Jumat, 20 November 2009

Warga Ngali Serahkan 16 Pucuk Senpi pada Polisi

Bima, Bimeks.-
Warga Desa  Ngali Kecamatan Belo Kabupaten Bima, menyerahkan 16 pucuk senjata api (Senpi) rakitan kepada aparat keamanan. Penyerahan senjata itu berdasarkan kesepakatan warga setempat, sekaligus upaya mengakhiri pertikaian yang berkepanjangan.
Secara sukarela, warga menyerahkan Senpi rakitan itu ke kantor desa dan diterima Kepala Desa (Kades) Ngali, Imam Suhadi, SH. Selain senjata api berbagai jenis diserahkan, juga sejumlah butir perluru, panah, dan anak panah.
Kades Ngali menjelaskan penyerahan senjata itu berdasarkan rapat pada Jumat pagi. Penyerahan itu tidak bisa ditawar lagi untuk menghentikan perang dengan warga Renda. “Penyerahan senjata api ini sudah harga mati, wajib hukumnya,” katanya kepada Bimeks di Ngali, Jumat.
Selanjutnya, Kapolres Bima, AKBP Fauza, Dandim 1608 Bima Letkol (Inf) Evin Ruswin N, Wakil Kepala Densus 88 NTB, Kompol Wahab, Camat Belo, Sudirman, SE, menerima penyerahan Senpi itu. Saat itu, Fauza menyampaikan terimakasih kepada warga Ngali yang mau menyerahkan senjatanya secara sukarela. “Mereka yang menyerahkan senjata, tidak akan kami proses,” janjinya.
Secara simbolis, Imam menyerahkan satu pucuk Senpi magazine kepada Kapolres Bima. Selanjutnya, senjata itu dibawa ke Mapolres Bima untuk diamankan. Usai penyerahan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara penerimaan.
Pantauan Bimeks, ratusan warga Ngali menyaksikan penyerahan Senpi itu. Kapolres Bima datang dengan sejumlah pasukan dengan persenjataan lengkap. Suasana di Ngali terlihat kondusif dan warga kembali ke aktifitasnya masing-masing.
Camat Belo, Sudirman,SE, menyukuri penyerahan senjata itu. Diharapkannya penyerahan itu sebagai titik akhir pertikaian selama ini. Ke depan, warga diharapkan tidak mudah terprovokasi, sehingga menimbulkan persoalan berkepanjangan.
Bagaimana kronologis penembakan warga Desa Ngali Kecamatan Belo hingga menyebabkan korban jatuh? Kapolres Bima, AKBP Fauza, mengaku penembakan oleh anggotanya saata itui karena perlawanan dari warga setempat. Dia membantah jika aparat yang lebih dulu memberondong senjata.
“Saat itu terdengar ada rentetan senjata api, saat itu juga sebenarnya anggota kami mundur,” katanya usai penyerahan senjata api di kantor Desa Ngali, kemarin.
Saat itu juga, Kepolisian sedang berpatroli. Namun, kemudian ada insiden, sehingga terjadi penembakan. Fauza juga membantah informasi yang simpang-siur tentang jumlah korban. “Korbannya hanya lima,” jawabnya singkat.
Seperti dilansir Bimeks sebelumnya, akibat penembakan satu warga Ngali tewas. Semantara empat lainnya luka, dia diantaranya dirujuk ke Mataram dan Denpasar.
Insiden penembakan itu terjadi, menyusul penangkapan warga Ngali, Irfan alias Hunter yang diprotes oleh warga. Mereka menginginkan agar jangan dulu ada penangkapan sebelum perdamaian dilakukan. Reaksi warga itu mendapat balasan dari aparat, hingga korban jatuh.
Dua warga Ngali lainnya, saat itu juga ditahan aparat, 17 orang lainnya sempat ditangkap, namun dilepaskan lagi. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar