikat dan keberadaan masing-masing, sehingga dapat hidup rukun kembali.
“Karena secara jujur harus diakui, penyelesaian konflik Renda-Ngali berpulang pada kesadaran warganya untuk mengakhiri konflik,” katanya. (BE.13)
 

Burhanuddin Siap Dampingi Syaifurrahman Salman

Dompu, Bimeks.-
Setelah lebih dari 30 tahun berkarier dalam birokrasi di DKI Jakarta, Drs H Burhanuddin, MM, merasa terpanggil kembali melihat tanah kelahirannya. Sebuah niat tulus terbersit untuk bersama membangun Kabupaten Dompu. Dia mengaku telah menyiapkan segala sesuatunya, jika masuk dalam bursa kompetisi.
Pak Daeng A Landa, begitulah pria kelahiran Dompu 10 Februari 1955 ini akrap disapa. Ditemui usai mengikuti tes kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) Partai Kebangkitan Nahdatul Ummah (PKNU) di rumah makan Rinjani Dompu, dia menyatakan kesiapannya mendampingi Syaifurrahman Salman, SE, sebagai calon Wakil Bupati Dompu periode 2010-2015 mendatang. “Saya siap lahir dan batin mendampingi Syaifurrahman Salman,” kata putra ketiga M Amin Landa (alm) ini, kemarin.
Dia mengaku bertekad kembali ke Dompu untuk mencurahkan pengalamannya selama di birokrasi selama ini. Modal jaringan luas selama Jakarta adalah bekal untuk membangun daerah Dompu. Nah, sekaranglah saat yang tepat untuk mengekspresikan kemampuan dan pengalaman itu dalam aksi-aksi nyata untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Nggahi Rawi Pahu.
Ketua Cabang Persatuan Beladiri Kempo se- Indonesia (Perkemi) Tanggerang ini juga siap memberi yang terbaik untuk Dompu. “Saya sudah lama merantau dan terjun di dunia birokrasi, saatnya saya membangun kampung sendiri,” ujarnya.
Mengapa memilih mendampingi Syaifurrahman Salman? Semua ini tak lepas dari sosok calon incumbent itu. Dalam penilaiannya, sosok Syaifurrahman Salman adalah pemimpin penuh energik dengan semangat muda. Diyakininya, jika pengalamannya pada dunia birokrasi di rimba belantara Jakarta dipadukan dengan kemampuan kepemimpinan Syaifurrahman, akan terwujud pemerintahan yang baik.
Wakil Ketua Himas Dompu se-Jabotabek ini punya alasan memilih Syaifurrahman sebagai pasangan. Burhanudin memuji program pendidikan dan kesehatan gratis yang dicetuskan Syaifurrahman. Program itu benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat sehingga harus terus didukung atau dilanjutkan pada masa mendatang. Penyediaan pendidikan dan kesehatan gratis membantu masyarakat tak mampu menikmati hal-hal mendasar dalam kehidupannya.
Ditanya keberpihakannya pada rakyat, Burhanudin tegas menyatakan komitmen itu tak perlu diragukan lagi. Dia ingin terus berjarak dekat dengan rakyat dan memahami kebutuhannya. Salah satu contoh, dalam bidang pertanian akan memperhatikan kebutuhan mereka seperti ketersediaan pupuk.
Bagaimana sosok ini dalam pandangan pemuda Dompu? Rudi, warga Dompu, menilai Pak Daeng A. Landa, figur yang ramah dan berjiwa sosial. Selain itu, memiliki keluarga besar di Dompu.
Dia mendukung sepenuhnya, jika Burhanuddin berpasangan dengan Syaifurrahman. Burhanudin kenyang pengalaman birokrasi dan bakal menularkan konsep-konsep pemikiran cemerlangnya bagi daerah. (BE.16/adv)

Asyik Ber-HP, Labrak Tiga Motor

Dompu, Bimeks.-
Hati-hati saat mengendarai sepeda motor. Jika tidak, nyawa bisa terancam.Konsentrasi adalah kata kunci jika ingin aman. Soal konsentrasi inilah yang memicu kecelakaan menimpa Udin (15), asal Desa Soriutu Kecamatan Manggelewa Jumat (27/11) lalu.
Diduga, karena asyik berhandphone (HP) ria saat mengendarai sepeda motor, dia ketiban sial. Tiga sepeda motor yang diparkir di pinggir jalan, ditabraknya. Untungnya, tak ada korban jiwa dalam dalam peristiwa itu. “Karena keasyikan berbicara lewat HP, dia menabrak tiga sepeda motor,” ujar Aminah, warga Manggelewa.
Tentu saja kejadian di jalan lintas Sumbawa atau tepatnya depan SMAN 1 Manggelewa itu menyebabkan ketiga pemilik sepeda motor itu kaget. Mereka marah karena sepeda motornya rusak. Udin mengendarai sepeda motor Supra Fit EA 5747 L itu mengalami luka pada beberapa bagian tubuhnya. “Dia tidak sadar kalau sepeda motor yang dikemudikannya keluar jalur,” papar saksi mata lainnya.
Beberapa warga yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan kepada Udin dan mengantarnya ke Puskesmas setempat. Pemilik kendaraan yang rusak akibat ditabrak Udin juga ikut meninggalkan lokasi kecelakaan untuk menghindari berurusan dengan Kepolisian. “Anak tadi juga tidak sengaja,” ujar seorang pemilik sepeda motor.
Beberapa saksi mata lainnya mengakui selain membawa sepeda motor sambil berbicara lewat HP, diduga helm penutup remaja itu kaca depannya terjatuh menutupi wajahnya, sehingga tidak bisa meilihat jalan raya. Apalagi, saat itu hujan rintik-rintik. (BE.15)

Minggu, 29 November 2009

Masih Ada sebagian Umat Islam Terbawa Hawa Nafsu


Kota Bima, Bimeks.-
Berqurban adalah perintah Allah. Namun, hingga saat ini masih ada sebagian umat Islam yang masih ragu berqurban di jalan Allah. Masih banyak pula yang terbawa arus hawa nafsu, dihiasi angan-angan panjang ditambah tipuan syaitan. Demikian antara lain materi khutbah Idul Adha 1430 H yang disampaikan Drs H Jakariah HS, di lapangan Serasuba, Jumat lalu.
Saat itu, ribuan jamaah Idul Adha berbagai kelurahaan di Kota Bima memadati lokasi. Suasana shalat Id berlangsung khidmat. Imam shalat adalah Nurdin Mansyur, SSos, pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Husainy.
Saat khatib membacakan khutbah, sebagian jamaah tersentuh, terutama saat menyitir berbagai pelanggaran dan kemaksiatan yang terjadi.
Diingatkan Jakariah, bila nafsu telah menguasai pikiran, maka perbuatan tidak akan pernah sejalan dengan perintah Allah. Bila umat manusia terus mengedepankan hawa nafsu, pasti akan ditemukan beragam kemaksiatan, pelanggaran, dan kedurhakaan.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bima itu kembali mengingatkan jamaah pada kisah bersejarah Nabi Ibrahim AS bersama putranya Ismail yang begitu taat atas perintah Allah untuk berqurban. Cerminan dari peristiwa itu, merupakan tolok ukur bagi umat Islam saat ini, khususnya di Kota Bima.
Katanya, umat Islam harus merenungkan manisnya buah ketaatan yang dirasakan Nabi Ibrahim. Buah ketaqwaannya akan diganti oleh Allah dengan derajat surga paling tinggi. Hal itu semuanya dilakukan Ibrahim sebagai bentuk pengorbanannya kepada Allah SWT.
Selain itu, bentuk kemaksiatan juga dikupasnya, berkaitan dengan berbagai bencana yang melanda bangsa Indonesia dan Kota Bima.
Diakuinya, generasi muda Kota Bima memerlukan pengawasan dan pembinaan orang tua, agar kehidupannya tidak dikendalikan oleh hawa nafsu. Jika tidak dilakukan secara kontinu, maka akan melahirkan manusia yang rusak dalam pandangan agama, tidak berakhlak, tidak bermartabat, jauh dari syariat.
Dari rangkaian kemaksiatan itu, katanya, munculah berbagai peringatan dan teguran Allah, berupa bencana gempa bumi dan lainnya.
Pada akhir khutbahnya, dalam doa Jakariah menyulap ribuan jamaah terlena dalam kesedihan, sehingga berlinang air mata. Salah satu doanya adalah “Ya Allah, kami malu menatap matahari-Mu, menikmati rembulan-Mu, menghirup udara segar anugerah-Mu, mata air sejuk penghapus dahaga-Mu. Betapa tidak ya Allah, alangkah lemah tangan kami, alangkah kelu lidah kami, alangkah beku hati kami. Kami tidak berdaya membela agama-Mu, tak berdaya mengucapkan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil.”
Setelah shalat Id, panitia yang dibentuk pada berbagai lokasi menyembelih hewan qurban dan membagikannya kepada mereka yang berhak menerimanya. Suasana pembagian berlangsung lancar dan warga menikmatinya daging qurban dengan penuh kesyukuran. (K02)

Pelaku Usaha ‘Menjerit’ Soal Listrik

Kota Bima, Bimeks.-
Sejumlah konsumen PT PLN Wilayah NTB Cabang Bima di Kota Bima, terutama pengusaha industri mebel, penjahit dan pengusaha kue, mengeluhkan pemadaman yang tidak konsisten. Keluhan itu menyusul seiring pemadaman listrik yang tidak sesuai dengan jadwal. Akibatnya, mereka mengaku pekerjaan terganggu bahkan merugi.
Mereka mengaku pemadaman yang tak konsisten itu menyebabkan produksi dan omzet setiap hari menurun drastis. Tidak hanya itu. Sejumlah peralatan produksi pun rusak.
Ansar, penjahit Sigma Taylor di kompleks pertokoan Sultan Kaharuddin Kota Bima mengaku, pekerjaan terhambat akibat pemadaman listrik sering dilakukan. Listrik sangat dibutuhkan untuk mempercepat menjahit, karena sebagian peralatan menggunakan tenaga listrik. “Pekerjaan saya jadi tertunda lantaran listrik tidak menyala,” keluhnya Rabu (25/11).
Diakuinya, akibat pemadaman listrik sering terjadi, pendapatannya menurun hingga 50 persen lebih. Biasanya, dalam sehari mampu menjahit lima stel pakaian dengan nilai pendapatan sekitar Rp750 ribu. Namun, belakangan ini menurun dan hanya menyelesaikan sebanyak 2-3 stel pakaian. “Ini karena beberapa mesin yang menggunakan arus listrik tidak bisa dipakai, karena listriknya padam,” ujarnya.
Demikian halnya Misnah, pengusaha kue di pasar raya Bima. Dia mengaku, produksi dan omzet penjualan menurun menyusul pemadaman listrik yang kerap dilakukan setiap hari. Tidak hanya itu. Sejumlah peralatan elektrik yang dimilikinya seperti blender dan oven, rusak. “Gara-gara listrik sering padam, usaha kue saya jadi lesu, karena beberapa peralatan untuk membuat kue rusak terbakar komponennya,” katanya.
Berbeda dengan pengusaha mebel bambu La Tahzan di Karara Monggonao, Nasarudin M Nor. Katanya, meski listrik sering padam, aktifitas produksi kerajinan tangan seperti kursi, tirai dan bedek berlangsung lancar-lancar saja, karena memiliki mesin pembangkit listrik (genset) alternatif. Namun, diakuinya, boros bila dibandingkan menggunakan listrik PLN.
Katanya, bila listrik padam selama tiga jam, biaya ekstra produksi yang harus dikeluarkan untuk bahan bakar genset sebesar Rp10 ribu. “Nah, jika waktu padamnya berlangsung lama dan secara terus-menerus terjadi setiap hari, bukan tidak mungkin akan mengeluarkan banyak biaya produksi,” katanya.
Untuk itu, dia berharap PLN Bima agar menekan frekuensi pemadaman listrik, terutama pada saat sedang berlangsungnya aktifitas produksi. (K07)

Gempa Berguncang, Warga Bima Panik

Kota Bima, Bimeks.-
Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Bima dan daerah sekitar, Sabtu (28/11) sekitar pukul 14.04 Wita. Akibatnya, sebagian warga yang merasakan gempa, panik dan lari berhamburan keluar rumah.
Guncangan gempa bumi paling kuat dilaporkan, dirasakan sejumlah warga Desa Kilo Kabupaten Dompu dan Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Beberapa menit setelah itu, warga panik dan lari berhamburan keluar rumah. Beberapa diantaranya ada sempat memilih mengungsi ke pegunungan. Wwarga memilih bertahan di luar rumah sekitar setengah jam, karena kuatir gempa susulan dan tsunami.
Hingga kemarin, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi. Akibat guncangan gempa Sabtu lalu, beberapa rumah warga Dusun Lewintana Desa Bajo Kecamatan Soromandi yang sebelumnya rusak parah karena guncangan gempa bumi awal November lalu, semakin rusak. Bahkan, beberapa diantaranya rubuh.
Pantauan Bimeks, sejumlah warga Desa Bajo Soromandi, tampak lari berhamburan keluar rumah beberapa saat setelah merasakan getaran gempa. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah wilayah di Kota Bima.
Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, I Nyoman Arga, menginformasikan gempa bumi yang terjadi Sabtu lalu memiliki kekuatan (Magnitude) 6,2 Skala Rithcer (SR) dengan kedalaman 30 kilometer. Episentrum gempa pada koordinat 10.84 LS- 118.96 BT atau 195 kilometer barat daya Waingapu, NTT.
Secara umum gempa tektonik terjadi akibat pergerakan dua lempeng/patahan (fault) berbeda, yakni lempeng benua Euresia dengan lempeng samudera Indo-Australia. Kedua lempeng itu saling bertumbukan dan membentuk penujaman.
Akibat gerakan lempeng juga bisa memicu proses pembentukan cebakan mineral berharga dan memicu terjadinya kegiatan vulkanik. (BE.17)

Sat Reskrim: Hingga November, 25 Motor Raib

Kota Bima, Bimeks.-
Sejak awal Januari hingga pertengahan November 2009, Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polisi Resor Kota (Polresta) Kota Bima mencatat, 25 kendaraan roda dua raib dalam aksi pencurian motor (curanmor). Dua pelaku berhasil ditangkap, sisanya masih belum berhasil diungkap.
Kepala Sat Reskrim Polresta Bima, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatamaja, SIK, menyebutkan, dari puluhan kasus Curanmor itu, sembilan motor berhasil ditangkap kembali bersama dua pelakunya. “Hingga saat ini sudah ada 25 ranmor dan dua pelaku yang kita tangkap,” ungkap Yuyan kepada wartawan di Sat Reskrim, Kamis (26/11).
Dijelaskannya, berdasarkan catatan Kepolisian, pelaku sejumlah aksi Curanmor di Kota Bima kemungkinan residivis kasus sama yang kembali kambuh. Terbukti, dari kasus yang diungkap, pelakunya, masih berwajah “sama”. Umumnya, motor yang berhasil dicuri di bawa ke wilayah pelosok seperti Belo dan Parado. “Ada yang kambuhan, rata-rata residivis,” ujarnya.
Diakuinya, aksi Curanmor di Kota Bima hampir merata di setiap wilayah, namun yang paling dominan umumnya terjadi di wilayah Rasanae Barat, disusul Rasanae Timur Asakota. Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, sasaran aksi Curanmor saat ini lebih banyak di rumah. Jarang aksi Curanmor yang terjadi di lokasi pasar atau pusat perbelanjaan. “Saat ini sasarannya lebih ke rumah, jadi kita sarankan masyarakat agar selalu ekstra hati-hati menyimpan motornya,” katanya.
Menurut Yuyan, aparat Kepolisian terus berupaya menguber dan mengungkap pelaku Curanmor salah satunya dengan menggelar razia rutin dan pegawasan di lokasi-lokasi rawan aksi itu. Bahkan, Polresta Bima tetap berkoordinasi dengan Polres lain jika ada aksi Curanmor, salah satunya dengan Polres Bima. Dari segi jumlah personel aparat kepolisian mengawasi dan bekerja mengungkap kasus Curanmor sudah cukup. Hanya saja, saat ini masih ada beberapa kesulitan yang dihadapi, diantaranya sikap tertutup masyarakat terhadap informasi keberadaan pelaku Curanmor.
“Dari personel sudah cukup, Buser-Buser kita juga tetap kita tempatkan pada lokasi rawan. Namun, kadang masyarakat juga tertutup saat kita buru seperti di daerah pedalaman,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi Curanmor beberapa waktu terakhir ini terjadi hampir tanpa jeda. Akhir Oktober lalu, ‘si panjang tangan’ mencuri motor petugas keamanan di RSUD Bima. Aksi yang sama terjadi Jumat (13/11) menimpa warga Rabadompu. Tak berselang lama atau sekitar satu minggu, Curanmor terjadi di RSUD Bima menimpa anggota Polresta Bima.
Hingga kini, pelaku tiga aksi Curanmor itu belum berhasil diungkap Polresta Bima, sementara pada bagian lain warga terus mendesak aparat seragam coklat itu terus bekerja maksimal menangkap pelaku. (BE.17)

Ponpes Al-Husainy Salurkan Daging Qurban

Kota Bima, Bimeks.-
Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Husainy menyembelih hewan kurban di halaman asrama santriwati setempat, Jumat, (27/11) sekitar pukul 09.00 Wita. Penyembelihan dilakukan KepalaMadrasah Aliyah (MA) Al-Husiny, H Ahmad, SAg. Hewan qurban itu berasal dari para donatur yang memercayakan Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Bima untuk mengelolanya.
Jumlah hewan kurban yang disembelih di Ponpes Al-Husainy sebanyak sebelas ekor kambing dan enam ekor sapi. Salah satunya, satu ekor sapi dari Wakil Wali Kota Bima H Qurais H Abidin dan satu ekor kambing dari keluarga PLN, Kalinusa Sukamto.
Ponpes Al-Husainy ditunjuk sebagai pusat penyembelihan dan distribusi hewan qurban berdasarkan instruksi Wali Kota Bima, Drs HM Nur A Latif, pada pimpinan Ponpes Al-Husainy Drs H Ramli Ahmad. Amanah itu ditindaklanjuti dengan pembentukan panitia kecil dengan melibatkan wartawan dalam pengawasan. Hal itu dilakukan untuk menghindari penyaluran yang tidak tepat sasaran.
Ketua panitia, H Ahmad, Sag, melaporkan blebih dari seribu fakir, miskin, kaum duafa dan anak yatim-piatu tersebar di 38 kelurahan dan mendapatkan daging kurban. Penyaluran daging qurban berdasarkan pendataan oleh perangkat kelurahan yang masuk ke panitia penyembelihan dan penyaluran Ponpes Al-Husainy. “Saya berharap di tempat penyembelihan lain, proses penyalurannya tepat sasaran,” harapnya.
Ahmad melaporkan, seluruh hewan kurban telah melewati pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat. Hal itu dibenarkan drh Riyono, petugas pemeriksaan kesehatan hewan (Keswan). “Setelah pemeriksaan secara teliti dan mendalam, semua hewan kurban dinyatakan sehat. Saya belum tau persis pada lokasi penyembelihan lain,” ujarnya.
Koordinator penyaluran daging qurban, Nurdin Mansyur, SSos, mengaku puas dengan banyaknya jumlah daging kurban yang disalurkan. Diakuinya, ada juga beberapa orang yang pada saat penyaluran tidak ada di tempat, disepakati menitipkannya pada tetangga dekatnya.
Katanya, penyaluran dilakukan dua hari, karena pada hari pertama Jumat, sehingga waktu yang digunakan sangat sedikit. Hari pertama lima ekor sapi dan satu ekor kambing disembelih, sisanya pada Sabtu (28/11).
Pimpinan (Ponpes) Al-Husainy , Drs H Ramli Ahmad, mengaku pola yang diterapkan panitia sangat baik, dan mereka bekerja bermodalkan niat ibadah. “Saya juga sepakat untuk melibatkan media sebagai lembaga pengawas dalam penyembelihan dan penyaluran,” ujarnya. (K02)

BKD belum Terima Laporan Calo CPNSD

Kota Bima, Bimeks.-
Kendati isu atau rumor tentang aksi calo Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) beredar kuat di tengah masyarakat dan menyeret beberapa nama oknum pejabat, hingga saat ini Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bima belum pernah menerima laporan resmi. Kenyataan itu diakui Sekretaris BKD Kota Bima, Drs Muhktar Landa, MH.
Mukhtar mengatakan, hingga Kamis lalu, BKD belum pernah menerima keluhan dan laporan tertulis atau lisan tentang aksi calo CPNSD. Meski sudah lama membuka kotak saran pengaduan khusus, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) itu hanya pernah menerima keluhan peserta CPNSD yang meragukan hasil seleksi. “Hingga saat ini belum ada laporan resmi yang kita terima,” ujar Mukhtar di BKD Kota Bima, Kamis (26/11) lalu.
Diakuinya, secara umum kalau isu calo CNSD yang melibatkan pejabat memang menjadi perbincangan yang hangat, termasuk keluhan kerugian akibat tidak lulus. Hanya saja, belum ada satu pun yang dilaporkan secara resmi kepada BKD. “Kita juga tidak bisa menindaklanjutinya kalau tidak ada laporan resmi. Kalau memang benar ada aksi itu, bisa dilaporkan langsung kepada aparat Kepolisian atau kepada kami,” katanya.
Mukhtar menjamin, sampai kapanpun BKD tetap akan membuka pintu yang lebar bagi masyarakat yang ingin melaporkan aksi calo, apalagi jika sampai meninggalkan kerugian material. “Silakan melapor saja, jika sudah ada buktinya akan kita tindak. Kalau sekadar omongan tentang calo itu memang sudah kita dengan di dalam masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Bima, Drs HM Nur A Latif, menjamin hasil seleksi CPNSD bebas dari aksi calo. Pelaksanaan CPNSD sudah melalui sejumlah tahapan sesuai dengan prosedur. Masyarakat diminta lapang dada menerima hasil seleksi, seraya berupaya mencari lapangan kerja lain atau menunggu kesempatan berikutnya. (BE.17)

Muhktar: Ada Laporan Tenaga Sukarela Baru di Setwan

Kota Bima, Bimeks.-
Meski Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sudah berulang kali menerbitkan surat larangan dan tindakan tegas terhadap tenaga sukarela baru, diam-diam hingga kini masih ada saja tenaga non-PNS itu yang merangsek masuk ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Masih sama seperti sebelumnya, Sekretariat Dewan (Setwan) Kota Bima menjadi sasaran sukarela baru.
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bima, Drs Mukhtar Landa, MH, mengakui, beberapa hari lalu menerima laporan dari salah satu pegawai Setwan DPRD Kota Bima tentang salah satu tenaga sukarela baru yang merangsek masuk ke SKPD itu. “Laporan sudah kita terima, kita masih akan koordinasikan kepada Setwan. Kalau belum ada tindakan dari sana, baru kita langsung yang bertindak,” ujar Mukhtar di BKD Kota Bima, Kamis (26/11).
Ditegaskannya, apapun alasannya, seluruh SKPD tidak diperkenankan menerima tenaga sukarela baru sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2005. Apalagi, peraturan itu juga sudah dipertegas Surat Keputusan (SK) dan himbauan Wali Kota Bima. Selain itu, tim penertiban sukarela Kota Bima juga sudah bekerja dan mendata jumlah tenaga sukarela. “Itu sudah sering kali ditegaskan, bahwa seluruh Satker tidak boleh menerima sukarela baru lagi,” katanya.
Diakuinya, beberapa bulan lalu BKD Kota Bima juga menerima laporan serupa tentang dua sukarela yang merangsek masuk ke Setwan. Keduanya saat itu langsung ditertibkan, hanya saja memang tidak ada tindakan sanksi yang dikeluarkan pemerintah. Tidak hanya di DPRD Kota Bima, belum lama ini BKD juga tercatat beberapa kali menertibkan tenaga sukarela di sejumlah SKPD. “Keduanya langsung kita keluarkan, dan tidak hanya di Dewan saja tapi di Satker lain juga,”ujarnya.
Mengenai sanski terhadap oknum pejabat atau pegawai yang menerima sejumlah tenaga sukarela itu, Muhktar menyerahkan sepenuhnya pada putusan Wali Kota Bima. “Itu bergantung kepada Pak Wali, kami hanya melaksanakan apa yang diperintahkan,” katanya.
Pada bagian lain, sejumlah pegawai Setwan Kota Bima, mengaku terganggu dan risih dengan masuknya tenaga sukerela baru di SKPD itu. Menurut mereka, keberadaan tenaga baru di Setwan menggangu konsentrasi mereka. “Status kami saja belum jelas, tentu ini akan menambah beban baru. Pemerintah tegas sesuai dengan janjinya, tindak sukarela baru dan oknum pemasoknya,” ujar salah satu pegawai Setwan Kota Bima yang tak ingin menyebut namanya.
Hingga kemarin, baik Sekwan dan Ketua DPRD Kota Bima, Hj Ferra Amalia, SE, belum berhasil ditemui saat hendak dikonfirmasi berkaitan dengan kehadiran tenaga sukarela itu. (BE.17)

Sebagian Warga Bima Hindari Keramaian

Kota Bima, Bimeks.-
Libur hari raya sering dimanfaatkan warga dengan mengunjungi lokasi rekreasi. Namun, saat Idul Adha 1430 H sebagian besar masyarakat Bima justru memilih berdiam diri di rumah. Mereka mengaku tak ingin menuju pusat keramaian untuk menghindari ancaman musibah atau tragedi yang sewaktu-waktu terjadi.
Sejumlah warga yang dihubungi mengaku, keder dengan sejumlah insiden perkelahian di lokasi keramaian yang kerap terjadi belakangan ini. Musibah gempa yang terjadi beberapa waktu lalu selalu menghantui masih warga, sehingga memilih tidak berjauhan dengan keluarga. “Kita takut saja, pas lagi senang-senang di tempat rekreasi tiba-tiba datang gempa atau ada orang berkelahi,” ujar Fika, warga Sarae, Minggu (29/11).
Menurut Fika, setiap hari raya merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan kedekatan Allah, meski bukan bulan Ramadhan. Selain menekan tenaga dan pengeluaran, saat hari libur juga bisa digunakan untuk berkumpul dengan keluarga, termasuk bersilaturahmi. “Yakin saja dengan kita mengunjungi pusat keramaian lebih banyak mudharatnya, kita belum tentu tahu musibah apa yang akan menimpa kita,” katanya.
Warga Rabadompu, Dedi, mengaku menghindari pusat keramaian karena masih trauma dengan sejumlah bencana alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Apalagi, sejumlah objek wisata yang biasa dikunjungi masyarakat sepi, meski saat hari raya. “Mau ke pulau Kambing, bagaimana kalau tiba-tiba terjadi gempa keluarga yang ditinggal di rumah. Apalagi, belum lama ini ada kapal yang tenggelam, ke tempat lain juga sama,” katnya.
Hingga hari kedua pasca-Idul Adha, sebagian besar warga Kota dan Kabupaten Bima memilih menghindari pusat keramaian. Selain kuatir sewaktu-waktu terjadi bencana alam, beberapa warga mengaku menghindari keramaian, karena sejumlah objek wisata juga tampak sepi. “Daripada susah-susah di tempat yang jauh, makan-makan atau ngumpul di rumah sendiri juga lebih enak,” ujar Ratu, warga lainnya. (BE.17)

Perahu Bantuan DKP belum Dioperasikan Nelayan

Kota Bima, Bimeks.-
Sejumlah perahu bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bima, beberapa waktu lalu, belum dimanfaatkan oleh nelayan untuk melaut. Pasalnya, perahu yang ditengarai bocor hingga tidak layak pakai itu, kondisinya belum diperbaiki.
Dari pantauan Bimeks, Rabu (25/11) siang, terlihat beberapa perahu bantuan DKP masih diparkir begitu saja tanpa ada tanda-tanda khusus dioperasikan oleh nelayan penerima bantuan. Seorang nelayan penerima bantuan perahu kepada wartawan mengaku, hingga saat ini tidak dapat mengoperasikan bantuan itu, karena kondisinya masih bocor dan tidak layak pakai. Selain itu, bentuk dan modelnya tidak sinkron dengan kegiatannya sebagai nelayan yang menggunakan pukat, karena tidak dilengkapi dengan mesin penggerak.
“Sampai saat ini perahu itu sama sekali tidak bisa kita pakai untuk menangkap ikan, karena kondisinya belum diperbaiki dan tidak sesuai dengan keadaan kami,” katanya Rabu (25/11).
Diakuinya, bersama nelayan lain, kecewa dengan bantuan itu. Sebab, upaya pemerintah untuk memberdayakan ekonomi nelayan tidak sesuai dengan kenyataan. “Bantuan perahu yang diberikan ini bukannya membantu, tetapi membanting semangat nelayan menangkap ikan dilaut,” pungkasnya.
Sebelumnya, seperti yang dilansir Bimeks tiga pekan lalu, Pemkot Bima melalui DKP Kota Bima, memberikan bantuan 15 unit perahu bagi kelompok nelayan tradisional Kota Bima. Bantuan dimaksudkan untuk pemberdayaan ekonomi nelayan dengan pagu dana Rp50 juta dari DAK APBD 2009.
Namun, belakangan bermasalah karena semua perahu bantuan itu bocor hingga tidak layak pakai. Hal itu menjadi sorotan publik, termasuk anggota DPRD Kota Bima. (K07)

Satu Rumah Panggung di Soki Hangus

Bima, Bimeks.-
Kasus kebakaran rumah kembali terjadi di wilayah Kabupaten Bima. Kali ini menimpa rumah Abdullah Ali, warga desa Soki Kecamatan Belo, Kamis (26/11) sekitar pukul 16.00 Wita. Rumah kayu 12 tiang itu hangus dibakar ‘si jago merah’.
Kejadian itu menyebabkan kerugian karena rumah yang ditempati rata dengan tanah. Seluruh perabotan dan padi tidak dapat diselamatkan.
Dugaan sementara, kejadian dikarenakan ledakan kompor dan angin kencang. Saat itu, Abdullah tidak berada di tempat dan api cepat merembet pada rumah kayu itu.
Kapab Humas dan Setda Kabupaten Bima, Abdul Wahab, SH, mengatakan saat kunjungan Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, menemani Kunker anggota DPD RI, masyarakat Soki melaporkan kejadian itu dan mengharapkan bantuan bagi korban. Saat itu, Bupati menyanggupinya. Untungnya, kejadian ini tidak merembet ke rumah warga lainnya karena cepat dipadamkan oleh warga setempat. Tida ada korban jiwa dalam kejadian itu. Bupati Bima akan memberikan bantuan tanggap darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup korban. “Direncanakan, bantuan itu akan diserahkan oleh Bupati Bima di lokasi kebakaran,” katanya dalam pernyataan pers, Minggu.
Katanya, saat itu Bupati Bima memberikan dana pribadi sebesar Rp1 juta kepada korban dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan, selain juga akan diserahkan bantuan tangap darurat dari pemerintah daerah. Bantuan itu diserahkan di aula kantor Camat Belo. (K02)

KAI Minta Polisi Bebaskan Dua Warga Ngali

Bima, Bimeks.-
Dewan Pengurus Cabang (DPC) Kongres Advokat Indonesia (KAI) Bima, berkoordinasi dengan Polres Bima untuk membahas masalah konflik kelompok massa di Desa Renda dan Ngali Kecamatan Belo. Termasuk permintaan agar dua warga Ngali yang ditangkap sebelumnya dilepaskan. Pengurus KAI bertemu dengan aparat Polres Bima, Kamis (26/11) lalu, membahas penyelesaian konflik.
Ketua DPC KAI Bima, Sri Mulyani, SH, usai pertemuan dengan Kapolres Bima menyatakan permintaan itu karena saat penangkapan keduanya masih dalam tahap sosialisasi penyerahan Senpi. Sesuai dengan surat himbauan Kepolisian, penyerahan Senpi mulai tanggal 18 hingga 21 November, sementara keduanya ditahan pada 18 November.
Katanya, Kapolres meminta agar sesama penegak hukum dapat memahami tugas masing-masing. Saling membantu dalam menyelesaikan persoalan yang ada. “Ada banyak hal yang juga kami bicarakan,” katanya.
Sri juga mangku sempat melihat berbagai jenis senjata api yang digunakan warga Renda dan Ngali berperang. Dia mengaku ngeri melihat janis senjata itu dan tidak menyangka jika warga dengan mudah memilikinya. Diharapkannya, persoalan dua desa ini segara menemukan titik solusi perdamaian. (BE.16)

Penyembelihan Hewan Qurban di Wawo, Lancar

Bima, Bimeks.-
Prosesi penyembelihan hewan qurban pada berbagai desa di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima, sejak hari raya Idul Adha, Jumat (27/11) hingga Minggu (29/11) berlangsung lancar. Suara takbir, tahlil, dan tahmid menggema pada setiap tempat penyembelihan hewan qurban.
Demikian juga saat prosesi penyembelihan dua ekor sapi bantuan Pemkab Bima dan bantuan pribadi Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST dan keluarga di halaman kantor Camat Wawo. Penyembelihan hewan itu disaksikan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kabupaten Bima, Drs H Supratman AS, Plt Camat Wawo, Andi Haris Nasution, SIp, dan Kepala UPT Dinas Dikpora Wawo, H Lukman, SPd, MSi.
Sementara itu, prosesi penyembelihan satu ekor sapi bantuan PT Bima Putra Mineral Cabang Bima di depan rumah Kepala Desa Maria, Annas H Abbas, Jumat, juga ramai. Saat itu, dihadiri warga dan disaksikan pemberi qurban, Muhammad Burhanuddin, SH, MH.
Pantauan Bimeks, Jumat (27/11), suasana pembagian daging qurban berlangsung tertib, meski ada beberapa warga saling berebutan, terutama warga yang datang dengan pisau. Mereka ikut menguliti hewan seraya mengambil bagiannya.
Hingga berita ini ditulis, jumlah hewan qurban yang telah disembelih sebanyak 120 ekor. Rinciannya 68 ekor kambing, 38 ekor sapi, 12 ekor domba, dan dua ekor kerbau. Khusus Desa Maria terbanyak sapi sebanyak 13 ekor, selain bantuan dari Bupati Bima, Pemkab Bima, dan PT Bima Putra Mineral masing-masing satu ekor.
“Data yang kami terima sebelum shalat Idul Adha baru sementara dan diperoleh langsung di lapangan oleh Kasi Kesra Kantor Camat Wawo. Masih banyak desa yang belum melaporkan jumlah hewan kurban yang dipotong,” ujar Kasi Kesra Kantor Camat Wawo, Herman H Mustawak, SSos, di Wawo, Minggu (29/11).
Bagaimana data warga yang mendapatkan bagian daging qurban? Herman mengaku, tidak ada data yang pasti mengenai jumlah warga yang mendapat daging qurban. Pasalnya, pembagian dilakukan terpencar, kecuali di kantor Camat Wawo daging kurban yang dibagikan sekitar 250 bungkus masing-masing satu kilogram dan telah dibagikan kepada warga setiap desa.
Pembagian daging qurban, katanya, ada yang dikoordinir oleh staf desa dan staf camat. Tetapi, kebanyakan dibagikan langsung oleh keluarga yang melaksanakan qurban. Apalagi, pelaksana qurban tidak mendata jumlah warga yang mendapatkannya.
“Kita berharap masing-masing kepala desa agar mendata warganya yang berhak mendapatkan bagian daging qurban, tetapi hingga kini belum ada laporan,” katanya.
Dia berharap, ke depan ada koordinasi mengenai jumlah hewan dan pembagian daging diperbaiki lagi, sehingga data mengenai hewan qurban dan warga yang kebagian daging lebih akurat. (BE.13)

Anggota DPD RI Kunker di Kabupaten Bima

Bima, Bimeks.-
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Prof Dr Farouk Muhammad dan sejumlah wakil rakyat lainnya, mengunjungi Kabupaten Bima untuk meninjau korban bencana alam dan bertemu dengan masyarakat desa Ngali dan Renda.
Tujuannya mencari solusi agar perdamaian antarwarga dua desa terwujud.
Pertemuan berlangsung di aula kantor Camat Belo, Minggu (29/11) dan dihadiri Bupati Bima, Camat Belo, Kapolres Bima, dan wakil masyarakat dua desa.
Saat itu, Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST, mengaku telah melakukan berbagai cara dengan mengislahkan warga dua desa, itu salah satu bentuk perhatian pemerintah daerah.
Selanjutnya, bekerja sama dengan aparat keamanan dengan berpatroli rutin dan menyisir senjata tajam (Sajam) pada rumah penduduk.
Katanya, dengan patroli, sedikit demi sedikit upaya pemerintah daerah berhasil mengatasi pertikaian dan roda perekonomian kembali normal, meskipun masih dalam tegang.
Bagaimana dengan Farouk? Pria kelahiran Bima berpangkat jenderal bintang dua itu mengakui, kedatangannya ke Kabupaten Bima atas desakan dari tokoh Bima di Jakarta untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi di antara warga Ngali dan Renda.
Dia berharap momentum kedatangannya bersama anggota lainnya bisa mengetahui solusi yang harus dilakukan supaya pertikaian ini dapat diselesaikan secepat mungkin agar korban tak berjatuhan lagi.
Solusi yang ditawarkannya, salah satunya menghidupkan kembali Forum Kerukunan Keluarga Belo Selatan (KKBS) yang personelnya mencakup aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, Polmas bagi dua desa itu. Forum diharapkan dapat meredam pertikaian.
“Tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat berperan dalam meredam perkelahian sehingga keadaan dua desa aman,” katanya dikutip Kabag Humas dan Protokol Setda, Abdul Wahab, SH.
Menurut Farouk, untuk meredam aksi yang berkepanjangan, diperlukan suatu proses penyelesaian dan forum KKBS diharapkan menekan terjadinya aksi yang berkepanjangan.
Saat itu, anggota DPD RI diwakili Baiq Diyah Ratu Ganefi, SH, menyerahkan bantuan bagi masyarakat yang kena bencana gempa, beberapa waktu yang lalu. Bantuan itu diterima secara simbolis oleh Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST. (K07)

Masjid Besar Nurul Hidayah Wawo Dipadati Jamaah

Bima, Bimeks.-
Ribuan umat Islam di Kecamatan Wawo, Jumat (27/11), mengikuti shalat hari raya Idul Adha 1430 H. Semula akan digelar di lapangan umum Wawo, tetapi karena hujan lebat sehari sebelumnya, panitia hari besar Islam (PHBI) Wawo, memindahkan ke masjid besar Nurul Hidayah Desa Maria. Selain itu, beberapa masjid yang ditentukan pada setiap desa.
Pemindahan itu menyebabkan jamaah setiap masjid penuh. Apalagi, ribuan jamaah di masjid besar Nurul Hidayah Desa Maria juga datang dari Desa Maria Utara. Ratusan jamaah shalat di jalan negara sepanjang 100 meter lebih.
Imam adalah Ketua MUI Wawo, H Hasan Rasyid, sedangkan Muhdar, SAg, membacakan naskah khutbah yang disusun Drs M Syathur H Ahmad dan diperbanyak oleh Pemkab Bima. Saat itu, Plt Camat Wawo, Andi Haris Nasution, SIP, membacakan amanat Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST. Khutbah bertema semangat berkorban sebagai ibadah membangun Bima yang Islami, maju, dan makmur.
Idul Adha, kata Muhdar, yakni hari mengenang kemenangan gemilang iman atas hawa nafsu yang diperankan Nabi Ibrahim AS, istrinya St Hajar, dan putranya Ismail AS. Peristiwa dahsyat dan nyaris mengorbankan seorang manusia itu menggemparkan mahluk di langit. Namun, Nabi Ibrahim adalah hambanya yang hanif, bersih, dan tangguh dalam keimanan dan ketaatannya kepada Allah.
Katanya, melakoni perintah itu, dengan sikap mendengar dan mematuhinya. Logika iman, mempunyai alur tersendiri, ada hikmah dibalik setiap perintah Allah. Allah dapat berbuat diluar yang diperhitungkan logika manusia. Kepasrahan dan ketaatan inilah yang diperlihatkan Ibrahim dan keluarganya.
Masyarakat Bima dalam sejarahnya, katanya, mempunyai citra sebagai masyarakat yang teguh dan kuat ke-Islam-annya hingga disebut sebagai Serambi Mekkah dari timur. Bahkan, Prof Buya Hamka sewaktu hidupnya menyatakan kalau mau belajar Islam, belajarlah ke Bima.
Kerangka historis ini, katanya, memungkinkan terwujudnya nasyarakat Islami yang maju, makmur dan menjadi kiblat daerah sekitarnya, jika filosofi itu dilaksanakan konsisten atas dasar keimanan dan ketaatan kepada Allah. (BE.13)

120 Tim Berlomba Susuri Alam

Kota Bima, Bimeks.-
Sebanyak 120 tim pencinta alam dari berbagai daerah di pulau Sumbawa, Minggu (29/11), mengikuti lomba lintas alam (LLA) Wali Kota Bima Cup 2009 yang diadakan Komunitas Pencinta Alam (Kopa) Mbojo. Lomba itu memeriahkan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, yang diperingati beberapa pekan lalu.
Prosesi seremonial lomba dilangsungkan di halaman kantor Pemkot Bima dan dipimpin Wali Kota Bima, HM Nur A Latif. Saat itu, Nur Latif secara simbolis melepas peserta menuju medan tempuh sesuai rute yang ditentukan.
Ketua panitia LLA Wali Kota Bima Cup 2009, M Sudirman, mengatakan, lomba itu salah satu kegiatan yang tercakup dalam program tahunan bidang Diklat dan Pengabdian Masyarakat (DPM) Kopa Mbojo, sengaja dirancang sebagai representasi dari proses pembentukan jiwa dan kepribadian masyarakat, terutama pemuda agar menyatu dengan alam. Dengan demikian, diharapkan memiliki kepekaan sosial terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. “Maksudnya, mengajak masyarakat supaya bersahabat dengan alam, sehingga peristiwa-peristiwa alam seperti bencana kekeringan dapat diminimalisasi,” katanya, Minggu (29/11) di arena lomba.
Selain itu, kata Kabid DPM Kopa Mbojo ini, lomba merupakan media untuk menguatkan ukhuwah Islamiyah antarsesama. “Lomba ini kami adakan setiap tahun untuk mengeratkan tali persaudaraan antarpemuda dan masyarakat pencinta alam se-Pulau Sumbawa agar tumbuh besar bersama alam,” ujarnya.
Dijelaskannya, peserta berasal dari mahasiswa, pelajar, karang taruna, TNI/Polri, Pol PP, dan pegawai Satker di lingkungan Pemkot dan Pemkab Bima, serta masyarakat umum yang tergabung dalam organisasi pencinta alam lainnya. “Setiap tim terdiri dari empat orang, memperebutkan piala bergilir Wali Kota Bima, Kopa Mbojo, piala tetap, dan Tabanas,” jelasnya.
Jarak tempuh lomba itu sejauh 35 kilometer, berangkat dari halaman kantor Wali Kota Bima, selanjutnya menuju persawahan Mutmainah, pegunungan Kendo, Nggaro Nangga, Oi Mbo, Kadole, ruas jalan lintas Nitu, dam Rontu, kemudian kembali ke kantor Wali Kota Bima. “Kriteria penilaiannya adalah kekompakkan tim, kerapian, kedisiplinan dan ketepatan waktu dari start sampai finish,” katanya.
Disebutkannya, total hadiah yang disiapkan sebesar Rp10 juta, plus piala tetap dan piagam penghargaan dari Wali Kota Bima dan Kopa Mbojo. “Juara lomba, sistem perangkingan yang masuk sepuluh besar dengan catatan waktu terbaik,” tandasnya. (K07)

Tim Sangiang Adventure Juarai Lomba

Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan, akhirnya tim Sangiang Adventure, Kelurahan Dara Kota Bima mampu menjuarai lomba lintas alam Wali Kota Bima Cup 2009. Catatan waktu yang ditempuh 4 jam 20 menit.
Tim Sangiang Adventure mendapatkan piala bergilir Wali Kota Bima dan piala bergilir Komunitas Pencinta Alam (Kopa) Mbojo. Selain itu, satu piala tetap dan piagam penghargaan serta uang tunai sebesar Rp2juta. Hadiah diserahkan oleh Kasat Pol PP, Syahbudin, mewakili Wali Kota Bima di halaman kantor Pemkot Bima.
Ketua Tim Sangiang Adventure, Andre, mengaku bahagia dengan prestasi yang dicapai saat ini. Pasalnya, ratusan peserta yang turut dalam lomba, tanpa diduga mampu disisihkan oleh timnya.
Katanya, prestasi itu merupakan kerja keras tim yang sebelumnya telah menyiapkan diri secara fisik dan mental. “Alhamdulillah, ini berkat kerjasama dan kekompakkan tim yang solid. Prestasi ini kami dedikasikan buat orang-orang yang mendukung perjuangan kami, terutama orangtua dan saudara-saudara kami,” katanya usai menerima hadiah.
Sebelumnya, panitia mengumumkan peserta yang masuk sepuluh besar berdasarkan catatan waktu penilaian tim juri. Juara kedua diraih tim Mapala Londa Squad STKIP Bima dengan catatan waktu 4 jam 19 menit, berhak mendapatkan hadiah satu piala tetap plus piagam penghargaan dan uang tunai sebesar Rp1,5juta. Juara ketiga, tim Serpa Soul Paruga Kota Bima (4 jam 18 menit), piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp1 juta.
Juara keempat, Rempa Trakcing Monggonao (4 jam 22 menit), meraih piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp750 ribu. Juara kelima, TRC Kota Bima (4 jam 15 menit), piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp500 ribu. Juara keenam, Mapastie Yaspis Dompu (4 jam 16 menit), piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp350 ribu. Juara ketujuh, Surantanggana (4 jam 24 menit), piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp300 ribu. Juara kedelapan, Al Ikhwan Kota Bima (4 jam 24 menit), piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp250 ribu.
Juara favorit I, Tagana Kota Bima, piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp500 ribu. Juara favorit II, Makiringu, piala tetap plus piagam dan uang tunai Rp250 ribu. (K07)

Mahasiswa Tuntut Penuntasan Berbagai Persoalan Daerah

Kota Bima, Bimeks.-
Massa Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dan Sukarelawan Pejuang Pembebasan Tanah Air (SPARTAN), mendesak pemerintahan Ferry Zulkarnain dan Usman AK segera menuntaskan semua kontrak politik pada Pemilu sebelumnya. Mereka menilai, masih banyak persoalan yang belum dituntaskan hingga masa akhir jabatan.
Dua elemen mahasiswa itu berunjuk rasa di perempatan jalan Talabiu-Dore, bahkan memblokir jalan sehingga arus lalulintas macet. Apalagi, hanya ada seorang aparat kepolisian yang berjaga dan tidak bisa mengatasi aksi mahasiswa itu.
Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan atas deretan persoalan yang membelit daerah ini. Seperti penuntasan konflik Renda-Ngali yang perlu segera diwujudkan, agar konflik tidak muncul lagi. Selain itu, M Amin Nasarudin, koordinator lapangan (Korlap) dalam pernyataan sikapnya, meminta pencabutan ijin penebangan kayu (IPK) Tambora, karena hanya merusak hutan. Pemerataan alokasi pupuk bagi petani dan percepatan pemindahan ibukota Kabupaten Bima.
Amin juga menuntut janji pemerintah segera menyertifikatkan tanah tukar- guling rakyat untuk jalan Talabiu-Dore. Mencabut ijin operasional penambangan mangan di Langgudu. “Tuntaskan semua kontrak politik yang pernah ditandatangani pada Pilkada 2005 lalu,” pintanya.
Diingatkannya, jangan sampai momentum Pilkada hanya menjadi ajang meninabobokkan rakyat dan kepuasan kekuasaan saja. Menurutnya, kesadaran rakyat dalam partisipasi Pemilu ternyata tidak menyadarkan pemimpin untuk memahami penderitaan masyarakat. (BE.16)

Rabu, 25 November 2009

Tertimpa Tembok, Siswa SMPN 2 Tewas


Kota Bima, Bimeks.-
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Bima, Subhan Hidayat, tewas mengenaskan akibat tertimpa tembok pagar rumah warga di Tolomundu Kelurahan Paruga, Rabu (25/11) sekitar pukul 11.05 Wita. Peristiwa itu terjadi setelah pihak sekolah memulangkan seluruh siswa lebih awal karena ada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Guru.
Peristiwa itu mengagetkan rekan-rekannya, guru, dan warga sekitar. Mereka tak menduga, hari itu akhir dari episode kehidupan remaja itu.
Menurut saksi mata yang juga teman korban, Heri, saat itu bersama rekannya Rizal, Rifki, dan Subhan hendak menuju rumah masing-masing. Tiba-tiba, langkah mereka terhenti depan sebuah rumah warga yang memiliki sebuah pohon jambu. Keempat siswa itu sepakat memanjat buah jambu itu.
Sebelum memanjat, katanya, sempat duduk di depan pagar rumah warga itu untuk berembuk bagaimana cara mengambil jambu itu. Pengakuan Heri, awalnya sempat mencobanya dengan cara menjolok, karena belum mendapatkan satupun buah jambu, Rizal berinisiatif memanjatnya. Tetapi, hanya sampai di atas pagar saja.
Melihat temannya yang tidak kesampaian itu, Subhan langsung memanjat di atas pagar. Tidak lama kemudian, ketiga temannya di bawah meminta Subhan turun dan pulang. Beberapa kali seruan temannya itu tidak dindahkan Subhan. Akhirnya, Heri mengaku bersama dua temannya sepakat meninggalkan Subhan sendiri di atas tembok itu.
Ditambahkannya, belum sampai beberapa meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), mendengar sesuatu yang jatuh dan suaranya keras. Tanpa berpikir panjang serentak kembali menuju sumber suara itu. Nah, betapa kagetnya ketika melihat Subhan sudah jatuh tertimpa tembok.
Katanya, saat itu bersama teman-temannya histeris dan berteriak untuk minta tolong kepada warga sekitar. Bahkan, Heri sempat melaporkannya pada kusir gerobak yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Saat itu sempat mencoba mengangkat patahan tembok itu, tetapi hasilnya sia-sia saja. Untungnya saat itu Sirajuddin, tetangga korban, datang membantu.
Pengakuan Sirajuddin, patahan tembok itu sangat berat untuk diangkat, ketika mengetahui korban adalah tetangganya sendiri, kemudian berteriak sekeras mungkin minta tolong. “Serentak beberapa warga sekitar datang membantu,” katanya.
Diakuinya, Subhan langsung dilarikannya ke Puskesmas Asakota untuk mendapatkan perawatan intensif. Tetapi, Tuhan berkehendak lain, Subhan meninggal sekitar 20 menit kemudian.
Ayah korban, Hidayat Sarif, hanya bisa berpasrah dan merelakan kepergian anaknya. Diakuinya, hari itu tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan kalau sang buah hati akan meninggalkannya untuk selamanya. (K02)

PLN Bima Upayakan Kurangi Pemadaman

Kota Bima, Bimeks.-
 Apa jawaban PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah NTB Cabang Bima soal keluhan pemadaman listrik yang tidak beratur hingga menyebabkan barang elektronik pelanggan rusak? PLN Bima menyampaikan permintaan maaf atas pemadaman di luar jadwal itu. Sinyal mengganti barang rusak tak ada, hanya saja mengisyaratkan akan berupaya mengurangi intensitas pemadaman.
Asisten Manajer (Asman) Distrubusi PLN Cabang Bima, Syafruddin, mengaku pemadaman di luar jadwal itu terpaksa dilakukan menyusul kemampuan mesin yang terkadang mengalami persoalan (trouble) saat dioperasikan. “Seperti penjelasan yang dulu, pemadaman terpaksa kita lakukan untuk pemeliharaan dan kendala mesin yang ada,” ujar Syafruddin di PLN Cabang Bima, Rabu (26/11).
Mengenai pemadaman tiba-tiba Rabu malam sekitar pukul 00.15 wita, diakui Syafruddin, terpaksa diakukan PLN Bima karena ada pohon tumbang di sekitar gudang bus Septi Jaya di Kecamatan Wawo yang mengenai kabel jaringan listrik. Jaringan PLN terpasang secara interkoneksi, sehingga jika salah satu jaringan rusak, yang lain juga ikut berpengaruh. “Pemadaman terpaksa kita lakukan, sekitar dua puluh menit, setelah kita kita nyalakan. Cuma yang padam sampai pagi di Wawo dan Sape,” katanya.
Apakah tidak bisa memadamkan di gardu Wawo saja? “Bisa saja seperti itu, tapi itu terlalu berisiko, karena jaringan kita interkoneksi sehingga awalnya kita padamkan seluruhnya, bukan saja Bima tapi Dompu juga,” katanya.
Menurutnya, pemadaman tak teratur yang terjadi dalam sepekan terakhir inin juga terjadi karena persoalan mesin di luar kemampuan teknis PLN. “Mesin-mesin kita saling berhubungan, kalau salah satu gawangya bermasalah ikut memengaruhi yang lain, seperti kalau masuk beban berat langsung mati dengan sendirinya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama Bagian Humas PLN Bima, Bambang, menambahkan, sesuai rencana mesin sewa yang disiapkan PLN Bima sebesar 3 Megawatt (MW) akan diangkut Rabu dan diperkirakan tiba di Bima dalam waktu tak lama lagi. Masing-masing 1 MW dibawa dari Pontianak Kalimatan dan 1 MW dari Jakarta, sisanya, 1 MW menyusul belakangan.
Katanya, pertengahan Desember dua mesin itu sudah terpasang sehingga bisa mengurangni intensitas pemadaman. “Insya Allah pertengahan Desember sudah bisa beroperasi,” katanya.
Secara umum, mesin pembangkit yang dimiliki PLN Cabang Bima sebanyak 26 unit, masing-masing 3 unit di Sape, 7 unit di Bima, 7 unit di Niu dan 9 unit Dompu. Seluruh mesin itu terpasang dengan sistem interkoneksi.
Sebelumnya, sejumlah warga konsumen PLN Bima mengaku kecewa dengan pelayanan perusahaan negara itu. Betapa tidak, akibat pemadaman rata-rata alat elektronik warga rusak. Sejumlah warga juga mengisyaratkan akan bereaksi jika pemadaman tak teratur terus dilakukan PLN Bima. (BE.17)

MTsN Bima Tambah Koleksi Prestasi

Kota Bima, Bimeks.-
 Siswa  Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Bima kembali mengukir prestasi. Sekolah setempat menjuarai beberapa olimpiade mata pelajaran yang dilaksanakan di Universitas Mataram (Unram). Sebelumnya, menyabet beberapa gelar juara dalam olimpiade sejumlah mata pelajarran yang dilaksanakan Dinas Dikpora Kota Bima, beberapa waktu lalu.
 Guru MTsN Bima, Jornalis, SPd menyebutkan, khusus mata pelajaran matematika, siswa sekolah setepat masing-masing Miftahu dan Dewi Sardila berhasil meraih juara ketiga beregu menumbangkan sejumlah sekolah favorit di Kota Mataram, seperti SMPN 2 dan SMPN 6 Kota Mataram.  “Sekolah kami merupakan satu-satunya duta dari Pulau Sumbawa, kita bersyukur dan bangga dengan prestasi siswa kami,” ujar Jornalis di sekolah setempat, Rabu (26/11).
Selain matematika, siswa MTsN Padolo, masing-masing Dian Kurniati, Hanif Majid, dan Ita Masita juga memboyong predikat juara kedua dan keempat pada olimpiade Fisika kategori perorangan dan beregu yang dilaksanakan Fakultas MIPA Unram, 21 November lalu.
Sebelumnya, MTsN Bima juga menyabet predikat juara satu hingga tiga dalam olimpiade fisika yang dilaksanakan Dinas Dikpora Kota Bima. Demikian juga pada mata pelajaran biologi, meraih juara satu disusul siswa dari SMPN 1 dan SMPN 2 Kota Bima. “Dengan prestasi ini, kami yakin siswa kami bisa bersaing hingga tingkat nasional. Apalagi, beberapa siswa juga tercatat pernah menjadi duta sebelum melanjutkan pendidikannya di sini,” ujar Jornalis.
 Pada kesempatan yang sama, Kepala MTsN Bima, Manysur, SAg, mengaku dari awal sudah menyiapkan dan menggenjot siswa, sehingga mampu berprestasi gemilang. “Persiapan yang kita lakukan bukan mendadak mau ada lomba, tapi dari awal siswa selalu kita didik dan arahkan agar lebih matang menguasi setiap mata pelajaran, “ katanya.
Dikatakannya, pembinaan tidak hanya dilakukan oleh guru setempat, namun menggunakan tenaga ahli yang sudah teruji pada bidang atau mata pelajaran masing-masing. Khusus mata matematika dibina Drs Sukri, MSi, mantan Kepala Dinas Dikpora Kota Bima. (BE.17)
 

Qurban, Perangi Tiga Sifat Syaitan

Kota Bima, Bimeks.-
Hari Raya Idul Adha 1430 H/2009 M jatuh pada Jumat (27/11). Masyarakat diingatkan pentingnya makna qurban. Bagaimana makna qurban sebaiknya dipahami?
Kepala MTs Al-Husainy, H Ahmad, SAg, menilai saat ini, masih ada sebagian yang tak memahami makna qurban dan tidak peduli pada kaum fakir dan yatim-piatu. “Saya melihat masyarakat kita, jiwa kepekaan dan sosialnya sudah mulai turun,” ucapnya di Ponpes Al-Husainy, Rabu (25/11).
Katanya, terjadi penurunan kepekaan sosial itu, masih banyak orang kaya yang belum mengetahui arti pentingnya qurban. Padahal, berqurban dapat menghilangkan tiga sifat syaitan. Orang-orang yang menyimpang dari sistem global Tuhan dan menyalahi tata krama kemanusiaan, mereka termasuk menyimpang dari rel jalan yang lurus (shirathal mustaqim). Nurani dalam hati mereka berangsur-angsur padam digantikan dengan hati zhulmani yang gelap-gulita.
Katanya, qurban dapat menghilangkan sifat hewani, yang artinya manusia saat ini masih rakus dengan harta, jabatan, dan kekuasaan. Padahal, semua itu merupakan amanat Allah yang dititipkan untuk sementara waktu.
Dia juga menyindir praktik KKN dalam proses seleksi CPNSD yang diduga bernuansa uang dan dilakoni oleh oknum-oknum tertentu. “Jangan karena kekuasaan dan kekayaan mereka berlaku curang dan sombong di muka bumi ini,” ujarnya.
Ibadah qurban diharapkan menebalkan rasa kebersamaan sebagai suatu bangsa. Musibah gempa bumi yang menimpa Kota dan Kabupaten Bima baru-baru ini, sesungguhnya bukan saja menjadi ujian. Tetapi, teguran Allah untuk manusia agar beriman dan bertaqwa.
Katanya, makna lain qurban adalah sebagai media untuk menghilangkan praktik perjudian, minuman keras (Miras), dan rentenir. Dilihatnya, di Kota Bima sudah menjadi bagian dari perilaku setan, dimana-mana tiga praktik itu ada dan lemahnya aparat penegak hukum menjadi salah satu pemicu lahirnya praktik itu. “Saya sangat perihatin melihat generasi kita yang berjudi, meneguk miras, dan perzinahan. Apa jadinya Kota Bima jika para generasi mudanya tidak mampu mengendalikan hawa nafsu,” katanya.
Ahmad mengatakan, momentum qurban juga dijadikan sarana instropeksi diri bagi orang kaya maupun miskin. (K02)

Muchdar: Kalau Ada Calon Luar akan Kami Tolak

Bima, Bimeks.-
Meski telah menjadi bakal calon tunggal Bupati Bima dari Partai Golongan Karya (Golkar), H Ferry Zulkarnain, ST, tidak bisa sembarangan mencari bakal calon wakil bupati (Bacawabup). Ferry harus memilih nama dari 19 daftar figur yang sudah masuk dalam konvensi Golkar.
Hal itu diisyaratkan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bima, Drs H Muchdar Arsyad, kepada Bimeks di sekretariat Dewan, Rabu (25/11).
Sebelumnya, seperti dilansir Bimeks, Ferry mengisyaratkan akan mengajukan kader Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai bakal pendamping di Partai Golkar. Saat penyampaian visi dan misi PAN, Ferry juga ingin menyeriusi koalisi.
“Kalau ada dari luar (peserta Konvensi Golkar, Red), akan kami tolak. Berarti tidak menggunakan Golkar sebagai kendaraan politik. Kami akan tanyakan mengapa memilih mengajukan nama dari luar,” tandas Muchdar.
Muchdar mengatakan, 19 nama yang sudah masuk final untuk dipilih. Apalagi, sudah tidak ada konvensi, karena Ferry bakal calon tunggal. Meskipun sebelumnya Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Bima, Wahyudin, SAg, tetap menyatakan ada konvensi, meski hanya Ferry saja.
Bakal calon terpilih, katanya, mengajukan minimal tiga nama. Namun, belum dipastikan kapan nama itu akan diusulkan dan masih akan dibahas di internal partai. (BE.16)

PT Askes Serahkan Hewan Qurban

Bima, Bimeks.-
PT Asuransi Kesehatan (ASKES) Indonesia Cabang Mataram, menyerahkan satu ekor sapi dan tujuh ekor kambing di halaman kantor Bupati Bima. Penyerahan itu dilakukan pelaksana tugas (Plt) Perwakilan Kabupaten Bima, Ellya S, SH.
Hewan itu diterima   Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Bima, Drs HA Manaf, Rabu (25 /11). Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima memusatkan penyembelihan hewan kurban  di lapangan Desa Dena Kecamatan Madapangga.
Dikatakannya, bantuan hewan qurban  itu  bentuk  tanggungjawab sosial dan empati PT Askes terhadap masyarakat dan Pemkab Bima sebagai salah satu mitra penting .Penyerahan itu diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat.
Dari sisi manfaat sosial, katanya, kehadiran hewan qurban diharapkan mampu menjadi jembatan penghubung antara kaum papa dan berada, sehingga mereka bersatu dalam ketaatan karena Allah semata. “Atas nama pemerintah daerah, saya menyampaikan terimakasih bantuan hewan qurban  1 ekor sapi dan 7 ekor kambing. Bantuan ini akan disalurkan kepada yang berhak,” kata Manaf melalui Kabag Humas dan Protokol Setda, Abdul Wahab, SH.
Disamping itu, kata Manaf, hewan qurban itu akan lebih mendekatkan jalinan silaturrahmi antara pemberi dengan kaum dhuafa yang  juga merasakan kebahagiaan setelah mengonsumsinya. (BE.13)

Ardiansyah: Golkar tak Konsisten Terapkan Aturan Konvensi

Kota Bima, Bimeks.-
Tim Pemenangan Bacabup Bima, Dzul Amirulhaq, SPdI, yang tergabung dalam Imperium Ciwintara, menyesalkan pernyataan pengurus DPD II Golkar Kabupaten Bima dan panitia penjaringan Bacabup. Pasalnya, Dzul Amirulhaq digugurkan persyaratannya sebagai peserta Konvensi Partai Golkar.
Semestinya, panitia bersurat lebih dahulu kepada tim sebagai pihak yang telah mendaftarkan diri. “Kami menduga ini adalah bentuk pembunuhan karakter bagi Dzul Amirulhaq sebagai seorang kandidat yang memiliki hak-hak konstitusional sebagai warga negara,” kata Ir Muhammad Ardiansyah, ketua tim pemenangan dalam pernyataan pers, kemarin.
Katanya, alasan yang dikemukakan panitia penjaringan dalam beberapa media massa adalah berkaitan dengan usia. Partai Golkar semestinya tidak kaku menafsirkan pedoman konvensi, karena bagaimanapun rujukan semua Parpol tentang Pilkada harus tetap mengacu kepada Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 dan UU 12/ 2008 tentang perubahan kedua atas UU 32/2004. Dalam pasal 58 ayat (d) dinyatakan, calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah adalah warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat berusia sekurang-kurangnya 30 tahun bagi calon Gubernur/Wakil Gubernur dan berusia sekurang-kurangnya 25 tahun bagi calon Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali Kota.
Ditambahkannya, pasal 239 A UU 12/2008 menegaskan, saat UU itu mulai berlaku, semua ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang bertentangan dengan UU itu dinyatakan tidak berlaku. UU 12/2008 diundangkan di Jakarta pada 28 April 2008. “Sahabat kami di Partai Golkar mulai tidak konsisten menerapkan aturan konvensi terhadap bakal calon,” katanya.
Merujuk pada pedoman yang dianut, katanya, sesungguhnya tidak ada model perekrutan bakal calon Wakil Bupati. Formulir isian bagi Bacabup dan Bacawabup ternyata sama, namun pada implementasinya Bacabup dipersulit dengan aturan dasar, terlebih lagi interprestasinya pun bertolak belakang dengan UU. Tidak ada dalam aturan konvensi itu istilah calon tunggal, apapun konsekuensi etis-normatifnya Golkar harus tetap menggelar konvensi dengan mengikutsertakan dua kandidat yang telah mendaftarkan diri.
Ditegaskannya, putusan untuk menggugurkan syarat-syarat bakal calon itu seyogyanya diambil dalam konvensi dan tidak ada rapat pleno yang mendahului, karena konvensi itu sendiri tidak lain adalah rapat pleno lengkap yang melibatkan DPD, DPD I, DPD II, PK dan organisasi sayap partai. Menurutnya, peran koordinatif semua stakeholder Partai Golkar pada seluruh lapisan adalah sebuah keniscayaan politik, karena ini menyangkut kepentingan besar Partai Golkar dalam upaya memenangkan Pilkada.
“Jika DPD II telah menggelar pleno verfikasi, lalu memutuskan ada calon tunggal, maka bisa dianggap konvensi pun sudah selesai. Tidak perlu lagi ada pleno di atas pleno,” katanya.
Dalam pandangan tim, kata Ardiansyah, putusan menggugurkan hak keikutsertaan Dzul Amirulhaq sebagai Bacabup pada konvensi Golkar dianggap gegabah, karena akhirnya membelokkan amanat konvensi yang tegas menyatakan apabila hanya terdapat satu Bacabup yang mendaftar, maka pendaftaran diperpanjang waktunya. Golkar adalah partai besar, berpengalaman, mapan secara struktural, karena itulah setipa upaya normatif harus selalu diplot pada koridor-koridor yang prosedural pula.
Menyusul derasnya pernyataan beberapa pihak soal pendiskualifikasian Dzul Amirulhaq, dalam beberapa hari terakhir ini sudah dibangun komunikasi dengan beberapa pihak di DPP Partai Golkar dan DPD Golkar NTB. “Kami pun sudah berkonsultasi kepada pihak-pihak tertentu tentang tafsir konstitusional pedoman konvensi. Pada prinsipnya kami meyakini bahwa Dzul adalah Bacabup yanga sah pada konvensi nanti. Sejauh ini kami tetap menunggu panggilan dan undangan dari pihak panitia,” ujarnya.
Dia membantah Dzul adalah representasi Parpol lain, karena bukan pengurus atau fungsionaris. Diakuinya, periode tahun 2003-2008 Dzul tercatat sebaga Caleg PKB Kabupaten Bima pada Pemilu 2009, bukan sebagai pengurus PKB, melainkan keterwakilan dari Forum Muda Nahdhatul Ulama mengingat Dzul adalah Korda FKGMNU Bima Raya. “Jadi alasan bahwa Dzul semata kader Parpol lain berlebihan. Semestinya Partai Golkar menyambut hal ini sebagai suatu preseden positif, bahwa mereka benar-benar partai terbuka dan proporsional dalam penjaringan bakal calon,” katanya.
Ardiansyah mengisyaratkan akan mendaftarkan diri pada Partai Hanura saat jadwal pendaftaran terakhir. Selain itu, sudah mendapat dukungan dari salah satu Parpol lain yang belum diekspose sebelum proses konvensi Partai Golkar selesai.
Sebelumnya, sekretaris DPD Partai Gokkar, Wahyudin, SAg, mengatakan salah satu Bacabup yang mendaftar, Dzul Amirulhaq, tidak memenuhi persyaratan usia sehingga dicoret dari bursa. Dengan demikian, H Ferry Zulkarnain, ST, melenggang sendirian dalam bursa konvensi Bacabup. (BE.17)

Guru harus Mampu Tunjukkan Profesionalisme

Kota Bima, Bimeks.-
Rabu (25/11), kalangan pendidik di Indonesia merayakan Hari Guru ke-64, termasuk di Kota Bima. Seperti apa refleksi momentum itu dalam pandangan para pahlawan tanpa tanda jasa itu?
Kepala MTsN Padolo, Mansyur S,Ag, menjelaskan, momentum Hari Guru harus dimakmai secara mendalam dengan menunjukkan dedikasi dan kemampuan atau profesionalisme, seperti tuntutan jaman saat ini sehingga bisa mengarahkan kiblat pendidikan agar selalu progresif. “Hari Guru merupakan momentum yang tepat bagi kita semua pendidik meningkatkan disiplin  dan komitmen terhadap dunia pendidikan, sehingga output-nya bisa maksimal,” ujar Mansyur di sekolah setempat, Rabu (25/11).
Mansyur mengatakan, guru saat ini tidak dihadapkan pada kondisi seperti tempo dulu atau prakemerdekaan dengan fasilitas kurang, dari segi kesejahtaraan guru juga sudah dijamin oleh pemerintah. Pendidik masa depan adalah guru yang bermutu, mampu menunjukkan dedikasi tinggi dan kemampuan mengarahkan output pendidikan agar maksimal. “Sekarang kondisi kita bukan lagi seperti dulu, tidak seperti guru Umar Bakri. Dari segi kesejahtaraan sudah cukup, tinggal kita menunjukkan kemampuan  maksimal kita sebagai  orang yang bertanggungjawab terhadap pendidikan,” ujarnya.
Diakui mantan Kepala MIN Kota Bima ini, prestasi siswa di sekolah  itu yang mampu meraih predikat juara dalam  olimpiade mata pelajaran yang dilaksanakan Univeristas Mataram (Unram) belum lama ini, merupakan kado teristimewa baginya saat merayakan Hari Guru. “Terus terang, prestasi siswa merupakan kado yang luar biasa bagi kami, karena itu merupakan gambaran hasil pendidikan yang sudah kita genjot selama ini,” katanya.
Guru setempat, Jornalis, SPd, berpendapatv refleksi Hari Guru juga harus dimaknai semua pihak, tidak hanya kalangan pendidik, namun juga pemerintah. Tak jarang, hingga saat ini masih banyak intervensi negatif yang dilakukan pihak luar terhadap dunia pendidikan. Contohnya, saat penentuan kelulusan seleksi penerimaan siswa, sejumlah sekolah atau pendidik diintervensi agar meloloskan anak-anak pihak tertentu.
Ke depan, praktik itu lambat-laun akan mengamputasi kemajuan pendidikan, sehingga output maksimal tidak bisa diharapkan. “Beberapa pihak yang berupaya mengintervensi agar anaknya diterima di sekolah ini, hal ini juga yang menjadi catatan bagi dunia pendidikan saat ini, ke depan akan memengaruhi wajah pendidikan kita menjadi muram,” katanya.
Di sisi lain, menurut Jornalis, guru juga masih dihadapkan keterbatasan peralatan atau fasilitas penduduk mengajar, sehingga menyulitkan proses transformasi ilmu bisa maksimal. “Itu juga yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini,” katanya.
Pantauan Bimeks  tidak ada upacara khusus yang dilaksanakan pemerintah dalam peringatan Hari Guru, Rabu. Masing-masing sekolah melaksanakan sendiri upacara. (BE.17)

Guru SDN Kalemba Keluhkan Insentif

Bima, Bimeks.-
Sejumlah guru sukarela Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalemba Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, Rabu (25/11), meradang. Mereka mengeluhkan tunjangan/insentif selama tiga bulan yang belum dibayarkan oleh oknum kepala sekolah setempat.
Sejumlah guru SDN Kalemba mengaku, hampir tiga bulan berturut-turut sejak Oktober- Desember tak kunjung menerima intensif mengajar masing-masing guru sukarela sebesar Rp200 ribu, seperti yang sudah dicantumkan dalam Biaya Operasional Sekolah (BOS) setempat. Padahal, sepengetahuan mereka insentif itu sudah dibayar oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima. “Bukan sebulan saja yang ditilep, tunjangan satu triwulan ditahan sampai sekarang,” ujar sumber di sekolah setempat, Rabu (26/11), via telepon.
Menurut mereka, sebenarnya keluhan itu sudah disampaikan kepada kepala sekolah setempat, hanya saja hingga kini tak kunjung direspons. Oknum Kasek selalu saja memiliki berbagai macam dalih hingga bisa bebas dari tuntutan. “Kami akui, diri kami ini adalah guru sukarela, tapi apakah salah kami berharap instentif, toh nama-nama yang diajukan itu adalah nama kami,” katanya.
Mereka berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan yang membelit itu. Apalagi, oknum Kasek selalu mengancam akan mengeluarkan guru jika berani protes. “Kami mau mengadu kemana juga bingung,” ujar sumber itu.
Kepala SDN Kalemba Langgudu, Armin, SPd yang dihubungi melalui telepon selularnya, membantah menahan atau menilep insentif guru. Menurutnya, secara periodic insebtif itu tetap dibayarkan. “Tidak ada seperti itu, insentif guru sukarela sudah dibayar dan itu juga tergantung dari kebijakan kepala sekolah,” katanya.
Menurut Armin, nilai insentif masing-masing guru tidak seragam, bergantung dari jam mengajar dan kebijakan Kasek. Insentif dibayarkan setiap triwulan sesuai yang dicairkan Dinas Dikpora Kabupaten Bima. “Itu tidak benar, tunjangan mereka tetap kita bayar,” katanya. (BE.17)

‘Dibandrol’ Rp30.000, Kades Protes ke Dewan

Bima, Bimeks.-
Suasana ruang sidang utama DPRD Kabupaten Bima, Rabu siang, ramai. Kursi-kursi anggota Dewan penuh terisi, demikian juga dengan kursi undangan. Bahkan, ada yang harus berdiri. Namun, yang duduk di kursi anggota Dewan, bukanlah wakil rakyat. Melainkan kepala desa (Kades) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se-Kabupaten Bima yang ingin mengadukan persoalannya.
Kedatangan mereka muncul spontan. Mereka saat itu selesai mengikuti Pelatihan Peningkatan Partisipatif PNPM Mandiri di hotel La Ila selama dua hari. Usai pelatihan oleh BPMDes Kabupaten Bima itu, mereka diberi uang biaya pengganti transortasi Rp30.000/orang.
Nah, kenyataan itulah yang menyulut ketersinggungan, karena dianggap tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan selama mengikuti pelatihan. Mereka malah menduga ada dugaan penyelewengan anggaran. “Untuk apa uang 30 ribu rupiah, ini sama dengan pelecehan terhadap kami,” kata Kades Rite Kecamatan Ambalawi, Abdul Wahid, SSos.
Wahid pun saat itu mengambil uangnya dan meletakkannya di atas meja pimpinan Dewan. Hal itu sebagai bentuk protes karena biaya transportasi yang diterimanya ‘berbandrol’ rendah.
Kesempatan itu juga digunakan oleh para Kades untuk menuntut kesejahteraan. Wahid yang ditunjuk sebagai juru bicara menyatakan sudah saatnya kesejahteraan perangkat desa diperhatikan. Apalagi, kini Sekretaris Desa (Sekdes) sudah diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan gaji yang diterima lebih tinggi dari Kades.
Mereka juga mempertanyakan dana PNPM 5 persen, apalagi dikabarkan dana itu termasuk untuk membiayai dana perjalanan dinas para pejabat. “Kami meminta transparansi atas dana tersebut,” pintanya.
Apa kata perwakilanBPD? Syarifudin, perwakilan BPD Desa Rasabou Kecamatan Sape, menambahkan selama tiga tahun mengelola proyek PNPM, baru diketahui kemungkinan dugaan pengelembungan (mark up) di tingkat Kabupaten Bima. Justru dana miliaran habis di tingkat kabupaten, bukan di desa.
“Jangan hanya menuntut partisipasi kami dalam program itu, tapi kesejahteraan tidak diperhatikan,” katanya.
Apalagi, katanya, BPD menerima gaji Rp100 ribu/bulan dan itu pun penerimaannya setiap tiga bulan. Sementara tugas yang mereka emban cukup berat dan hampir sama fungsi dengan Dewan. Syarifudin juga sempat menyinggung soal realisasi Alokasi Dana Desa (ADD).
Di sekretariat Dewan, mereka diterima Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, Drs H Najib HM Ali (Partai Hanura) dan H Ahmad, SP. Ahmad berjanji akan menindaklanjuti aspirasi Kades dan BPD itu. Termasuk akan mengelarifikasi uang transportasi sebesar Rp30.000 itu.
Selain itu, Ahmad juga menjelaskan soal dana kesejahteraan perangkat desa yang sudah dibuatkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dan tinggal dibahas dalam rapat paripurna untuk mengesahkannya. Rencananya DPRD Kabupaten Bima akan memanggil Bappeda dan BPMdes berkaitan dengan tuntutan itu. (BE.16)

Harga Jual Bawang di Sape Rp750.000/Kuintal

Bima, Bimeks.-
Transaksi jual-beli bawang di Kecamatan Sape dalam sepekan terakhir ini kembali bergairah. Petani mulai menjual bawang yang sebelumnya disimpannya. Hal itu menyusul pergerakan harga tanaman itu.
Saat ini, harga jual bawang merah antara Rp700.000-Rp750.000/kuintal. Sebelumnya, kisaran harga hanya sekitar Rp400.000-Rp450.000/kuintal.
Petani bawang di desa Naru Barat Kecamatan Sape, HM Fadil, mengaku hasil panen kali ini lebih banyak dari musim sebelumnya. Dengan bibit sekitar 700 kilogram (kg), kini hasil panen mencapai hampir 4,5 ton bawang dengan harga jual Rp750.000/kuintal. “Hasil penjualan bawang sekitar 32 juta dan biaya produksi sekitar sepuluh juta,” katanya kepada Bimeks, Selasa (24/11), di Sape.
Dikatakannya, jika perhitungan masa tanam tepat, maka hasil yang didapatkan bisa lebih banyak dari itu. Dia berharap ke depan hasil panen berlimpah dengan harga jual tinggi agar kesejahteraan petani meningkat.
Petani lainnya, Mahdar, mengaku harga bawangnya dijual Rp735.000/kuintal dan panen kali ini mampu diraih sebanyak 1,2 ton. Atau hasil penjualan bawang yang ditanaminya mencapai Rp8,9 juta.
Sebelumnya, bawang itu tidak dijualnya karena harga penawaran dinilai rendah, sekitar Rp450.000/kuintal. Kini, setelah harga bergerak naik, bawang simpanannya dijual untuk modal musim selanjutnya dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Meski demikian, tak semua petani rela melepas bawangnya. Adnan, misalnya, memilih bertahan dan menunggu momentum yang tepat untuk menjualnya.
Demikian juga dengan Abdullah. Bawang akan dijualnya setelah hari raya Idul Adha nanti atau sekitar pertengahan Desember. Dia berspekulasi, saat itu harga bawang akan lebih tinggi dari kisaran yang berlaku saat ini.
Diakuinya, selama ini hasil panen itu tak dijualnya karena belum harga yang pantas untuk mengganti hasil jerih payahnya selama ini. (BE.12)

Komisi II Rakor Antisipasi Kelangkaan Pupuk

Bima, Bimeks.-
Untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk pada musim tanam tahun 2010 mendatang, Komisi II DPRD Kabupaten Bima menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan perwakilan PT Pupuk Kaltim dan distributor. Namun, Rakor kemarin ditunda, lantaran pihak Pupuk Kaltim tidak datang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima, H Ahmad, SP, mengatakan ketidakdatangan perwakilan Pupuk Kaltim karena alasan ada agenda di Sumbawa. Padahal, sebelumnya sudah disurati dan sidang akan dilanjutkan Rabu pekan depan. “Kami membutuhkan kehadiran pihak Pupuk Kaltim karena sebagai produsen pupuk urea,” katanya kepada wartawan di DPRD Kabupaten Bima, Rabu.
Ditambahkannya, rapat itu juga seyogyanya untuk membicarakan masalah harga pupuk bersubsidi di tingkat masyarakat. Ada kecenderunagn sebagian tidak mengikuti aturan harga yang sudah ditetapkan.
Pembagian zona pendistribusian pupuk untuk distributor juga tidak merata. Selain jumlah pengecer yang menumpuk di wilayah Woha. “Kami melihat tidak seimbang jumlah pengecer pada masing-masing kecamatan,” katanya.
Keberadaan jumlah pengecer pada setiap kecamatan, katanya, sangat berpengaruh terhadap pendistribusian di tingkat petani. Harga pupuk sendiri di tingkat petani telah ditetapkan Rp60 ribu/sak. Jika ada yang menjual di atas harga itu, maka dianggap pelanggaran.
Pengaturan harga sebenarnya, kata Ahmad, sudah ada. Dari Pupuk Kaltim ke distributor senilai Rp53 ribu. Dari distributor ke pengecer dan terima di tempat seharga Rp57.500 dan kepada petani Rp60 ribu/sak.
Rakor pada Rabu mendatang, katanya, juga akan menghadirkan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Kepala, BKUP4 dan Badan Pengawas Pupuk, Distribusi dan harga yang melibatkan Kepolisian dan Kejaksaan. (BE.16)

KOPA Mbojo akan Gelar Lomba Lintas Alam

Kota Bima, Bimeks.-
Komunitas Pecinta Alam (KOPA) Mbojo bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima akan mengadakan lomba lintas alam pada Minggu (29/11). Lomba “Wali Kota Cup” se-Pulau Sumbawa itu merupakan sarana pemersatu bagi semua komponen masyarakat Bima. Hadiah yang disediakan sebesar Rp10 juta plus tropi, terdiri dari juara pertama hingga 10 terbaik.
Ketua panitia, M Sudirman mengatakan lomba juga merupakan bentuk nyata kepedulian generasi muda dalam memeriahkan Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober dan Hari Pahlawan 10 November 2009. “Dengan demikian, dapat dibangun suatu kesadaran bersama akan pentingnya kelestarian alam, persatuan, dan kesatuan bangsa,” katanya di kantor redaksi Bimeks, Senin (23/11) lalu.
Tujuan lomba, ujar Sudirman, menumbuh kembangkan jiwa patriotisme generasi muda, mengeratkan persaudaraan, dan menumbuhkan rasa cinta serta kepedulian generasi muda terhadap alam dan lingkungan. Peserta akan mengikuti ketentuan lomba yang telah disepakati pada saat pertemuan teknis dan melewati semua rangkaian kegiatan yang telah dibuat panitia. Selain itu, melewati setiap pos yang terdiri dari lintasan berjenis persawahan, sungai, kebun, perkampungan dan bukit dalam wilayah Kota Bima. (BE.17)

PLN Dompu Tindaklanjuti Keluhan SPBU Bali Bunga

Dompu, Bimeks.-
Pengecekan lapangan dilakukan pihak PLN Cabang Bima dan PLN Ranting Dompu menyusul pengaduan pengelola SPBU Bali Bunga Kelurahan Kandai II Kecamatan Woja. Pengecekan itu menyusul kerusakan dua unir ESTP milik SPBU setempat yang diakui akibat pemadaman listrik.
Hasilnya? “Kita belum bisa menyimpulkan kalau matinya ESTP milik SPBU itu disebabkan pemadaman listrik,” ujar Kepala PLN Ranting Dompu, Burhan, di lokasi pengecekan, Rabu (25/11).
Katanya, kalaupun penyebab kerusakan alat penahan arus listrik itu karena pemadaman bergilir kenapa, SPBU yang lain juga tidak mengalami hal yang sama. Oleh karena itu, Burhan berharap agar masalah ini tidak langsung menyalahkan PLN tanpa pengecekan melihat sebabnya. Apalagi, setelah dicek oleh teknisi PLN memang telah terjadi over pemakaian, artinya kekuatan alat itu hanya 1,8 Watt, namun pemakaianya sampai 2,9 Watt. “Di sini saja telah terjadi kelebihan beban,” ujarnya dan menambahkan bukan berarti pihak tidak mau mendengar laporan dan keluhan pelanggan.
Katanya, karena kelebihan beban itu tidak heran peralatan penahan arus itu jebol dan rusak, namun tetap akan menindaklanjuti keluhan dan laporan pemilik SPNU itu kepada atasan agar dicarikan solusi terbaik.
Pengelola SPBU Bali Bunga Dompu, Cyka, tetap pada pendiriannya kalau kerusakan itu akibat pemadaman bergilir. Bukan saja dua unit ESTP yang rusak, tapi juga beberapa lampu. “Kita berharap pihak PLN ganti rugi,” ujarnya seraya meminta kepada kepala PLN ranting.
Diisyaratkannya, bisa saja mengumpulkan oran-orang yang memiliki peralatan rusak akibat pemadaman listrik yang kerap terjadi secara tiba-tiba. (BE.15)