Minggu, 15 November 2009

Kapolres Bima: Konflik Renda-Ngali harus Diakhiri

Bima, Bimeks.-
Sementara itu, sejak Jumat (13/11) hingga Minggu (15/11) kelompok warga Desa Renda dan Ngali bertikai lagi. Belum ada titik temu untuk menyelesaikan konflik itu, meski berbagai kesepakatan telah dibuat. Aparat mulai bersikap tegas dan mengeluarkan ultimatum.
Melalui himbauan Kapolres Bima, AKBP Fauza, kedua kelompok yang bertikai diminta menghentikan aktifitas yang mengganggu Kamtibmas. Selain itu, menyerahkan berbagai senjata api rakitan, senjata organik,  panah dan senjata lainnya, paling lambat 21 November mendatang. Jika tidak, maka aparat kepolisian akan bertindak tegas.
Selebaran himbauan itu disebarkan melalui udara. Kapolres Bima menggunakan helikopter dan membuang selebaran pada dua kelompok warga. Tidak hanya saat terjadi konflik, helikopter berputar untuk menghalau warga.
    Pantauan Bimeks hingga kemarin, dari atas helikopter rentetan peluru dimuntahkan untuk menghalau dua kelompok warga. Sambil menyampaikan peringatan melalui pengeras suara, agar warga mundur.  Kedua kelompok warga pun lari berhamburan, ketika heli datang.
    Namun, pada Sabtu (14/11) aparat Kepolisian yang hendak berjaga di perbatasan, diberondong peluru oleh salah satu kelompok warga. Mendapat tembakan dari atas bukit Wadu Nocu, aparat mencari perlindungan. Desingan peluru tidak jelas ke arah mana, semua mencari posisi aman agar tidak terkena tembakan.
Saat seperti itu, kelompok warga lainnya maju dan kelompok lain mundur. Helikopter pun datang untuk menghalau kedua warga sembari menyebarkan selebaran. Saat insiden Sabtu (14/11), satu orang terkena peluru di bagian paha. Pada Minggu kemarin, kembali dilaporkan ada yang terkena tembakan.
Camat Belo, Sudirman, SE, berharap penyampaian himbauan melalui udara tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia. Namun, juga dalam bahasa Bima agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat yang bertikai. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar