Rabu, 25 November 2009

Tertimpa Tembok, Siswa SMPN 2 Tewas


Kota Bima, Bimeks.-
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Bima, Subhan Hidayat, tewas mengenaskan akibat tertimpa tembok pagar rumah warga di Tolomundu Kelurahan Paruga, Rabu (25/11) sekitar pukul 11.05 Wita. Peristiwa itu terjadi setelah pihak sekolah memulangkan seluruh siswa lebih awal karena ada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Guru.
Peristiwa itu mengagetkan rekan-rekannya, guru, dan warga sekitar. Mereka tak menduga, hari itu akhir dari episode kehidupan remaja itu.
Menurut saksi mata yang juga teman korban, Heri, saat itu bersama rekannya Rizal, Rifki, dan Subhan hendak menuju rumah masing-masing. Tiba-tiba, langkah mereka terhenti depan sebuah rumah warga yang memiliki sebuah pohon jambu. Keempat siswa itu sepakat memanjat buah jambu itu.
Sebelum memanjat, katanya, sempat duduk di depan pagar rumah warga itu untuk berembuk bagaimana cara mengambil jambu itu. Pengakuan Heri, awalnya sempat mencobanya dengan cara menjolok, karena belum mendapatkan satupun buah jambu, Rizal berinisiatif memanjatnya. Tetapi, hanya sampai di atas pagar saja.
Melihat temannya yang tidak kesampaian itu, Subhan langsung memanjat di atas pagar. Tidak lama kemudian, ketiga temannya di bawah meminta Subhan turun dan pulang. Beberapa kali seruan temannya itu tidak dindahkan Subhan. Akhirnya, Heri mengaku bersama dua temannya sepakat meninggalkan Subhan sendiri di atas tembok itu.
Ditambahkannya, belum sampai beberapa meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP), mendengar sesuatu yang jatuh dan suaranya keras. Tanpa berpikir panjang serentak kembali menuju sumber suara itu. Nah, betapa kagetnya ketika melihat Subhan sudah jatuh tertimpa tembok.
Katanya, saat itu bersama teman-temannya histeris dan berteriak untuk minta tolong kepada warga sekitar. Bahkan, Heri sempat melaporkannya pada kusir gerobak yang tidak jauh dari lokasi kejadian. Saat itu sempat mencoba mengangkat patahan tembok itu, tetapi hasilnya sia-sia saja. Untungnya saat itu Sirajuddin, tetangga korban, datang membantu.
Pengakuan Sirajuddin, patahan tembok itu sangat berat untuk diangkat, ketika mengetahui korban adalah tetangganya sendiri, kemudian berteriak sekeras mungkin minta tolong. “Serentak beberapa warga sekitar datang membantu,” katanya.
Diakuinya, Subhan langsung dilarikannya ke Puskesmas Asakota untuk mendapatkan perawatan intensif. Tetapi, Tuhan berkehendak lain, Subhan meninggal sekitar 20 menit kemudian.
Ayah korban, Hidayat Sarif, hanya bisa berpasrah dan merelakan kepergian anaknya. Diakuinya, hari itu tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan kalau sang buah hati akan meninggalkannya untuk selamanya. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar