Jumat, 20 November 2009

Anggota DPRD NTB Sesalkan Tragedi Ngali

Kota Bima, Bimeks.-
Tragedi berdarah di Desa Ngali Kecamatan Belo yang menimbulkan korban jiwa dua warga sipil setempat, terus menuai sorotan dari sejumlah pihak. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTB, Mori Hanafi, juga menyesalkan sikap agresif aparat Kepolisian hingga menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka.
Duta partai Gerindra Dapil 6 ini menilai kedatangan aparat Kepolisian ke desa itu berlebihan, meskipun dengan dalih ingin menciduk atau mengamankan warga yang diduga terlibat aksi pembunuhan. “Sangat-sangat kami sesalkan tindakan aparat yang membabi-buta seperti itu, padahal perdamaian tinggal selangkah,” ujar Mori di RSUD Bima, beberapa waktu lalu.
Menurut Mori, tindakan aparat sangat berlebihan, tidak semestinya terjadi apalagi terhadap warga sipil. Insiden berdarah itu justru akan memantik kemarahan warga dan menyulitkan sikap kooperatif warga agar mau menyerahkan senjatan api (Senpi). Padahal, gambaran perdamaian atau sikap yang baik sudah mulai ada dari warga.
“Apapun alasannya ini akan menyulitkan nuansa damai yang mulai muncul, padahal kami jauh-jauh dari Mataram untuk ambil bagian berkomunikasi bagaimana warga mau berdamai. Kami sesalkan tindakan aparat yang di luar prosedur,” katanya.
Mori mengisyaratkan akan memberikan atensi khusus terhadap insiden Ngali dan akan mendorong pembentukan Panitia Khusus (Pansus) di DPRD NTB mengusut kasus itu. Apalagi, hingga menimbulkan korban jiwa. Selain itu, juga akan berkomunikasi dengan Gubernur NTB berkaitan dengan kasus itu. “Masalah ini akan kami fokuskan dan menjadi perhatian serius kami di dewan, termasuk apa yang sudah dilaukan aparaat,” katanya.
Pada bagian lain, sejumlah korban insiden Ngali, sejak Kamis (19) dirujuk ke Bali karena kondisinya parah. Sejumlah pemuda dan masyarakat Ngali juga menyesalkan tindakan agresif aparat Kepolisian. 
 Seperti dilansir Bimeks, Waka Polres Bima, Kompol Djumarlan, yang dihubungi via HP Rabu malam, mengaku penangkapan Irfan tidak diagendakan sebelumnya. Hanya saja, oknum yang diduga pelaku penembakan warga Soki itu kebetulan terlihat di pemukiman warga. “Aparat putuskan mengamankan Hunter untuk diperiksa,” ujarnya.
Namun, di luar dugaannya, warga berontak dan menyerang balik. Bahkan, beberapa kali terdengar senjata otomatis menyalak dari kubu warga. Saat itu, Djumarlan mengaku memerintahkan anggotanya mundur untuk menghindari kontak senjata langsung. 
Katanya, sebuah mobil aparat Brimob jenis Ranger rusak ringan terkena lemparan batu. Mengenai jatuhnya korban jiwa, Waka Polres Bima belum bisa memastikannya. “Informasi warga yang tewas dan luka tembak masih simpang-siur,” ujarnya (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar