Selasa, 01 Desember 2009

Ahmad: Pemeriksaan LJK di Tempat Terbuka saja

Kota Bima, Bimeks.-
Berbagai isu yang berkembang berkaitan dengan penjaringan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) yang bernuansa uang, mengundang reaksi dari berbagai pihak. Ahmad, SAg, misalnya sedih dan miris jika itu terjadi dalam dunia kerja di Kota Bima saat ini.
Pengajar di Ponpes Al-Husainy ini menilai, dunia kerja sekarang tidak hanya ladang untuk menambah ilmu dan bersaing secara sehat menggunakan otak dan kepintaran, tetapi sudah dijadikan ajang bermain dengan harta dan kekuasaan. “Saya ingatkan agar semuanya kembali ke jalan Allah,” ajaknya Senin (30/11) di Paruga Nae menanggapi maraknya isu praktik percaloan yang masih dibicarakan di tengah masyarakat.
Ahmad mengatakan hanya dengan ratusan juta rupiah, bahkan lebih dan sedikit lobi, apapun yang dinginkan semuanya terwujud. Inikah wajah dunia birokrasi Kota Bima sekarang? Kualitas apa yang diharapkan dari sumber daya manusia (SDM) yang mereka hasilkan?
Katanya, cukup lumrah bila SDM yang dihasilkan berani bersaing dengan uang daripada dengan otak, karena mereka tidak memiliki kemampuan akademis untuk bersaing secara sehat dengan kecerdasan yang dimiliki.
Namun, ironisnya orang-orang inilah nanti yang akan diakui dunia kerja, karena untuk masuk dunia kerja pun ternyata tidak jauh berbeda dengan masuk dunia pendidikan. “Yang dihargai dunia kerja ini adalah besaran uang dan siapa di belakang mereka, bukan kualitas SDM yang diterima sebagai staf atau karyawan pada instansi yang mereka pimpin,” sorotnya.
Diakuinya, sudah bukan rahasia umum dan tidak perlu ditutupi lagi, untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan terangan-terangan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab berani meminta uang dengan janji sanggup meloloskan sesuai dengan formasi yang diminta. Kisaran uangnya tidak main-main, dari puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Persaingan tidak berhenti sampai di situ. Katanya, dari besaran uang yang masuk akan dirangking lagi siapa yang paling besar jumlah rupiah yang disetorkan, dialah yang akan lolos. “Fantastis sekali bukan? Orang-orang yang mempunyai kecerdasan intelektual dan berani bersaing secara sehat, namun tidak mempunyai fulus dikalahkan oleh orang-orang pengecut yang hanya berani bersaing dengan menggunakan kekuatan uang,” katanya.
Bila orang-orang itu intelek, tentu mereka berani unjuk gigi dan membusungkan dada untuk menghadapi persaingan, tanpa takut dengan kekalahan dan kegagalan. Bila menang mereka ada kebanggaan, bila kalah mereka jadikan itu sebagai cambuk. Katanya, pada satu sisi masyarakat ingin membunuh korupsi, sisi lain cikal-bakal korupsi terus ditanamkan.
“Saya melihat sebagian besar embrio korupsi itu sudah ditanamkan sejak dini. Secara logika, seseorang tidak akan berani mengeluarkan uang dalam jumlah besar tanpa satu tujuan. Inikah yang diharapkan para pemimpin yang beriman?” ujarnya
Dia berharap ke depan pemerintah memeriksaLembar Jawaban Komputer (LJK) secara terbuka di depan umum. ”Saya kira lapangan Serasuba bisa dijadikan tempat untuk pemeriksaan LJK, agar semuanya jujur,” kritiknya. (K02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar