Rabu, 04 November 2009

Pejabat Humas harus Pahami Cara Berinteraksi dengan Pers

Kota Bima, Bimeks.-
Kran informasi satu pintu dianggap bentuk proteksi informasi pemerintah daerah. Hal itu disorot oleh para wartawan. Aturan itu dinilai justru mengekang dan melemahkan fungsi kontrol media massa terhadap pemerintah.
Hal itu mengemuka dalam rapat kerja (raker) Kehumasan se-NTB dengan tema optimalisasi peran Kehumasan dalam mendukung NTB Bersaing di Paruga Parenta, Rabu (4/11).
Peran Kehumasan dinilai terlalu dalam praktiknya, termasuk hal-hal yang teknis. Akibatnya, menimbulkan persepsi yang berbeda antara wartawan di lapangan dengan aparat Bagian Humas, meski mereka saling membutuhkan.
Pemimpin Redaksi Harian Lombok Post, H Abdus Syukur, menengahi perlunya saling komunikasi karena pemerintah dan media massa sebagai mitra kerja. Saling membutuhkan, bukan saling memanfaatkan. Pemerintah membutuhkan media massa untuk menyosialisasikan program-program pembangunan agar diketahui dan mendapat apresiasi dan dukungan masyarakat. Pada sisi lain, pers membutuhkan pemerintah (Humas) sebagai sumber informasi, sekaligus konsumennya.
Lalu, bagaimana solusinya? “Intinya, pejabat Humas haruslah memahami peran, kekuatan, dan cara berinteraksi dengan pers (wartawan),” ingatnya.
Persoalan satu pintu, kata GP Aryadi, tak perlu dipersoalkan karena menyangkut kebijakan harus melalui pintu Humas saja, tetapi menyangkut hal-hal yang teknis perlu disiasati oleh Humas agar mengundang pejabat teknis untuk memberikan keterangan. Kalau hal seperti ini sudah dilakukan oleh Humas Pemprov dan Humaslah yang memfasilitasinya, termasuk menggelar jumpa pers.
Raker itu dibuka oleh Wali Kota Bima, HM Nur A Latif, berlangsung 3-5 November, diikuti perwakilan Humas se-NTB dan praktisi media massa. Saat itu, amanat Gubernur NTB dibacakan Staf Ahli Bidang Investasi Pariwisata Provinsi NTB, Drs H Hamzah M Amin, MM. Dialog dipandu oleh Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bima, Abdul Wahab, SH, dan Kepala Bagian Humas Setda Kota Bima, Drs Is Fahmi.
Materi yang disampaikan berkaitan dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Menunjang Tugas Kehumasan (studi kasus PT Newmont Nusa Tenggara) oleh Senior Specialist Internal Communications Public Relations PTNNT, Andika Wijaya. Disusul materi mengenai Interaksi Media Massa dan Humas Pemerintah oleh Pemimpin Redaksi Lombok Post, H Abdus Syukur, dan materi terakhir mengenai Humas Pemda, peluang, tantangan dan strategi membina hubungan masyarakat yang disampaikan Bagian Humas Pemprov NTB, IGP Aryadi.
Hamzah menjelaskan, pertemuan ini tentu bukan sekadar pertemuan rutin tahunan, melainkan salah satu wahana untuk mengupas berbagai permasalahan Kehumasan dalam organisasi masing-masing maupun berbagai kondisi kehidupan yang sedang dan akan terus berlangsung. Seiring dengan tuntutan transparansi masyarakat, salah satu tantangan besar yang kini dihadapi oleh Bagian Humas pemerintah daerah adalah bagaimana menjadikan institusi humas semakin lebih profesional.
Katanya, sebagai pejabat humas dan sebagai pengelola program dan layanan komunikasi dan informasi publik, setiap perubahan situasi dan kondisi dalam lingkungan kerja maupun dalam lingkungan sosial, harus senantiasa “ditangkap” sebagai sebuah peluang, sekaligus tantangan untuk dicermati, dianalisis. Kemudian dengan kepekaannya, segenap insan Kehumasan mengambil posisi dan langkah yang tepat untuk menyikapi persoalan itu secara bijaksana. “Inilah yang menjadi esensi dan eksistensi dari tugas pokok dan fungsi Kehumasan,” katanya.
Persoalan satu pintu, kata pemateri lain, GP Aryadi, tidak perlu dipersoalkan, tetapi perlu disiasati oleh Humas dengan mengundang pejabat yang berwenang dalam hal-hal teknis. Pemerintah Provinsi NTB telah melakukan hal itu, selain agenda jumpa pers yang difasilitasi oleh bagian Humas.
Dalam menyikapi berbagai persoalan, katanya, diperlukan aparatur Kehumasan yang tidak hanya mampu berperan sebagai jembatan penghubung antara organisasi dan publik, melainkan juga mampu berperan sebagai dinamisator organisasi secara keseluruhan menuju kondisi kehidupan yang lebih baik.
Dalam konteks inilah, pejabat Humas tampil dalam membangun citra positif organisasi dengan perilaku aparatur dan manajemen komunikasi yang tepat. Disamping memberikan berbagai informasi yang tepat dan akurat, juga untuk membangun dan menggugah peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar