Jumat, 04 Desember 2009

Siti Maryam: Ganti Motto Tohompara Ndai, Sura Dou Labo Dana

Kota Bima, Bimeks.-
Sesepuh Bima, Hj Siti Maryam, SH, mengeritik motto Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima H Fery Zulkarnain, ST dan H Usman AK. Yakni motto “Tohompara Ndai, Sura Dou Labo Dana”. Motto itu dinilainya sudah diubah, padahal yang benar “Tohompara Nahu, Sura Dou Labo Dana”.
Kata Nahu, kata Maryam, telah diganti Ndai yang menunjukkan banyak orang. Padahal yang bisa memberikan contoh kepada rakyat adalah seorang pemimpin seperti raja. Kata Ndai juga dipertanyakan oleh Siti Maryam. “Ndai itu siapa,” herannya.
Maryam yang akrab disapa Ina Kaumari mengaku, motto itu hanya bisa digunakan dan diperuntukan pada orang-orang yang mementingkan rakyat, ketimbang pribadi dan golongan. Hal itu telah berlaku sejak jaman raja-raja, seperti raja Bima yang sangat mengangkat harkat dan kepentingan masyarakatnya.
“Saya sangat kecewa apabila ada orang atau kelompok yang pake motto itu, jika mereka tidak mementingkan rakyat,” ujarnya di Musium Samparaja, Rabu (2/12) lalu.
Dijelaskannya, bahwa Raja sungguh-sungguh dalam menjalankan motto itu. Tetapi saat ini dia melihat lebih mementingkan pribadi dan golongan. Ferry-Usman, telah diingatkan 2004 silam untuk tidak menggunakan motto tersebut.
“Karena resikonya sangat tinggi dan berat untuk dipikul kalau digali maknanya secara mendalam,” ujarnya.
Dia mengaku kaget, ketika motto itu digunakan. Apalagi, pelaksanannya tidak sesuai dengan makna yang sesungguhnya. “Ferry-Usman seharusnya menjalankan motto itu dengan baik seperti yang pernah dijalankan oleh pendahulunya dan keturunannya,” ingatnya.
Seiring perkembangan zaman, ujarnya, motto itu sudah berubah dan dijalankan tidak sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya. Dimintanya kepada siapapun yang menjabat sebagai pemimpin di Kabupaten Bima untuk periode berikutnya agar tidak menggunakan kembali motto itu. Harus diganti dengan motto yang sesuai dengan perkembangan saat ini.
“Jangan pake motto itu lagi, cari motto lain yang sesuai dengan situasi sekarang, seperti pendidikan, hukum dan lainnya,” sarannya.
Dia mengaku mendukung siapapun Bupati Bima terpilih nantinya. Dia berharap agar seluruh Calon Bupati dan Wakil Bupati Bima harus memiliki nilai moral agama yang tinggi. Hal itu mengingat keadaan masyarakat yang saat ini sudah jauh dengan agama.
Citra Bima yang terkenal dengan Islamnya harus dikembalikan. Masyarakat yang rukun dan damai perlu diperjuangkan, sehingga tercipta kehidupan yang harmonis tanpa ada perkelahian yang berujung peperangan. Mengingat Bima telah dikenal dimana-mana dengan watak dan tabiatnya yang keras. “Saya kira pemimpin yang bisa berjalan dengan rakyat dengan tidak memandang status pasti akan dicintai rakyatnya,” ucapnya. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar