Jumat, 23 Oktober 2009

Kasus GB di Kabupaten Bima Fluktuatif

Bima, Bimeks.-
Jumlah kasus gizi buruk (GB) di wilayah Kabupaten Bima diakui fluktuatif. Namun, sejak lima tahun terakhir angkanya menurun. Tahun 2009, ada 86 kasus GB termasuk 10 yang meninggal. Hal itu dikatakan Kepala Seksi Gizi Dikes Kabupaten Bima, Tita Masitah, MSi, kepada wartawan di kantor Pemkab Bima, Kamis.
Menurunnya jumlah kasus GB, katanya, lantaran intervensi langsung yang dilakukan di lapangan. Penderita GB langsung ditangani, meski masih menunjukkan gejala. Meskipun dari 2008 ke 2009 ada peningkatan 20 kasus.
Dikatakannya, penanganan GB perlu keterlibatan semua pihak. Meski intervensi pemerintah diakuinya telah bagus, dari pusat pun telah menyiapkan dana, selain APBD II dan APBD I. “Untuk mereka yang menderita gizi buruk dibebaskan biaya perawatan. Baik obat maupun biaya tunggu keluarganya masing-masing 15 ribu rupiah untuk dua orang tiap hari,” katanya.
Perawatan yang diberikan di RSUD Bima, kata dia, minimal 15 hari. Bahkan, bila perlu hingga dinyatakan sembuh. Hanya saja, terkadang ada orang tua yang membawa anaknya pulang lebih cepat.
Meski demikian, pengawasan dan pengobatan akan dilakukan juga di rumah. Deteksi dini dilakukan melalui kegiatan Posyandu. Jika ada yang tidak datang, maka akan ditimbang di rumahnya. Jika kondisi berat badan, tinggi dan umur tidak sesuai, maka cepat diambil tindakan.
Kabag Humas dan Protokol Setda, Abdul Wahab, SH, menambahkan selain perawatan gratis di RSUD Bima. Ada juga biaya tambahan untuk anak gizi kurang.
Mengenai angka kematian karena GB sebanyak 10 orang, akumulasi selama tahun 2009. Hasil diagnosis ada banyak faktor yang memengaruhi sakitnya, bukan karena kelaparan. Anggaran yang disiapkan untuk penanganan GB sebesar Rp50 juta setiap tahun. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar