Selasa, 27 Oktober 2009

Wawali ‘Pergoki’ Bocah Gizi Buruk

Kota Bima, Bimeks.-
Ada peristiwa menarik saat Wakil Wali Kota Bima, H Qurais H Abidin, menyerahkan bantuan bencana kebakaran kepada warga So Nggela, Selasa (27/10). Sebelum prosesi penyerahan, mata Qurais ‘memergoki’ bocah kurus yang terkulai lemas dalam dekapan ibunya.
Setelah diidentifikasi, namanya Muhammad Rifan (3,5 tahun) buah hati pasangan Baharuddin-Nurani, warga So Nggela Kelurahan Jatiwangi Kota Bima. Wawali menghampiri ibu dan bocah itu dan menanyakan keadaannya. “Kenapa anaknya?” tanya Wawali.
Beberapa saat setelah mengetahui kalau bocah itu diindikasi menderita Gizi Buruk (GB), Wawali menyarankan segera membawa ke Puskesmas Plus Asakota untuk mendapatkan perawatan medis. Selain itu, memerintahkan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnakertrans) mendata identitas bocah dan keluarganya.
Bocah itu diindikasikan menderita GB. Kondisinya sangat lemah. Wajah dan matanya tirus, tubuhnya kurus dan nyaris hanya tampak tulang-belulang.
Bagaimana pengakuan ibunya? Nurani mengaku, anaknya menderita GB saat berusia delapan bulan. Sekitar bulan Februari tahun 2007 lalu pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima selama satu bulan. Karena tak kunjung membaik, bersama suaminya lantas membawanya pulang hingga sekarang tidak pernah lagi dirawat inap di rumah sakit.
“Saat itu kita pakai biaya sendiri. Karena ekonomi tidak mendukung, kami bawa pulang saja biar dirawat sendiri di rumah,” katanya, Selasa (27/10).
Selanjutnya, tahun 2008 pernah dirujuk ke Puskesmas Plus Asakota hingga lima kali. Pihak Puskesmas menyarankan agar dirawat. “Namun, suami saya enggan, karena sudah trauma dengan hasil perawatan di RSUD yang tidak memberikan perubahan membaik,” katanya.
Diakuinya, selama dirujuk ke Puskesmas Plus Asakota, menerima bantuan berupa susu dan bahan makanan. Hanya saja, hingga sekarang anaknya tidak kunjung membaik.
Pihak Puskesmas Plus Asakota ketika dikonfirmasi, Selasa (27/10), membenarkan Muhammad Rifan adalah anak penderita GB yang ditemukan pada 4 September 2007.
Koordinator Gizi Puskesmas Asakota, Rosdiana, BSc, mengatakan Rifan pernah dirawat selama satu hari di Puskesmas Asakota. Setelah itu, dibawa pulang oleh orang tuanya dengan alasan tidak jelas. “Kami sudah menyarankan untuk tetap dirawat saja hingga membaik. Namun, orang tuanya tetap tidak mau,” katanya.
Meski demikian, katanya, Puskesmas Asakota tetap mengontrol perkembangan kesehatan Rifan melalui kegiatan Posyandu yang dilaksanakan setiap bulan. “Bahkan, untuk menambah asupan gizi, setiap bulan kita memberikan bantuan susu sebanyak 5 kotak,” tandasnya. (K07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar