Senin, 09 November 2009

“Apa Pemerintah Mau Membunuh Kami...”

Kota Bima, Bimeks.-
Meski awalnya sempat bahagia, sejumlah nelayan yang dihubungi mengaku kecewa dengan bantuan DKP itu. Pasalnya meski kelihatan baru bantuan perahu itu sulit digunakan karena tenggelam.
“Apa pemerintah mau membunuh kami, mengapa bantuan yang diberikan setengah hati. Untung-untung kami belum melaut hingga lebih jauh, bisa bahaya. Baru dinaiki dua orang, perahu sudah tenggelam,” ujar nelayan yang enggan menyebut namanya di Tanjung, Sabtu (7/11).
Tidak hanya itu, nelayan itu mengaku dibebani biaya untuk bisa memastikan bantuan perahu itu menjadi miliknya. Padahal, sepengetahuan mereka bantuan itu gratis dan sebagai wujud pemberdayaan ekonomi nelayan. “Sekarang apa yang mau diberdayakan, perahunya tidak bisa digunakan, kami sendiri yang harus tambah tinggi kayu perahu baru bisa digunakan,” ujarnya.
Nelayan berharap serius pemerintah menyikapi keluhan itu. Awalnya, gembira dengan bantuan itu, namun mendadak kecewa setelah mengetahui perahu itu tidak bisa digunakan untuk menangkap ikan. “Sekarang bagaimana tangkap ikan, baru mau dinaiki saja sudah mau tenggelam,” ujar sumber lainnya.
Sekretaris DKP Kota Bima, Ir Zulkifli, MAP, memastikan akan menyikapi serius keluhan sejumlah nelayan itu. Termasuk menindak oknum yang menarik biaya terhadap bantuan perahu itu. “Bantuan itu gratis, jadi nggak benar kalau kita membebani biaya apapun,” katanya.
Sebelumnya, saat dikonfirmasi wartawan Jumat (6/11) lalu, Zulkifli mengakui jumlah total pagu untuk pengadaan atau pembuatan perahu itu sebesar Rp80 juta. Namun, mendadak berubah setelah dikonfirmasi lagi pada Sabtu (7/11). Saat didampingi Kepala DKP, Ir H Syarafuddin, MM, dia kembali menegaskan nilai pagu dana pembuatan peruhi itu hanya Rp50 juta. (BE.17)
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar