Selasa, 20 Oktober 2009
Karyawan Suzuki Diciduk di Tempat Kerjanya
Kota Bima, Bimeks.-
Karyawan dealer Suzuki Cabang Bima, Fahmi, Senin (19/10) diciduk aparat Kepolisian. Pemicunya karena sebelumnya menantang anggota Patroli berduel, sekitar pukul 09.00 Wita atau beberapa saat sebelum pencidukan. Buntutnya, puluhan aparat menciduknya saat memulai aktifitas kerjanya.
Petugas keamanan dealer Suzuki Cabang Bima, Abdul Aziz, protes keras atas perlakuan itu, karena menilainya terlalu berlebihan. Apalagi, saat rekannya itu hendak diamankan, Azis mengaku nyaris menjadi bulan-bulanan aparat lantaran dianggap menghalau keinginan aparat menciduk rekannya itu. “Sebagai petugas keamanan di sini, saya sudah ajak agar ngomong baik-baik di dalam, tapi yang ada para aparat itu malah menunjukkan sikap arogan,” ujar Aziz kepada wartawan di Dara, Senin (19/10).
Menurut pengakuan Aziz, saat hendak diciduk, Fahmi juga sempat diludahi aparat berseragam itu. Padahal, sebagai aparat pengayom masyarakat tidak semestinya tidak menujukkan sikap arogan seperti itu. “Masa datang-datang langsung diludahi sampai empat kali dan menarik kerah baju Fahmi. Motor karyawan di sini juga mau langsung diangkut karena diperkirakan motornya Fahmi. Sangat kami sesalkan seperti itu caranya,” sesal Aziz.
Meksi tidak ada unjuk kekuatan fisik, menurut Aziz dan sejumlah karyawan lain, cara aparat Kepolisian mengamankan rekannya itu terlalu berlebihan. Pasalnya, mereka bergerombolan melibatkan satu regu mobil Dalmas dan mobil patroli. “Sangat berlebihan, yang datang ada satu mobil Dalmas dan mobil patroli,” katanya.
Dikonfirmasi Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Bima, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatmaja, SIK, menganggap tidak ada yang berlebihan dengan tindakan polisi terhadap warga sipil itu karena sudah sesuai prosedur. “Bukan penangkapan, kita hanya mengamankan saja, karena institusi manapun kalau dihina akan seperti itu, wartawan juga akan seperti itu jika rekannya diperlakukan seperti itu,” ujar Yuyan kepada wartawan.
Diakui Yuyan, hingga kemarin, masih mengamankan dan memeriksa Fahmi. “Masih kita periksa seperti pasal apa saja yang akan kita kenakan,” katanya.
Dihubungi terpisah, Fahmi mengaku memang sempat mengajak duel salah satu aparat Polresta Bima saat melintas di persimpangan jalan Gatot-Soebroto dan jalan Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan menyusul sikap yang tidak bersahabat dari aparat itu yang terus melototinya. “Memang waktu itu saya mengajak dia duel agar buka seragamnya, karena dia melototi saya terus. Tapi ternyata reaksinya begini,” katanya. (BE.17)
Karyawan dealer Suzuki Cabang Bima, Fahmi, Senin (19/10) diciduk aparat Kepolisian. Pemicunya karena sebelumnya menantang anggota Patroli berduel, sekitar pukul 09.00 Wita atau beberapa saat sebelum pencidukan. Buntutnya, puluhan aparat menciduknya saat memulai aktifitas kerjanya.
Petugas keamanan dealer Suzuki Cabang Bima, Abdul Aziz, protes keras atas perlakuan itu, karena menilainya terlalu berlebihan. Apalagi, saat rekannya itu hendak diamankan, Azis mengaku nyaris menjadi bulan-bulanan aparat lantaran dianggap menghalau keinginan aparat menciduk rekannya itu. “Sebagai petugas keamanan di sini, saya sudah ajak agar ngomong baik-baik di dalam, tapi yang ada para aparat itu malah menunjukkan sikap arogan,” ujar Aziz kepada wartawan di Dara, Senin (19/10).
Menurut pengakuan Aziz, saat hendak diciduk, Fahmi juga sempat diludahi aparat berseragam itu. Padahal, sebagai aparat pengayom masyarakat tidak semestinya tidak menujukkan sikap arogan seperti itu. “Masa datang-datang langsung diludahi sampai empat kali dan menarik kerah baju Fahmi. Motor karyawan di sini juga mau langsung diangkut karena diperkirakan motornya Fahmi. Sangat kami sesalkan seperti itu caranya,” sesal Aziz.
Meksi tidak ada unjuk kekuatan fisik, menurut Aziz dan sejumlah karyawan lain, cara aparat Kepolisian mengamankan rekannya itu terlalu berlebihan. Pasalnya, mereka bergerombolan melibatkan satu regu mobil Dalmas dan mobil patroli. “Sangat berlebihan, yang datang ada satu mobil Dalmas dan mobil patroli,” katanya.
Dikonfirmasi Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polresta Bima, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuyan Priatmaja, SIK, menganggap tidak ada yang berlebihan dengan tindakan polisi terhadap warga sipil itu karena sudah sesuai prosedur. “Bukan penangkapan, kita hanya mengamankan saja, karena institusi manapun kalau dihina akan seperti itu, wartawan juga akan seperti itu jika rekannya diperlakukan seperti itu,” ujar Yuyan kepada wartawan.
Diakui Yuyan, hingga kemarin, masih mengamankan dan memeriksa Fahmi. “Masih kita periksa seperti pasal apa saja yang akan kita kenakan,” katanya.
Dihubungi terpisah, Fahmi mengaku memang sempat mengajak duel salah satu aparat Polresta Bima saat melintas di persimpangan jalan Gatot-Soebroto dan jalan Soekarno-Hatta. Hal itu dilakukan menyusul sikap yang tidak bersahabat dari aparat itu yang terus melototinya. “Memang waktu itu saya mengajak dia duel agar buka seragamnya, karena dia melototi saya terus. Tapi ternyata reaksinya begini,” katanya. (BE.17)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar