Jumat, 20 November 2009

Pisang dari NTT terus Dipasok

Bima, Bimeks.-
Kebutuhan pasar terhadap stok pisang di Kabupaten Bima, tak pernah mengendur. Bahkan, sekian banyak yang dikapalkan dari Sumba, Biak, Manggarai, dan Flores, masih belum mencukupi, sehingga harganya semakin tinggi.
Pantauan Bimeks di Dusun Pali Desa Sondosia, Kamis (19/11), dua kapal perahu yang mengangkut buah pisang dari Reo Kabupaten Manggarai diserbu pembeli, terutama yang sudah matang.
Pedagang buah pisang dari Bolo, Ibrahim, mengaku, setiap bulan ada dua hingga tiga kali perahu merapat di jembatan Pali Sondosia, tetapi kebutuhan terhadap buah pisang tetap tinggi. Untuk 500 tandan pisang hanya bertahan sehari atau dua hari saja, karena banyaknya permintaan pembeli.
“Kemampuan kapal hanya dua kali saja setiap bulan, tetapi saat ini jumlah pedagang pisang semakin banyak, sehingga kebutuhan buah pisang di pasar tetap mencukupi,” katanya.
Dia mengaku, satu tandan pisang yang sudah matang diambil di lokasi sekitar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tetapi setelah di dermaga menjadi Rp20 ribu hingga Rp30 ribu. Bahkan, setelah di pasar lebih tinggi lagi.
Hal senada dikemukakan Didin dan A Malik. Permintaan pasar terhadap buah pisang beragam. Namun, yang paling banyak adalah pisang Mandar (kalo mada), kemudian pisang susu, sedangkan permintaan pisang Jawa dan Ambon biasa saja.
Untuk pisang lokal, kata Malik, lebih bagus tetapi stoknya hanya cukup untuk pemiliknya saja, sedangkan pasar membutuhkan banyak stok. “Seharusnya, kalau pemerintah ingin menyejahterakan masyarakat menyiapkan lahan untuk menanam pisang,” kata Malik diamini rekannya. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar