Minggu, 20 Desember 2009

Aksi Premanisme Kembali Dikecam

Bima, Bimeks.-
Aksi bentrok mahasiswa STKIP Bima yang diduga melibatkan sekelompok orang tak dikenal beberapa waktu lalu, kembali dikecam. Sabtu (19/12) ratusan mahasiswa STKIP Taman Siswa kembali mengecam tindakan tersebut.
Akibat aksi di depan kampus, arus lalu lintas macet sekitar satu jam. Bahkan, sekitar 10 menit mahasiswa memblokir jalan, sehingga lalu lintas lumpuh total.
Mereka juga menyandera satu unit truk berbadan besar. Kericuhan sempat terjadi, ketika aparat meminta mahasiswa membuka jalan yang diblokir.
Secara bergantian, mahasiswa berorasi mengecam tindakan represif yang melibatkan preman. Dalam pernyataan sikapnya, massa meminta Bupati Bima dan DPRD Kabupaten Bima bertanggungjawab atas insiden yang melibatkan orang luar.
Mahasiswa menilai, perlibatan orang luar untuk menciderai mahasiswa bertentangan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 9 Tahun 2008 tentang kebebasan menyampaikan pendapat. Mereka juga mendesak Bupati bertanggungjawab atas alokasi dana APBD Rp2,5 miliar untuk pendidikan tinggi. Apalagi, ada indikasi untuk salah satu perguruan tinggi swasta (PTS).
Saat jalan diblokir, diantara mahasiswa ada yang ingin menutupnya lebih lama. Namun, sebagian membukanya. Perselisihan pendapat itu lantaran sebagian tidak mengindahkan himbauan koordinator aksi.
Selain mahasiswa STKIP Taman Siswa, bergabung juga Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND). Massa LMND melanjutkan aksinya di perempatan Talabiu.
Pantauan Bimeks, saat aksi berlangsung, aparat terpaksa menerapkan buka tutup jalan, agar arus lalu lintas bisa jalan. Meski demikian kemacetan tidak bisa terelakkan, apalagi mahasiswa memblokir total badan jalan. (BE.16)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar