Senin, 21 Desember 2009

Dua Tahun Insentif Guru TPQ Nihil

Kota Bima, Bimeks.-
Sekitar 1.000 guru ngaji di Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Kota Bima belum mendapatkan insentif dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bima selama dua tahun terakhir ini. Hal itu diakui guru ngaji, Muhidin, asal Kelurahan Matakando Kecamatan Raba Kota Bima, Senin (21/12).
Diakuinya, sebelum dua tahun terakhir ini, seluruh guru ngaji TPQ selalu mendapat insentif setiap triwulan atau semester, hal itu dianggap memang tidak wajar. Akan tetapi, itulah bentuk penghargaan Pemkot Bima terhadap guru ngaji.
Dua tahun periode kepemimpinan Wali Kota Bima Nur A Latif -Qurais insentif itu sudah tidak didapat lagi. “Apakah program untuk pemberdayaan kami sudah dilupakan dengan mementingkan program pembangunan lain? Ingat Quran diatas segala-galanya, termasuk sebuah jabatan,” ingatnya.
Berkaitan dengan profesi guru ngaji yang memang diluar dari administrasi pemerintahan, diakuinya, memang benar dan tidak ada dalam draf Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk insentif itu. Akan tetapi, kalau dilihat dari sisi sosial-agama, guru ngaji sangat mulia dan lebih berat tanggungjawabnya. Selain untuk mahir baca Quran, juga membina generasi yang nanti tidak makan uang rakyat atau korupsi. Oleh karena itu, dia memang tidak terlalu berharap terhadap hal itu.
Selain itu, dia membandingkan antara perlombaan pacuan kuda dan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang memiliki pos anggaran yang berbeda. Dinilainya bahwa pos anggaran MTQ tidak seberapa dibandingkan pacuan kuda yang mencapai ratusan juta.
Hal yang sama dikeluhkan Jamiun. Diakuinya, selain guru ngaji dua tahun lalu, Pemkot Bima juga memberdayakan para pengurus masjid mulai dari imam masjid hingga petugas kebersihan masjid. Tetapi, kini semuanya sudah tidak ada lagi.
Jamiun mengusulkan agar eksekutif dan legislatif dapat mengakomodir seluruh guru TPQ untuk mendapatkan insentif dan dimasukan dalam rancangan APBD. “Biar kami juga diberdayakan,” katanya.
Saat ini, dia berharap agar ada orang yang dermawan untuk mengusulkan persoalan itu pada Pemkot Bima. Tidak hanya itu, akhir-akhir ini bantuan untuk TPQ juga sudah tidak ada.
Bahkan, dulu selalu diundang untuk mengikuti pendidikan dan latihan (Diklat) guru ngaji. Dia berharap agar Wali Kota Bima mau melihat nasib seluruh guru ngaji. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar