Kamis, 10 Desember 2009

Aksi HMI Nyaris Ricuh

Kota Bima, Bimeks.-
Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, kembali berujuk rasa, Kamis (10/12). Kali ini, mereka mengecam tindakan represif aparat saat aksi Hari Antikorupsi se-Dunia di depan Kejaksaan Negeri (Kejari) Raba Bima, 9 Desember lalu.
Kericuhan nyaris saja terjadi, ketika massa HMI memblokir jalan di perempatan depan kantor Pemkab Bima. Kericuhan itu antara mahasiswa, aparat dan pengguna kendaraan. Massa HMI memblokir jalan lebih dari tiga jam.
Mereka juga membakar ban bekas dan menggelar aksi teaterikal, penyiksaan warga sipil oleh aparat. Aksi yang terjadi belakangan ini selalu berujung dengan tindakan represif aparat.
Dalam pernyataan sikapnya, Ketua HMI Cabang Bima, Abdul Kadir, meminta Kapolresta Bima menindak anggotanya yang menganiaya kader HMI. Selain itu, meminta kepada Komnas HAM dan Kompolnas menyelidiki insiden 9 Desember atas kasus penganiayaan. “Mendesak Kapolri untuk menindak aparat Kepolisian yang melakukan tindakan di luar prosedur pengamanan aksi demonstrasi dan mencopot Kapolresta Bima,” ujarnya dalam pernyataan sikap.
Selain itu, mereka juga menilai saat insiden ada dugaan oknum Kejaksaan yang memprovokasi. Saat itu merampas megaphone mahasiswa, hingga memicu bentrokan antara mahasiswa dan aparat. Mendesak DPRD Kota Bima untuk mengusut kasus tersebut dan mereka memberi diktum 3x24 jam.
Saat aksi digelar, dua mahasiswa yang mengikuti aksi pingsan, karena terik matahari. Selain itu, seorang mahasiswa nyaris disambar api saat menyalakan ban bekas dengan bensin.
Tindakan represif aparat itu juga disesalkan oleh Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Tasrif via handphone (HP), Kamis kemarin. Dikatakannya, insiden yang menciderai kader HMI Cabang Bima telah dilaporkan ke Kapolri. “Tindakan itu langsung kami laporkan ke Kapolri sendiri,” katanya. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar