Minggu, 20 Desember 2009

Mendesak! Sarana Air Bersih di Bajo Pulo

Bima, Bimeks.-
Saat ini, sekitar 2.000 penduduk Desa Bajo Pulo Kecamatan Sape Kabupaten Bima masih mengharapkan sarana air bersih. Hal itu diungkapkan Kepala Desa (Kades) Bajo Pulo, H Nurdin, SSos, Minggu (20/12) kepada wartawan.
Walaupun kondisi kehidupan masyarakat tampak biasa saja, katanya, akan tetapi secara nurani, sarana air bersih masih sangat menjadi persoalan besar. “Ini adalah persoalan yang sangat berat saya hadapi selama menjadi Kades,” ujarnya di Bajo Pulo.
Menurut Kades, hingga saat ini jika masyarakat ingin mengonsumsi air bersih harus membeli di depot air minum dengan harga Rp5.000/galon. Lain halnya dengan kebutuhan mandi, memasak, dan kebutuhan lainnya, warga rata-rata membutuhkan sekitar sepuluh jirigen air bersih. Harga satu jirigen Rp1.000.
Dikatakannya, dalam sebulan masyarakat Bajo Pulo harus mengeluarkan biaya Rp300.000 untuk air bersih, belum termasuk kebutuhan lain seperti konsumsi makanan, biaya transportasi anak ke sekolah dan biaya-biaya lain untuk penunjang hidup yang bisa mencapai Rp1 juta/bulan. Sumber penghasilan masyarakat hanya dari hasil tangkapan atau melaut dan itu pun musiman.
Dilaporkannya . pada tahun 2008 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bima pernah mengupayakan penyaluran air bersih melalui pipa dan hanya bertahan empat bulan. Selanjutnya hingga saat ini macet total, bahkan dilaporkannya pipa penyaluran air yang dibeli dari Jerman dicuri. Tahun 2004, Pemkab Bima juga berupaya membenahi pipa penyaluran air bersih dan hasilnya sia-sia saja, bahkan proyek itu macet di tengah jalan.
Katanya, pada Mei tahun 2007, pemerintah juga telah berupaya mengebor, akan tetapi hasilnya nihil. Diakuinya, semenjak dilantik menjadi Kades Bajo Pulo hingga saat ini sudah menjabat selama dua tahun persoalan itu sudah sering dilaporkannya pada Pemkab Bimauntuk dicarikan solusi. “Akan tetapi usulan tinggal usulan, apa yang diharapkan tak kunjung datang,” katanya.
Selain sarana air bersih, Bajo Pulo juga membutuhkan sarana pendidikan yang layak dan pendidikan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di desa itu hanya memiliki Sekolah Dasar (SD). Siswa harus mengeluarkan biaya Rp2.000/hari hanya untuk transportasi saja, belum yang lainnya.
Persoalan ini akan dilaporkannya kepada Bupati Bima, H Fery Zulkarnain, ST, pembenahan. Dia berharap pemerintah tidak memandang sebelah mata Bajo Pulo, sebab Undang-Undang (UU) sudah mengatur. “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan penghidupan yang layak,” ingatnya.
Sudirman, warga setempat mengaku, sejak Bajo Pulo berdiri dan didiami, pemerintah tidak pernah memberdayakan masyarakat Bajo Pulo.
Mengenai suksesi kepemimpinan tahun 20100, dia meminta agar para pemimpin jangan menginjak wilayah itu dengan janji kosong dan tidak menjual rakyat untuk kepentingan pribadi. “Saya sangat berharap ada pemimpin yang mau melihat nasib rakyatnya,” harapnya. (K02)

1 komentar:

  1. maaf mau tanya, apakah penulis memiliki grafik data bahwa daerah ini mengalami defisit air bersih ?

    BalasHapus