Rabu, 04 November 2009

Kondisi Nelayan Jauh dari Ideal

Kota Bima, Bimeks.-
Bagaimana kondisi nelayan Kota Bima saat ini? Masih jauh dari kondisi ideal. Hal itu dinyatakan Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bima, H Abubakar Arsyad, SSos, kepada Bimeks di aula hotel Lila Graha Kota Bima, Rabu (4/11).
Katanya, selama tampuk pimpinan organisasi HNSI sejak 2005 lalu, nasib nelayan Kota Bima nyaris tidak ada perubahan yang berarti atau stagnan. Malah, terlihat memrihatinkan ketika hasil yang diperoleh dari melaut tidak seimbang dengan harga yang ditawarkan oleh tengkulak.
“Keadaan itu cenderung menyebabkan nelayan kita tetap miskin. Padahal, mereka sudah dibekali peralatan melaut yang cukup memadai,” katanya.
Pada bagian lain, Sekretaris HNSI Kota Bima, Mukhtar, SE, menuturkan indikator nelayan dikatakan memrihatinkan adalah alat tangkap ikan yang digunakan oleh nelayan masih bersifat tradisional dan harga ikan yang berlaku di pasaran cenderung tidak terkontrol. Akibatnya, selalu merugikan nelayan.
Disamping itu, akses permodalan sulit diperoleh kelompok nelayan untuk mendukung aktifitas melaut. Selain itu, keadaan ekosistem laut yang belum membaik pascaperusakan oleh sejumlah oknum nelayan tradisional yang menggunakan bom ikan dan potasium. “Demikian hal yang menyebabkan kondisi nelayan kita sangat memrihatinkan,” tuturnya.
Lantas bagaimana solusinya? Dijelaskannya, kondisi itu bisa diminamalisasi melalui program yang dicanangkan pemerintah. Seperti Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) dan Program Langsung Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PLBPM).
Selain itu, melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Kelautan dan Perikanan. Cakupannya memberikan bantuan usaha bidang penangkapan, pengolahan hasil dan pemasaran budidaya perikanan. “Program ini menitikberatkan pada bantuan peralatan untuk mendukung usaha-nelayan yang diarahkan agar mandiri,” katanya. (K07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar