Senin, 09 November 2009

Forum Renda-Ngali Terbentuk

Bima, Bimeks.-
Forum Desa Ngali dan Renda, akhirnya terbentuk, Sabtu (7/11) lalu, di ruang rapat Bupati Bima. Pertemuan dua perwakilan kelompok desa itu difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Polda NTB.
Hadir dalam kesempatan itu Waka Polda NTB, Kombes, Subagiyo, sejumlah perwira Polda dan Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST. Kapolresta Bima, AKBP Tjatur Abrianto, Waka Polres Bima, Kompol Djumarlan dan Waka Polresta Bima, Kompol Aidin, terlihat dalam pertemuan itu.
Selain membentuk forum, terdapat beberapa kesepakatan bersama. Salah satunya segera menghentikan pertikaian.
Waka Polda NTB, Kombes Subagiyo, berharap pertamuan itu bermuara pada perdamaian dua kelompok warga. Masing-masing dapat menjalankan isi kesepakatan. “Kami harap keinginan berdamai ini dari hati. Tidak ada gunanya, kalau setelah pertemuan konflik kembali terjadi,” ujarnya di kantor Pemkab Bima, Sabtu.
Masalah keberadaan senjata api (Senpi) rakitan, katanya, membutuhkan tahap sosialisasi. Saatnya nanti warga diminta menyerahkannya, jika tidak baru razia dilakukan.
Bupati Bima, H Ferry Zulkarnain, ST, berharap agar warga dua desa menahan diri agar tidak saling menyerang. Memberi kesempatan kepada Pemkab Bima untuk menyelesaikan persoalan ini, termasuk dengan memediasi terbentuknya forum.
Camat Belo, Sudirman, SE, yang dihubungi via handphone (HP) Minggu (8/11) mengatakan setelah terbentuknya forum itu selanjutnya masing-masing kelompok warga mengajukan nama yang akan masuk dalam kepengurusan.
“Rapat lanjutan akan dilangsungkan Rabu (11/11) di kantor Camat Belo. Mulai Rabu juga warga diminta menyerahkan senjata api rakitan 3 kali 24 jam,” ujarnya.
Jika dalam waktu 3x24 jam tidak menyerahkan Senpi rakitan, baik laras panjang dan pendek, maka akan dirazia. Selain itu, dalam kesepakatan itu, jika ada pertikaian antara warga Ngali dan Renda di luar desa, maka diselesaikan oleh dua orang tersebut.
Katanya, warga lain tidak boleh terlibat apalagi membias menjadi pertikaian besar. Masing-masing harus bisa menahan diri, agar perdamaian abadi dapat diwujudkan.
Informasi yang dihimpun Bimeks, saat pertemuan berlangsung, dua kelompok warga kembali bertikai. Kenyataan itu dibenarkan oleh Sudirman, namun tidak berlangsung lama. Saling tembak dengan senjata api rakitan terjadi, untungnya tidak ada korban jiwa. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar