Minggu, 01 November 2009

Pembangunan Pos di Perbatasan Renda-Ngali, Terhambat

Bima, Bimeks.-
Pembangunan pos keamanan di perbatasan wilayah Desa Renda dan Ngali Kecamatan Belo, terhambat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima telah mengerahkan eksavator untuk mengeruk lahan di Wadu Nocu, hanya saja sebagian anak muda Renda menolak lokasinya di tempat itu.
Akibatnya, kata Camat Belo, Sudirman, SE, pembangun pos itu tidak bisa dilakukan secepatnya. Apalagi, kini muncul konflik antara dua desa itu lagi. “Padahal, pemerintah sudah serius untuk membangun pos keamanan itu, tapi justru ada penolakan dari sekelompok pemuda Renda,” katanya di Belo, Sabtu.
Pembangunan pos itu, katanya, sesuai kesepakatan antara dua desa pada 26 Januari 2009 lalu. Para pemuda Renda itu menginginkan lokasinya di perbatasan atau timur Wadu Nocu. “Kalau pihak Kodim 1608 Bima mengusulkan lokasinya di atas Wadu Nocu agar mudah memantau dua warga desa,” katanya.
Alasan sekelompok pemuda Renda itu, kata Sudirman, karena ada sejarah gunung tersebut. Ada kepercayaan ‘parafu’ yang bersemayam di Wadu Nocu. Jika lokasi dipindahkan, maka akan membutuhkan proses, yakni pembebasan lahan milik orang lain, sementara di Wadu Nocu masuk penguasaan negara. Hasil pembicaraan warga Renda, menyiapkan lahan di lokasi itu seluas 63 are.
Katanya, warga Ngali menginginkan agar pos keamanan segera dibangun sehingga akses jalan mereka buka. Hal itu juga sesuai kesepakatan bersama, namun munculnya konflik kian menghambat. “Kami hanya tidak menginginkan ada orang yang tidak bertanggungjawab dan terus mengeruhkan keadaan ini,” tandasnya.
Mencermati kondisi saat ini, jelas Sudirman, ada dua hal yang menjadi hambatan besar, yakni egoisme desa. Selain itu, persoalan ini sebenarnya muncul dari kalangan anak remaja dan akhirnya meluas.
Padahal, kerap kali ketika muncul kenakalan remaja dua desa terjadi di luar wilayah itu. Namun, entah mengapa merembet menjadi emosi desa.
Dia berharap pesoalan kenakalan remaja ini tidak menjadi emosi komunal dan diselesaikan antara mereka. “Kalau persoalannya antara remaja, maka selesaikanlah, jangan membiaskannya menjadi besar. Karena konflik tidak menguntungkan siapapun, tapi merugikan semua orang,” ingatnya. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar