Senin, 14 Desember 2009

Aksi Persoalkan Dana Rp2,5 Miliar, Ricuh


Bima, Bimeks.-
Aksi ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima di DPRD Kabupaten Bima, Senin (14/12) siang, berakhir ricuh. Mereka menjebol pagar, merusak pintu gerbang, dan memecahkan kaca ruang sidang Dewan. Aparat keamanan tidak bisa berbuat banyak melihat aksi mahasiswa yang kian anarkis.
Awalnya, mahasiswa berorasi di depan pintu gerbang DPRD. Mereka menyoal dana Rp2,5 miliar untuk pembangunan perguruan tinggi negeri (PTN). Mereka menggugat mengapa dana itu harus dialokasikan pada PTS dimana keluarga Bupati menjadi pengurus yayasan tersebut.
Mereka menganggapnya sebagai bentuk penyimpangan dan mendesak wakil rakyat untuk mengusutnya. Mahasiswa juga meminta agar wakil rakyat menggunakan hak interpelasi atas penggunaan dana tersebut.
Massa yang telah berorasi, tidak juga ditemui oleh anggota Dewan. Mereka pun kesal, karena seolah aspirasi mereka tidak didengarkan. Aparat Kepolisian pun mencoba untuk memediasi dan Dewan meminta perwakilan, namun ditolak.
Mahasiswa meminta agar Dewan yang menemui mereka dan berdialog. Hanya saja, aparat Kepolisian yang sempat memediasi, menyampaikan anggota Dewan masih rapat. Karena terus menunggu, mereka pun berusaha menerobos barikade polisi.
Aksi saling dorong pun tidak terelakkan. Namun, aparat bertahan, hingga situasi kian memanas. Bahkan, aparat pun sempat ‘dihujani’ batu. Tidak seperti aksi sebelumnya, kali ini aparat tidak berusaha represif.
Lantaran tidak bisa menembus barisan polisi, mahasiswa memasang strategi. Mahasiswi dihadapkan dengan aparat, hingga terjadi aksi saling dorong. Sementara yang laki-laki merubuhkan pagar, hingga berhasil merangsek masuk.
Pagar rubuh, massa pun mengincar pintu gerbang dan rubuh juga. Mereka pun menyerbu masuk ke halaman kantor Dewan. Saat itu, barulah wakil rakyat menemui mereka dan berdialog. Namun, mahasiswa tidak puas dengan jawaban Dewan, karena beralasan baru menjabat dan persoalan itu warisan DPRD lama.
Akibatnya, mahasiswa kembali berulah dengan menghancurkan kaca DPRD Kabupaten Bima. Aparat Sat Pol PP yang ikut mengamankan situasi, tidak bisa berbuat banyak. Usai merusak, mahasiswa pun kembali ke kampusnya dan sempat ke kantor Pemkab Bima.
Pada bagian lain, Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Senin (14/12), kembali mendatangi kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Mereka menuntut H Ferry Zulkarnain, ST mundur dari jabatannya sebagai Bupati Bima, karena dianggap gagal menciptakan iklim pemerintahan yang kondusif yang berpihak kepada rakyat.
Massa berjalan kaki dari arah timur Polresta Bima menuju kantor Pemkab Bima sambil berorasi. Setibanya di pintu masuk bagian timur kantor Pemkab Bima, massa berorasi secara bergantian. Sesaat kemudian, mereka merangsek masuk hingga ke dalam halaman kantor Pemkab Bima tanpa penjagaan berarti dari aparat Kepolisian.
Ketua HMI Cabang Bima, Abdul Kadir, dalam orasinya meminta pertanggungjawaban Bupati Bima atas tindakan represif aparat terhadap kader HMI saat aksi Hari Antikorupsi pada 9 Desember lalu.
Kadir menyorot, sejumlah kasus asusila seperti yang terjadi pada beberapa pegawai dan guru. Selain itu, menyentil anggaran PTN Rp2,5 miliar yang sebelumnya telah dilaporkan kepada Polresta Bima.
Sementara itu, Gabungan Rakyat Jelata Kabupaten Bima, menyorot jalannya pemerintahan karena proyek pembangunan lebih banyak dikuasai keluarga pejabat tertentu dan konco-konconya. (BE.16/K07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar