Kamis, 10 Desember 2009

Empat Pasien Gizi Buruk Dirawat

Kota Bima, Bimeks.-
Ibarat putaran jarum jam, kasus pasien Gizi Buruk (GB) belum juga terhenti. Untuk kesekian kalinya, Kamis (10/12) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima kembali empat pasien GB dari wilayah Kabupaten dan Kota Bima.
Dua bayi, kakak beradik, Rizky (3 tahun) dan Muhammad (1,4 tahun) asal Desa Nggembe Kecamatan Bolo, Farida (2 tahun) asal Dumu Kecamatan Langgudu. Satu pasien lainnya, Gunawan (5 bulan) asal Rabadompu Timur Kota Bima.
Hampir sama dengan kondisi pasien GB yang pernah dirawat sebelumnya, keempat bayi tersebut tampak memprihatinkan. Bagian perut membusung dan didominasi tulang, muka tirus. Kondisi yang sama juga terlihat pada kaki dan tangan yang hanya dibalut sebagian kecil daging.
Benyamin (37 tahun), bapak kandung Rizky dan Muhammad, menuturkan, kedua bayinya itu dirawat sejak tujuh hari lalu. Sebelumnya, keduanya dirawat intensif di Puskesmas Bolo. Beberapa bulan setelah dilahirkan, kondisi kedua putranya itu terus menurun, hal itu diperparah faktor kesulitan ekonomi yang membelit keluarganya karena hanya mengandalkan pertaniab yang bergantung pada musim.
“Memang dari kecil sering sakit-sakitan, tapi baru-baru ini tambah parah. Kata Dokter di Puskemas menderita Gizi Buruk makanya di bawa ke RSUD,” ujar Bunyamin di RSUD Bima, Kamis (10/12).
Bunyamin mengaku, meski sudah lama masuk kategori warga miskin dan diketahui aparatur di desanya, tidak pernah mendapat bantuan beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Bantuan hanya diperoleha saat kedua putranya dirawat di RSUD Bima. Itu pun hanya berupa mi, biskuit, dan uang penunggu yang diantar petugas dari Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima. “Tapi syukur-syukurlah, masih bisa hidup,” ujar Bunyamin ditemani istrinya, Syafrani.
Belo, orang tua pasien GB lainnya, Farida mengaku, putrinya sudah dirawat 10 hari di RSUD Bima. Sebelumnya, dirawat di Puskesmas Langgudu. Selain GB, juga menderita penyakit kulit. “Hampir setiap hari menangis, sakit panas makanya terpaksa bawa ke sini,” ujar Belo.
Hampir sama dengan kondisi orang tua GB lainnya, Belo mengaku tidak mampu menopang kehidupan keluarganya karena hanya mengandalkan pekerjaan sebagai petani yang bergantung pada musim. Meski demikian,. bersyukur karena dibantu. “Alhamdulillah ada uang yang dikasi petugas Dikes 30 ribu hampir setiap hari,” katanya.
Sementara Nurma (42), orang tua pasien GB, Gunawan (5 bulan) asal Rabadompu Timur, mengaku, sudah dua hari putranya dirawat di RSUD Bima. Berdasarkan hasil pemeriksaan di Puskesmas Penanae, bayi itu divonis menderita GB. “Awalnya di bawa ke Puskemasmas Penanae, katanya dokter di sana gizi buruk baru dirujuk ke sini,” ujanya.
Nurma juga mengaku tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi putranya karena terbelit persoalan ekonomi. Suaminya hanya bisa mengandalkan pekerjaan sebagai petani.
Kepala Ruangan Anak RSUD Bima, Sri Eniwati, AMk, menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan medis setempat, ketiga bayi asal Kabupaten Bima itu dipastikan menderita GB fase klinis atau disertai penyakit penyerta. “Fasenya Marasmus dilihat dari ciri fisiknya,” ujar Eniwati.
Berdasarkan hasil timbangan rumah sakit setempat, bayi Muhammad memiliki bobot 5,6 kilogram, sementara kakak kandung Rizky (3 tahun) 8,1 kg. bayi Farida 5,8 kg. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar