Kamis, 19 November 2009

MUI: Zikir Bersama Redamkan Konflik Renda-Ngali

Bima, Bimeks.-
Korban jiwa di wilayah konflik Renda-Ngali Kecamatan Belo muncul lagi. Kali ini, ketegangan antara warga dan aparat keamanan. Satu warga tewas dan tiga lainnya terluka. Bahkan, seorang ibu yang shock dengan kejadian yang menimpa anaknya juga menjadi korban. Mencuatnya kembali kabar buruk dari wilayah ‘panas’ Renda-Ngali memicu keprihatinan berbagai pihak.
Mengapa korban berjatuhan lagi? Itulah pertanyaan yang diajukan oleh sebagian masyarakat yang mengikuti perkembangan kondisi di wilayah itu.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima, HM Said Amin, BA, mengajak semua pihak yakni warga dan aparat agar mengembalikan semuanya kepada pesan-pesan agama. Semua warga dari yang tua dan muda, termasuk komponen lainnya agar duduk dalam satu majelis zikir untuk mengingat Allah. Kegiatan itu harus rutin dilakukan disertai keikhlasan menyerahkan semuanya kepada Allah.
“Semua harus berzikir dalam sikap ikhlas, rutin dilakukan sampai ada petunjuk dari Allah,” katanya saat dihubungi Bimeks, tadi malam, berkaitan dengan kasus Renda-Ngali yang terus merenggut korban.
Diakuinya, sebenarnya Rabu ada rencana pertemuan antara dua kelompok itu untuk zikir bersama, namun gagal dilaksanakan karena ketegangan antara warga Ngali dengan aparat keamanan.
Dikatakannya, berbagai upaya perdamaian sudah seringkali dilakukan oleh pemerintah daerah dan aparat. Namun, setelah itu bahkan beberapa hari kemudian kembali muncul.
Dia kembali mengingatkan hanya satu cara yang bisa meredam konflik selama ini, yakni mengembalikan semuanya kepada Allah.
Sebelumnya, sejumlah warga berharap konflik berdarah yang melibatkan kelompok massa dua desa itu segera berakhir dan kesepakatan damai yang telah dicapai ditaati. Masalahnya, dampak dari konflik itu menyeyabkan mobilitas warga setempat dan sekitarnya terganggu.
Seperti dilansir Bimeks, Kamis, aparat gabungan bergerak menuju Ngali untuk membujuk wara agar menyerahkan senjata tajam dan senjata api rakitan yang mereka miliki. Namun, saat bersaman aparat mengidentifikasi keberdaan Irfan alias Hunter yang diduga terlibat dalam penembakan warga Renda, beberapa hari sebelumnya.
Rupanya, penangkapan itu memantik reaksi dari warga lainnya. Akhirnya ketegangan pun muncul dan kontak senjata dengan aparat tak terelakan. Dalam peristiwa itu, seorang warga tewas dan tiga lainnya terkena tembakan. Selain itu, ibu korban yang tewa juga menjadi korban setelah melihat anaknya tewas. (BE.12)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar