Minggu, 20 Desember 2009

Jika Konflik Meluas, Investor bisa Lari

Bima, Bimeks.-
Kericuhan dan konflik yang terjadi di daerah Bima dalam beberapa waktu terakhir ini bisa berpengaruh terhadap iklim usaha. Dikuatirkan akan menghambat kehadiran investor di Bima. Apalagi, kejadian itu terus ditayangkan oleh media elektronik, akibatnya orang luar beranggapan Bima tidak aman untuk berinvestasi.
Kekuatiran itu disampaikan mantan Anggota Badan Pengawas Perbankkan Nasional (BPPN) Pusat, H Achmad H Abbas, kepada wartawan di Kecamatan Woha, Minggu (20/12).
Kesan orang terhadap daerah Bima, kata Achmad, selalu diwarnai kekerasan. Termasuk perang antardesa yang terjadi beberapa waktu lalu. “Setiap kali orang di Jakarta bertanya kepada saya tentang kondisi yang ribut terus di Bima, maka saya berusaha untuk menjelaskan dengan baik,” katanya.
Selain itu, dia juga menjelaskan jika itu hanya persoalan komunikasi antara pendemo dengan pemerintah. Penjelasan seperti itu agar orang luar Bima tidak berfikir daerah ini tidak aman. Sebenarnya, menurutnya, pemerintah tinggal melihat apakah tuntutan mahasiswa itu benar atau ada kekeliruan pemahaman, sehingga perlu dijelaskan.
Katanya, jika investor takut berinvestasi di Bima lantaran menyaksikan tayangan televisi terus ada keributan, maka ini akan merugikan daerah. Untuk itu perlu ada introspeksi dari semua pihak. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar