Senin, 07 Desember 2009
Pecatur Muda Protes Seleksi Atlet
Bima, Bimeks.-
Beberapa pecatur muda menyorot kepengurusan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Bima. Organisasi olah pikir itu diakui tidak pernah menyeleksi pecatur yang akan menjadi duta Kabupaten Bima pada Pekan Olah Raga Provinsi NTB (PORPROV) yang setiap tahun digelar.
Master Percasi (MP) Mulyadin menilai, Percasi terkesan tidak berbuat apa-apa, sehingga tidak pernah menggelar seleksi. Hanya mengandalkan beberapa pecatur yang itu-itu saja dan mereka kebanyakan tinggal di Kota Bima. “Inikan sama artinya dengan melecehkan pecatur di kecamatan yang perlu mendapatkan sentuhan pembinaan, seperti di Kota Bima dan kabupaten lain di NTB,” ujar Mulyadin saat menyaksikan seleksi pecatur Kota Bima di Sekretariat PGRI Kota Bima, Senin (7/12).
Seperti daerah lain, kata warga Kecamatan Monta ini, setiap ada kejuaraan kerap menyeleksi pemain yang akan disertakan, sehingga suasana kompetisi dan kesiapan pecatur teruji. Mereka tidak pernah asal mencomot saja pemain.
Dia mencontohkan, belum lama ini beberapa pecatur yang akan mengikuti Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) PGRI Provinis NTB diseleksi dan dirinya lolos menjadi duta Kabupaten Bima. “Alhamdulillah kita meraih juara pertama, tetapi pada PORPROV kita tidak pernah dipakai, padahal kemungkinan kualitas permainan hampir sama. Apakah ini sebuah pertanda mereka takut bersaing dan takut tidak disertakan?” katanya.
Mulyadin berharap, agar pengurus Percasi Kabupaten Bima tidak hanya mengandalkan pecatur tua, tetapi juga menyertakan pecatur muda dan berbakat. Hingga kemarin, pengurus Percasi Kabupaten Bima belum berhasil dihubungi berkaitan dengan sorotan pecatur muda itu. (BE.13)
Beberapa pecatur muda menyorot kepengurusan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kabupaten Bima. Organisasi olah pikir itu diakui tidak pernah menyeleksi pecatur yang akan menjadi duta Kabupaten Bima pada Pekan Olah Raga Provinsi NTB (PORPROV) yang setiap tahun digelar.
Master Percasi (MP) Mulyadin menilai, Percasi terkesan tidak berbuat apa-apa, sehingga tidak pernah menggelar seleksi. Hanya mengandalkan beberapa pecatur yang itu-itu saja dan mereka kebanyakan tinggal di Kota Bima. “Inikan sama artinya dengan melecehkan pecatur di kecamatan yang perlu mendapatkan sentuhan pembinaan, seperti di Kota Bima dan kabupaten lain di NTB,” ujar Mulyadin saat menyaksikan seleksi pecatur Kota Bima di Sekretariat PGRI Kota Bima, Senin (7/12).
Seperti daerah lain, kata warga Kecamatan Monta ini, setiap ada kejuaraan kerap menyeleksi pemain yang akan disertakan, sehingga suasana kompetisi dan kesiapan pecatur teruji. Mereka tidak pernah asal mencomot saja pemain.
Dia mencontohkan, belum lama ini beberapa pecatur yang akan mengikuti Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) PGRI Provinis NTB diseleksi dan dirinya lolos menjadi duta Kabupaten Bima. “Alhamdulillah kita meraih juara pertama, tetapi pada PORPROV kita tidak pernah dipakai, padahal kemungkinan kualitas permainan hampir sama. Apakah ini sebuah pertanda mereka takut bersaing dan takut tidak disertakan?” katanya.
Mulyadin berharap, agar pengurus Percasi Kabupaten Bima tidak hanya mengandalkan pecatur tua, tetapi juga menyertakan pecatur muda dan berbakat. Hingga kemarin, pengurus Percasi Kabupaten Bima belum berhasil dihubungi berkaitan dengan sorotan pecatur muda itu. (BE.13)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar