Selasa, 03 November 2009

‘Bandrol’ CPNSD Rp30-Rp100 Juta?

Kota Bima, Bimeks.-
Pelaksanaan tes tertulis Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNSD) Kota Bima dan daerah lainnya di NTB akan dihelat Minggu (8.11) mendatang. Seiring dengan itu, sejak awal banyak beredar isu penjaringan ini identik dengan uang. ‘Bandrol’ nilainya puluhan juta. Oknum calo bakal mencari celah untuk beraksi.
Lalu, bagaimana meresponsnya? Wakil Wali Kota Bima, H Qurais H Abidin, juga gerah dengan isu yang berkembang soal penjaringan CPNSD yang bernuansa uang. Wawali meminta jika ada yang menjadi korban segera melaporkan pada Kepolisian.
Qurais mengaku telah mendengar ‘bandrol’ satu kursi CPNSD tahun 2009 bagi yang berijasah SMA sebesar Rp30 juta hingga Rp50 juta, sedangkan ijasah S1 sebesar Rp50 juta hingga Rp100 juta. Koordinasi dengan aparat Kepolisian telah dilakukan untuk mengungkap masalah ini. “Ini adalah penipuan besar, saya mengimbau agar masyarakat jangan percaya hal itu,” ujarnya.
Diingatkannya, agar masyarakat harus memiliki kesadaran kolektif agar tidak percaya pada hal semacam itu. Dia mengajak agar bekerja sama dalam mengungkap berbagai persoalan yang merugikan masyarakat sendiri.
Qurais menegaskan, sesuai ketentuan aturan, tidak ada seorang pun yang bisa menjamin sesorang bisa lolos PNS melalui “jalan tikus” atau diluar ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah, meskipun seorang kepala daerah, termasuk jika menggunakan uang pelicin. Oleh karena itu, masyarakat kembali diingatkan  agar tidak terjebak rayuan para calo atau joki yang berspekulasi memanfaatkan kondisi kepercayaan masyarakat.
“Biar Wali Kota atau saya sekalipun tidak ada yang bisa menjamin lolos dengan cara-cara di luar yang ditetapkan, orang pemeriksaan ujian itu di pusat bukan daerah yang tentukan. Jadi janganlah mudah percaya sama isu-isu yang tidak benar itu,” ingat Qurais di kantor Pemkot Bima, Selasa (3/11).
Diakuinya, isu calo atau kebiasaan masyarakat memercayai calo atau joki sebenar bukanlah hal baru. Beberapa waktu lalu, sempat ditemui beberapa orang yang memintanya menjadi penjamin agar lolos CPNSD, namun ditolaknya. “Bahkan, ada yang datang ke rumah saya. Awalnya bawa sapi, terus bawa uang. Tapi cara-cara cacat seperti itu sudah jelas tidak bisa dilakukan,” katanya.
Qurais kembali mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak aksi calo atau joki. Apalagi, menjelang hari pelaksanaan seleksi hal itu bisa muncul.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Drs H Maryono Nasiman, MM, juga kuatir dengan maraknya isu yang mengatasnamakan pejabat teras Pemkot Bima atau dekat dengan kepala daerah. Oknum calo mengisukan mampu meluluskan dengan alasan jatah pejabat tertentu. Hal itu dapat berakibat fatal bagi nama baik pejabat.
Maryono menegaskan agar masyarakat jangan pernah percaya dengan hal itu. Penjaringan CPNSD murni berdasarkan kemampuan para peserta. “Tidak ada jatah saya, Wali Kota, Wakil Wali Kota dan pejabat yang lainnya, yang ada jatah kemampuan sendiri dalam menjawab soal CPNSD. Kalau bisa saya yakin lulus, tapi kalau tidak, maka sebaliknya,” ujarnya di kantor Pemkot Bima.
Mengenai oknum yang mengatasnamakan dirinya, Maryono menegaskan agar masyarakat bersikap hati-hati dan jangan mudah percaya pada siapapun. Jika masyarakat menemukan oknum yang mengatasnamakan pejabat, segera melaporkan pada pihak Kepolisian. “Saya akan menindak tegas jika ada pejabat Pemkot Bima yang terlibat sebagai calo CPNSD,” katanya. (BE.17/K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar