Kamis, 10 Desember 2009

Krisis Mitan, Warga Mengeluh

Kota Bima, Bimeks.-
Sejumlah warga hampir pada sejumlah kelurahan di Kota Bima, seperti Rabadompu, Rababangodu, Penanae dan Lewirato mengeluhkan kelangkaan minyak tanah (Mitan) sejak sepekan terakhir ini. Akibatnya, sebagian warga mengaku terpaksa menggunakan kayu bakar.
Warga Rabadompu, Ani mengaku, meski sempat beberapa berkeliling mencari, hampir pada seluruh pangkalan, Mitan kosong sejak sepekan terakhir ini. Akibatnya, terpaksa mengurangi kegiatan memasak dan beralih menggunakan kayu bakar. “Sudah coba cari ke Rabangodu dan keliling Rabadompu, hampir semua tempat minyak tanah kosong,” ujar Ani di Rabadompu, Kamis (10/12).
Diakuinya, sejumlah warga lainya juga mengaku terpaksa menggunakan kayu bakar untuk memastikan bisa memasak. Pasalnya, meski sudah cukup lama langka, krisis Mitan belum teratasi. “Paling kalau masak, mana yang peting-penting saja, sesekali kami terpaksa membeli nasi,” ujar Maemunah, warga lainnya.
Maemunah mendesak pemerintah segera menaruh perhatian terhadap kondisi masyarakat itu dan memastikan tidak ada spekulan yang bermain dibalik krisis Mitan di Kota Bima. Apalagi, saat ini Mitan kerap dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. “Omong kosong saja kalau ada yang jual sesuai HET, rata-rata minyak tanah dijual minimal tiga ribu dan ada yang diatas itu,” ujarnya.
Pengecer Mitan Kasimpa Jaya di pasar Penaraga, Yusliarti mengaku, sejak dua pekan terakhir ini tidak mampu melayani pembeli menyusul krisis itu. Padahal, hampir setiap hari warga yang mencari meningkat.”Hampir tiap hari jirigen pembeli puluhan hingga ratusan, tapi sampai sekarang minyak tanah belum ada yang di-drop agen,” ujarnya.
Diakuinya, untuk mendapat Mitan, hampir setiap hari warga rela bolak-balik ke pangkalan. Namun, tak kunjung dipenuhi. Padahal sesuai jadwal pangkalannya mendapat jatah Mitan dua drum/minggu, namun kini hanya satu drum menyusul krisis minyak itu. “Itu pun sampai sekarang belum masuk juga,” katanya.
Kendati krisis, Yusliarti mengaku tetap menjual Mitan seharga Rp3 ribu/liter. Hal yang sama juga hampir diterapkan pangkalan lainnya di Kota Bima. “Kalau penjelasan distributor, katanya hanya di Bima saja minyak tanah yang kurang. Jatah lainnya normal seperti biasa. Kami juga tidak mengerti dengan sebabnya,” katanya.
Hingga kemarin, hampir sebagian besar warga Kota Bima mengaku kesulitan mendapat Mitan. Mereka menduga Mitan sengaja ditimbun oleh sejumlah spekulan. Pasalnya pada sejumlah daerah lain jumlah Mitan tetap normal seperti biasa. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar