Senin, 21 Desember 2009

Warga Mande Diresahkan Miras

Kota Bima, Bimeks.-
Warga Kelurahan Mande Kecamatan Mpunda Kota Bima, resah dengan ulah sejumlah pemuda yang terlihat menenggak minuman keras (Miras) di pinggir jalan dekat salah satu kampus di wilayah itu. Apalagi, dengan terbuka memegang botol Miras dan menenggaknya bersama-sama sekitar pukul 10.20 Wita.
Pantauan Bimeks, dekat pintu gerbang Mande, terlihat sejumlah pemuda berkumpul. Diantara mereka ada yang enteng memegang motol Miras, seolah tidak terusik dengan warga yang melintas di jalan itu.
Seorang warga yang enggan disebut namanya, mengaku pemandangan itu sungguh tidak sedap dipandang. Apalagi, secara terbuka menenggak Miras. “Ini apa pertanda lemahnya aparatur penegak hukum di Kota Bima. Padahal, banyak polisi yang lihat mereka minum, tapi tidak ditegur,” kata sumber itu di Mande, Senin.
Kata sumber itu, mendekati tahun baru, kemungkinan peredaran Miras di daerah Bima kian luas. Bisa saja barang-barang haram itu telah berada di Bima dan siap dijual menjelang tahun baru 2010 nanti. “Ini perlu diantisipasi aparat dengan segera. Apalagi banyak keributan terjadi, karena dipicu minuman keras,” ujarnya.
Sebelumnya di sekitar Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Minggu (20/12) sebuah kecelakaan lalu lintas terjadi. Kecelakaan itu diduga karena pengendaranya dalam kondisi mabuk, sehingga menabrak pohon.
Sumber lainnya mengaku aksi seperti itu hal yang biasa di lingkungan itu, tokoh masyarakat (Toma) dan tokoh agama (Toga) sudah tidak mampu lagi menahan perilaku kawula muda. Dilaporkannya, pesta Miras itu juga diikuti oleh pemuda dari kelurahan lainnya.
Katanya, lokasi kejadian itu merupakan arus lalulintas padat dan dilewati siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan kalangan mahasiswa. Akibat ulah para pemuda itu, masyarakat setempat kuatir terutama bagi perkembangan jiwa anak-anak.
Dijelaskannya, pencitraan lingkungan akan rusak dan menyebar sampai ke daerah pelosok karena hampir seluruh mahasiswa lalu lalang melihat aksi itu. Apalagi, hampir 80 persen mahasiswa dari wilayah Kabupaten Bima.
“Jadi secara tidak langsung apa yang dilihat oleh mahasiswa pasti akan diceritakan kepada masyarakat tempat mereka berasal,” kata sumber.
Selain itu, katanya, akan berdampak pada pencitraan nama kampus di sekitar lokasi. karena itu dia berharap pemerintah dan aparat bertindak cepat agar kejadian yang sama tak terulang lagi pada masa mendatang. (BE.16/K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar