Minggu, 15 November 2009

PMI Pusat Pasok Bantuan Gempa


Kota Bima, Bimeks.-
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bima menerima pasokan bantuan dari PMI Pusat. Bantuan itu berupa perlengkapan keluarga seperti peralatan memasak, sabun, lilin, dan peralatan lainnya (family kit), terpal, alat-alat kebersihan keluarga, tikar, selimut dan tenda.
Pasokan itu bantuan tanggap darurat untuk disalurkan bagi korban gempa di wilayah Kota Bima dan Kabupaten Bima.
Sekretaris PMI Kota Bima, HM Tahir Alwi mengaku, bantuan dari PMI Pusat itu diterima di sekretariat PMI Kota Bima sebanyak 250 koli family kit, terpal 250 unit, hygine kit 150 koli, tikar 250 lembar, dan selimut 250 lembar. Selain itu, dua unit tenda family untuk posko Tim Relawan PMI Kota Bima.
Katanya, bagi korban di Kota Bima, akan dialokasikan sebanyak 175 koli family kit, 175 unit terpal, 100 koli hygine kit, 175 lembar tikar, dan 175 lembar selimut. Sisanya akan disalurkan bagi korban di Kabupaten Bima. “Untuk Kabupaten Bima, sementara kita salurkan dulu yang ada sambil menunggu proses pengiriman lanjutan bantuan tanggap darurat dari PMI Pusat melalui PMI NTB,” katanya Sabtu (14/11) di sekretariat PMI.
Dijelaskannya, mekanisme penyaluran bantuan bagi korban di Kota Bima, akan dilakukan bersama Tim Komando Tanggap Darurat Korban Bencana (KTDKB) Kota Bima. Karena PMI Kota sudah tergabung sebagai anggota dalam KTDKB Kota bima. Untuk Kabupaten Bima, masih dalam proses dari PMI NTB. Bantuan itu sudah diserahkan oleh Ketua PMI Kota Bima, Drs H Maryono Nasiman, MM, kepada KTDKB yang diterima oleh Hj Misbah, Ketua Bidang Logistik dan Peralatan KTDKB.
Di tempat yang sama, staf Bidang Penanggulangan Bencana PMI Daerah NTB, menyatakan, selain pemberian bantuan logistik, pelayanan psikososial juga dilakukan untuk mengembalikan kondisi anak-anak korban gempa. Terutama pengalaman traumatik.
Katanya, kegiatan itu akan dilaksanakan selama tujuh hari di sekolah-sekolah, terutama yang hancur akibat gempa. “Kemarin kami sudah menilai awal dampak bencana terhadap anak-anak dan tampaknya mereka masih takut dan trauma, sehingga perlu penanganan secara psokologis,” ujarnya. (K07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar