Selasa, 27 Oktober 2009

Degradasi Rasa Persatuan Membelit Generasi Muda

Kota Bima, Bimeks.-
Hari ini, secara serentak di seluruh Indonesia, Hari Sumpah Pemuda diperingati. Nah, seperti apa refleksi peringatan itu di mata para elemen pemuda Kota Bima?
Menurut warga Kota Bima, Edy Kurniawan, momentum Sumpah Pemuda harus dimaknai secara mendalam oleh semua pihak, tidak hanya kalangan pemuda, namun juga angkatan tua. Pasalnya, secara umum saat ini bangsa Indonesia dan khususnya Bima, telah mengalami degradasi rasa persatuan atau kebersamaan.
Kata staf Bagian Humas dan Protokol Setda itu, degradasi itu setidaknya bisa dilihat dari semangat gotong-royong dan munculnya sejumlah kasus kekerasan atau perkelahian yang cenderung melibatkan para pemuda. “Saat ini cukup sulit menemukan lagi ada kebersamaan dalam masyarakat. Hal itu semuanya juga berangkat dari pemuda itu sendiri,” ulas Edy di kantor Pemkot Bima, Selasa (27/10).
Edy mengatakan, meskipun saat ini organisasi kepemudaan (OKP) masih eksis dalam masyarakat, namun perannya mulai sedikit tumpul sehingga muncul persoalan degradasi kebersamaan. Peran OKP harus lebih digenjot, sehingga bisa terus memompa rasa solidaritas dan soliditas antarpemuda. “Bukan tidak ada peran organisasi kepemudaan selama ini, hanya saja perannya tinggal didorong dan dioptimalkan lagi, karena pemuda saat ini sudah lupa jasa-jasa pahlawan,” ujarnya.
Elemen masyarakat lainnya, Ihya Ghozali, SSos, menilai, munculnya degradasi kebersamaan atau rasa persatuan saat ini, tidak terlepas hilangnya unsur figur atau tokoh yang mampu dianggap sosok dipanuti oleh masyarakat. Ibarat anak ayam, pemuda kebingunan mencari sosok yang patut dipanuti.
Katanya, pada dasarnya, ada beberapa tokoh atau figur yang bisa dipatuhi atau dicontohi, namun tidak begitu ampuh, karena perubahan pola pikir. Sebagian pemuda saat ini cenderung malah mengganggap keterlibatan mereka sudah saatnya “di-museum-kan”.
Hal itu juga, diakuinya, karena pengaruh perubahan jaman, pola pikir masyarakat yang cenderung apatis dan materialistik. “Kalau dulu ada tokoh atau seseorang yang bisa dianggap dan diikuti omongannya. Tapi kalau sekarang cenderung kiblatnya pada materi. Siapa yang punya uang itulah yang baru didengar pendapat atau omongannya, padahla itu merupakan kemunduran bagi kita semua,” ujar Gozil.
Dikatakan pengurus DPD KNPI Kota Bima ini, pemerintah dan sejumlah tokoh harus ambil bagian dalam peran membangkitkan soliditas dan solidaritas atau kebersamaan pemuda.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Bimeks upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda tingkat Kota Bima akan dipusatkan di lapangan Pahlawan Raba. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar