Minggu, 20 Desember 2009

Ongkos Pelni Melonjak, Pengusaha Bawang Protes

Kota Bima, Bimeks.-
      Sejumlah penumpang dan pengguna jasa pengiriman barang melalui Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) mengeluh. Mereka mengaku dibebani biaya tiket dan ongkos pengiriman barang yang tiba-tiba melonjak.
     H Usman, pengusaha bawang asal Kecamatan Sape Kabupaten Bima mengaku, tiba-tiba dibebani biaya tinggi oleh perusahaan negara itu untuk paket pengiriman barang komoditi dagangannya itu. “Terus terang kami sangat dibebani, kok naiknya secara tiba-tiba. Kami pengusaha yang berusaha bangkit seperti ini kan akan menjadi kerdil,” ujar Usman di Sape, beberapa waktu lalu.
       Dia mengaku untuk mengirim bawang sebanyak 10 ton tujuan Makasar dibebani biaya hingga Rp20 juta. Padahal, sebelumnya, hanya mencapai jutaan. Itu belum termasuk jasa buruh dan uang yang harus dikeluarkan jika barang sudah masuk dalam kapal Pelni. “Jika pun ada kenaikan tarif semestinya diinformasikan jauh sebelumnya, jangan tiba-tiba melonjak. Ini sama saja kami dicekik rasanya,” keluhnya.
Tidak hanya untuk jasa pengiriman barang, sejumlah calon penumpang lain mengaku kaget. Untuk kategori anak-anak dibebani  biaya hingga ratusan ribu rupiah, padahal sebelumnya hanya Rp20 ribu. “Sangat berat rasanya, kami rasa bukan kami saja yang akan mengeluh seperti ini. Masyarakat lain yang menggunakan jasa itu juga pun akan mengeluh,” ujar Ita, warga Sape lainnya.
    Sementara itu, Plh Pelni Cabang Bima, Slamet Sadriano, membantah kenaikan tariff jasa kapal milik negara itu. Menurutnya, tarif Pelni masih normal seperti biasa. “Kami kaget, tidak ada kenaikan, tidak sampai puluhan jutalah kalau tujuannya Makassar untuk bawang 10 ton,” ujar Slamet di kantor setempat, Sabtu (19/12).
Dikatakannya, sesuai ketetapan, tarif dasar pengiriman barang tujuan Makasar Rp198 ribu/ton. Namun, belum termasuk jasa buruh dan tarif Pelindo. Sementara tarif dasar penumpang dewasa Rp152 ribu, tarif anak kategori 0-2 tahun 75 persen dari tarif itu, bayi 5 persen. “Tarif itu bergantung jauh dekatnya, tujuannya ke mana,” katanya.     Slamet mengaku, tidak mengetahui aksi sejumlah oknum yang menarik tarif di luar ketentuan Pelni itu. Namun, disarankannya calon penumpang atau pengguna jasa pengiriman  membeli tiket langsung di loket yang disiapkan Pelni, agar tidak terjebak aksi calo atau oknum lain. “Masyarakat juga jangan membeli tiket sama orang lain,” ingatnya. (BE.17)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar