Selasa, 01 Desember 2009

Korban Lakalantas Dimakamkan

Bima, Bimeks.-
Bripka Nasaruddin (35 tahun), anggota Polres Kabupaten Bima, salah satu korban yang meninggal akibat kecelakaan lalulintas (Lakalantas) di Wadu Panta Desa Kambilo Kecamatan Wawo, Senin (30/11) sekitar pukul 16.30 Wita, telah dimakamkan oleh keluarganya di pemakaman umum Desa Pesa, Selasa (1/12) sekitar pukul 13.00 Wita.
Satu korban lain, Hendrianto (48 tahun) warga Pengot Baru (Jawa Timur), pengecer kayu sonokeling dan tinggal sementara di Desa Raba Wawo, Senin malam, dijemput rekannya di Puskesmas Wawo untuk di teruskan ke RSUD menunggu proses lebih lanjut.
Sementara supir mobil Jazz, Syamsurrizal, yang mengamankan diri di Polsek Wawo, juga sudah diamankan di sel tahanan Sat Lantas Polresta Bima. Namun, dia sempat mengaku kepada anggota Polsek yang berjaga malam itu, bahwa dirinya sempat mengantuk saat peristiwa naas itu terjadi. Hanya saja Polsek Wawo, IPTU Ahmad, mengatakan supir lalu, sehingga terjadi kecelakaan.
Suasana duka menyelimuti ratusan warga yang mengantarkan jasad Bripka Nasaruddin menuju tempat peristirahatan terakhir. Wakil Polres Kabupaten Bima, Kompol Djumarlan dan puluhan rekan korban dari Polres Bima juga ikut menyalatkan dan mengantar jenazah.
Sebelum dikebumikan jasad korban diawali dengan upacara pemakaman secara dinas kepolisian. Istri korban, Vivi Ernawati yang didampingi ketiga buah hatinya, Rangga (11 tahun), M Randi (4 tahun), dan Atun (2 tahun) tak kuasa menahan deraian air mata. Meski dengan berat hati mereka dengan ikhlas melepaskan kepergian almarhum.
Kakak ipar korban, Hadijah, sesekali mengingatkan adiknya agar tidak larut dalam kesedihan. Ketiga anak yang ditinggalkan almahum membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih setelah mereka ditinggalkan bapaknya.
Dia mengaku, pagi hari sebelum korban meninggal, sempat mendatanginya di pintu gerbang SMPN 2 Kota Bima. Saat itu, firasatnya seakan-akan korban ingin berpamitan hendak pergi jauh, tak banyak bicara seperti biasa. “Saya sempat bertanya apakah sudah menggarap sawah, tetapi almarhum hanya mengangguk saja, kemudian pamit,” ujar guru SMPN 2 Kota Bima ini di Wawo, Selasa (1/12).
Anehnya, kata dia, saat mengendarai sepeda motornya beberapa kali sempat menengok dan dirinya mengingatkan agar berhati-hati. Hal yang sama dilakukan sehari sebelumnya, korban datang ke rumah membawa makanan untuk ibu mertua yang sangat disayanginya.
Saat membuka jaket, korban mengenakan pakaian lengan pendek dan terlihat gagah. Beberapa kali dirinya memuji almarhum yang mengenakan pakaian itu. Tak ada firasat apa-apa mengenai kematian almarhum.
“Kecuali sehari sebelumnya, anak saya yang kuliah di Jawa menelepon mengenai mimpi giginya yang jatuh dan mengingatkannya agar berhati-hati,” katanya. (BE.13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar