Senin, 09 November 2009

Dihantam Batu, Bayi Terlempar

Bima, Bimeks.-
Tiga rumah warga Kelurahan Jati Baru Kecamatan Asakota, Kota Bima, rusak berat ditimpa longsoran batu besar dari pegunungan. Peristiwa itu diakibatkan karena getaran menggeser posisi batu.
Padamnya listrik saat gempa masih mengguncang, menyebabkan sejumlah warga sulit menyelamatkan diri. Seperti yang dialami oleh Jamaludin, warga RT 08 RW 03 lingkungan Lela Kelurahan Jatibaru. Rumah panggung 12 tiang miliknya hancur dihantam longsoran batu.
Saat gempa terjadi, dia berusaha menyelamatkan anaknya Andre (1 tahun). Saat diraihnya sang buah hati, lampu listrik padam. Belum sempat berfikir mencari pintu keluar, batu berukuran besar menghantam rumahnya.
Anak dalam dekapannya pun terpental sekitar lima meter, jatuh ke tanah. Kepanikannnya kian menjadi, mengira sang anak tak selamat. Apalagi saat dicari, tidak ada suara tangisan. “Karena gelap saya sulit untuk mencari anak saya, barulah diketahui ketika menangis,” katanya di Jatibaru, Senin.
Jamaludin sendiri mengalami luka pada kaki kirinya, sementara rumahnya udah tidak bisa ditempati lagi. Diharapkannya ada bantuan dari pemerintah, bahkan untuk berobat sendiri, tidak memiliki uang.
Selain rumah Najamudin, dua rumah lainnya yang berdekatan ikut juga rusak berat. Batu yang menggelinding dari atas gunung sebenarnya satu dan berukuran besar. Namun saat menghantam pepohonan, batu tersebut pecah menjadi empat dan menerjang tiga rumah, hingga rata dengan tanah.
Korban gempa di Jatibaru, Nasarudin, mengaku kejadian itu bermula ketika merasakan getaran gempa yang kuat, beberapa kali belum sadar karena tertidur lelap. Begitu juga dengan istrinya. Sementara itu, anaknya yang berusia satu tahun, terlempar keluar rumah. Mendengar runtuhan besar yang jatuh dari pegunungan, belum sempat menyelamatkan diri, hantaman keras menimpa rumah beserta isinya.
Setelah getaran gempa usai, dia dan istrinya diselamatkan oleh warga setempat, karena diapit oleh runtuhan rumah. Akibat peristiwa itu, Nasrudin beserta istri mengalami luka pada sekujur tubuhnya. “Saya merasa bersukur masih diberikan selamat oleh Allah, beserta isteri dan anak, saya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membangun kembali rumah ini,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Hamdu Daya, juga mengalami hal yang sama. Dia mengaku, sebelum gempa itu terjadi, dalam keadaan tidak tidur dan hendak makan. Begitu mendengar gemuruh dan guncangan dahsyat, bersama isterinya sempat menyelamatkan diri. Untungnya dalam kejadian itu, tidak ada korban jiwa.
“Gempa pertama saya sedang duduk, gempa kedua saya hendak makan, belum sempat satu suap, rumah sudah bergetar keras. Sekarang saya hanya bisa berpasrah dan menunggu bantuan dari berbagai pihak,” harapnya.
Pantauan Bimeks, ketiga rumah itu rusak total dan tidak bisa digunakan lagi. Saat ini mereka memilih membangun tenda di halaman terbuka, agar terhindar dari gempa susulan.
Sementara itu, Ibrahim MS, Ketua RT 1 Rabangodu Utara, bagian depannya ambruk. Diakuinya, guncangan gempa kali ini sangat dahsyat dibandingkan sebelumnya. “Untung saat gempa terjadi, kami keluar dari pintu belakang. Rupanya bagian depan rumah amruk semua,” ujarnya.
Banyak warga tidak menyangka, jika saat tertidur lelap gempa 6,7 SR mengguncang. Hingga mimpi indah buyar dan berubah menjadi ketakutan. Ada yang mencoba menyelamatkan diri dengan melompati pagar, namun nyangkut. Bahkan, ada juga yang lompat dari lantai dua, hingga mengalami patah kaki. Ada juga yang berlarian hanya memakai celana dalam. Warga juga kuatir jangan sampai muncul gempa susulan. (BE.16/K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar