Senin, 30 November 2009

Penumpang Perahu Wisata, Sepi

Kota Bima, Bimeks.-
Beberapa pengelola perahu wisata yang beroperasi sekitar Pantai Lawata, Wadu Mbolo Kota Bima, dan pantai Kalaki Kabupaten Bima, mengeluhkan jumlah pengunjung yang sepi. Masih sedikit yang memanfaatkan kendaraan laut, seperti motor boat.
Pantauan Bimeks, dua hari setelah shalat Idul Adha, pantai Lawata dan sekitar Jenamawa Wadu Mbolo tetap ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati suasana pantai. Tidak heran banyak keluarga yang memanfaatkan bibir pantai untuk membakar ayam, ikan, dan menceburkan diri bersama keluarga di laut.
Ada yang menggunakan ban mobil dengan banyaran bervariasi sekitar Rp2.500 hingga Rp5.000/sekali pakai, bergantung besar kecilnya ban, jasa canon, dan lainnya.
Demikian juga ada yang memanfaatkan jasa perahu wisata untuk mengelilingi laut sekitar lokasi itu dengan bayaran dengan bayaran Rp2.000/penumpang. Namun, kali ini jumlah perahu yang beroperasi sekitar 13 hingga 16 unit boat.
“Kemungkinan dengan meningkatnya jumlah perahu, sehingga omzet pendapatan kami berkurang,” ujar pengemudi perahu wisata, Syamsudin, di Jenamawa Wadu Mbolo Kota Bima, Minggu (29/11).
Tahun lalu, katanya, jumlah perahu hanya lima hingga delapan saja, sehingga pendapatan bisa mencapai Rp500 ribu hingga Rp700 ribu/hari, tetapi pada lebaran Idul Fitri beberapa bulan lalu pendapatan masih lumayan sekitar Rp200 ribu hingga Rp400 ribu/hari. Tetapi, pada liburan pasca-lebaran menurun drastis. Paling tinggi setiap perahu hanya mendapat penghasilan sekitar Rp50 ribu hingga Rp70 ribu/hari saja.
“Saya kira bukan karena jumlah perahu bertambah saja, tetapi juga cuaca yang kurang bagus,” katanya.
Hal senada dikemukakan pengemudi perahu wisata di Wadu Mbolo dan Pantai Lawata, Ishaka, Umar, dan Sabit. Cuaca mendung dan hujan kurang menguntungkan perahu karena pengunjung berada dilokasi hanya sesaat dan pulang. Kecuali memang rombongan keluarga yang memang ingin menikmati suasana laut.
“Faktor cuaca ini memang tidak bisa dihindari karena memang saatnya memasuki musim hujan,” ujar Umar yang diamini rekan-rekannya.
Dia berharap, penataan tempat wisata perlu terus dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dan Kabupaten Bima. Seperti pantai Lawata kurang terawat dengan baik bahkan terkesan jorok. Padahal, banyak pegawai menganggur di kantor dan hanya menunggu gaji saja. “Kenapa tidak dikerahkan untuk menata lingkungan Lawata saja,” tuturnya. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar