Selasa, 24 November 2009

Kasus Pencurian Komputer di Wawo terus Diselidiki

Bima, Bimeks.-
Hingga kemarin, kasus pencurian 15 unit komputer sekolah yang menghebohkan daerah dataran tinggi Wawo, Minggu (22/11) sekitar pukul 03.00 Wita, terus diselidiki oleh aparat Polsek Wawo. Mereka berharap ada titik terang dari jejak yang ditinggalkan pencuri.
Kapolsek Wawo, IPTU Ahmad HI, menjelaskan, pengungkapan kasus itu tidak mudah dan melalui Bagian Tindakan Duketputen sedang mengidentifikasi dan mengungkap sidik jari pelaku. Dua anggota yang menangani adalah Briptu Ediyanto dan Briptu Ramadhan A Hadir, SH. “Kita berharap ada titik terang yang dapat mengungkap pelaku kasus pencurian alat vital 11 unit komputer SMAN 1 Wawo dan empat unit komputer lab MTsN Wawo,” ujarnya di Rabangodu, Selasa (24/11).
Hingga saat ini, katanya, belum ada tanda-tanda yang bisa mengungkap identitas pelaku. Apalagi, modus operandinya hampir sama dan bukan hanya terjadi di Wawo, tetapi juga beberapa hari sebelumnya terjadi juga pada sekolah di Bolo dan Woha. “Ini pelajaran berharga bahwa pencurian peralatan komputer mulai marak dan setiap sekolah dan kantor harus meningkatkan kewaspadaan,” ingatnya.
Untuk mengungkap kasus itu, masyarakat diminta membantu dengan menyampaikan informasi mengenai komplotan pencurian alat komputer. Apakah ada keterlibatan orang dalam? Kapolsek Wawo mengaku sejauh ini tak ada indikasi keterlibatan orang dalam. Namun, mereka juga tetap dimintai keterangan, terutama penjaga sekolah. “Mereka juga diharapkan membantu polisi agar kasus itu ada titik terangnya, sehingga diketahui siapa dalam dibalik kasus itu,” katanya.
Modus operandi pencurian ini, diakuinya, memang rumit karena hanya mengambil perangkat komputer, seperti hard disk, prosesor, memori, dan CD room. Meski kecil, alat-alat itu harganya ratusan ribu. Bahkan, harga hard disk sekitar Rp500 ribu hingga Rp700 ribu.
Akibat kejadian itu, SMAN 1 Wawo menderita kerugian sebesar Rp17 juta lebih, sedangkan MTsN sekitar Rp8 juta lebih. “Padahal, kelihatan barang kecil-kecil, tetapi harganya mencapai puluhan juta,” ujarnya.
Kepala MTsN Wawo, Ismail, SAg, mengharapkan pihak Kepolisian mengungkap hasus itu agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali. Pasalnya, kejadian itu sangat meresahkan masyarakat, terutama jajaran pendidikan. Pengadaan komputer sebagai media pembelajaran keterampilan bagi siswa, tetapi dengan raibnya komputer praktis proses belajar mengajar mengenai keterampilan komputer macet total. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar